Sumber Ilustrasi: Gontor.ac.id |
KULIAHALISLAM.COM – Sejatinya Pancasila adalah hadiah umat Islam Indonesia pada bangsa Indonesia. Pancasila berserta urutan sila silanya adalah satu kesatuan disebut falsafah dasar negara yang merupakan cita-cita sekaligus pijakan ideologis, hasil rembug para bapak bangsa.
Implikasinya sila pertama adalah syarat agar sila kedua dapat dijalankan begitu seterusnya, tanpa keTuhanan tidak mungkin dapat memanusiakan manusia secara adil dan beradab, tanpa memanusiakan secara adil dan beradab tidak akan mungkin bisa bersatu, tanpa bersatu tidak mungkin ada kerakyatan (umat) yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, tanpa kepemimpinan dengan hikmat kebijakan tidak mungkin terwujud keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Secara otomatis jugalah Pancasila berarti merupakan roadmap atau “anak tangga” cita-cita luhur sebuah bangsa.
Saat ini ada framing mempertentangkan antara keIslaman dan pancasila, padahal Islam dan pancasila tidak dapat dipisahkan, pancasila justru dilahirkan oleh para founding father negeri ini yang sangat taat beragama (Islam), bahkan rukun Islam dan pancasila sangat erat hubungannya secara filsafat amalan.
Bila pengamalan rukun Islam diibaratkan, maka dapat kita sarikan fadilahnya pancasila secara umum. Misalnya Ketuhanan yang maha Esa adalah fadilah dilaksanakan syahadat, kita akan berkeTuhanan jika kita bersyahadat atau bersaksi bahwa Tuhan itu nyata adanya. Syahadat yang kedua khusus buat umat Islam.
Sementara kemanusiaan yang adil dan beradab adalah fadilahnya dilaksanakannya ibadah salat, bukannya salat mencegah perbuatan keji dan mungkar baik buat diri sendiri maupun orang lain.
Lalu kemudian persatuan Indonesia adalah fadilahnya dilaksanakan ibadah zakat, zakat, bukannya dengan amal zakat melatih kepekaan kita pada yang lemah, itu berarti kita merangkul yang lemah dan yang lemah membuka diri pada yang kuat (ekonomi), perpecahan sering timbul karena kecemburuan (materi).
Kemudian kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, kita dilatih untuk mengendalian diri pada hal yang merupakan hak kita (boleh) di siang hari. Maka ini adalah latihan kita dalam kepemimpinan bukan hanya menang-menangan, namun agar kita mengendalikan kekuasaan kita untuk tidak mengikuti hawa nafsu tapi dengan hikmah penuh kebijaksanaan
Dan yang terakhir adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah fadilah dilaksanakannya ibadah haji. Pada saat haji kita akan mengenal berbagai macam perbedaan maka kita akan mudah menghormati dengan tujuan yang sama, tujuan bangsa Indonesia adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Wallahu a’lam bissawwab
*) Koordinator Presidium KAHMI Depok/ Bendahara Umum DMI Depok