Ketika bel sekolah sudah berbunyi, banyak siswa mulai masuk ke kelas secara teratur setelah sebelumnya hanya bermain di halaman sekolah atau duduk di luar. Halaman sekolah yang dulunya penuh sekarang menjadi sepi.
Sementara itu, sejumlah guru mulai berjalan dari kantor ke kelasnya masing-masing. Guru-guru tampak bergegas agar peserta didiknya tidak terlalu lama menunggu, sementara yang lain tampak bersemangat untuk segera bertemu dan mengajar siswa mereka.
Tidak lama kemudian, di setiap kelas terdengar suara siswa yang serempak menjawab salam guru mereka. Namun, satu kelas tetap terdengar penuh. Banyak yang masih bermain kejar-kejaran dan bercanda dengan temannya di kelas. Setelah penyelidikan, ternyata mereka belum memulai kelas karena guru yang ditugaskan tidak hadir. Setelah ditanya, ternyata sang guru sering tiba terlambat.
Ini adalah contoh guru yang tidak memiliki disiplin. la telah melewatkan waktu pembelajaran dan menyingkirkan siswa yang seharusnya mendapat bimbingan belajar. Situasi kelas yang tidak teratur dan tidak terkontrol akan mengganggu pembelajaran.
Guru tidak akan menoleransi siswa yang tidak berdisiplin. Guru akan memberikan hukuman tanpa segan; namun, karena guru yang melakukan ketidakdisiplinan, siswa pun tidak berdaya.
Mereka hanya dapat berbicara tentang ketidakdisiplinan guru tersebut. Karena disiplin sejatinya terkait dengan aturan, seorang pendidik dapat dianggap sebagai pendidik yang mematuhi aturan sekolah.
Namun, guru yang tidak memiliki disiplin adalah mereka yang sering melanggar aturan. Oleh karena itu, sekolah sejatinya juga harus memperhatikan guru yang tidak disiplin. Pihak sekolah memberikan sanksi tegas jika diperlukan. Meskipun terlihat kecil, guru yang tidak memiliki disiplin, terutama dalam hal waktu, harus ditindak tegas sehingga mereka jera dan tidak melakukan kesalahan yang sama lagi.
Jika seorang guru melanggar aturan disiplin, dia tidak memiliki integritas di tempat kerjanya. Ada juga keraguan tentang kualitas kerjanya. Namun, kejujuran dan etika kerja yang baik adalah syarat utama bagi guru profesional. Jika guru benar-benar memahami tugasnya, tidak ada alasan untuk tidak disiplin saat bertugas.
Disiplin memiliki tujuan penting bagi guru profesional, karena merupakan salah satu cara untuk mendidik dan membentuk karakter pribadi guru yang ideal. Dengan demikian, sekolah yang memiliki struktur yang jelas bertujuan untuk mendisiplinkan guru dan siswa untuk mencapai tingkat tertinggi dalam prestasi belajar-mengajar.
Arti dan makna disiplin
Meskipun disiplin memiliki tujuan penting, ada beberapa konsep yang berbeda untuk diterapkan, seperti disiplin otoriter, disiplin permisif, dan disiplin demokratis. Setiap konsep memiliki efek unik bagi mereka yang menerapkannya.
Konsep disiplin otoriter mengacu pada disiplin yang memaksa orang-orang di lingkungannya untuk mengikuti aturan yang sudah ditetapkan. Orang yang melanggar atau mempertanyakan aturan akan diberi sanksi oleh pihak yang berwenang di lingkungan tersebut.
Oleh karena itu, gagasan ini memaksa mereka yang tinggal di lingkungan tersebut untuk tidak mempertanyakan atau menentang aturan yang telah ditetapkan. Sekolah memiliki wewenang untuk menetapkan aturan, sehingga mereka dapat memberikan sanksi kepada siapa pun yang melanggarnya.
Didisiplinkan secara permisif berarti membiarkan orang-orang di lingkungan tersebut bertindak sesuai keinginan mereka tanpa aturan yang mengikat. Sendiri, nilai dan standar dibuat sehingga keputusan dibuat berdasarkan mereka. Ini dapat menyebabkan perbedaan nilai antara individu. Dalam situasi seperti ini, standar universal cenderung dilanggar.
Di sisi lain, disiplin demokratis adalah usaha untuk mendisiplinkan diri sendiri dengan kesadaran diri atau tanpa paksaan dari luar, seperti disiplin otoriter. Ini cenderung mengutamakan kepentingan bersama atau tidak mendahulukan kepentingan pribadi di atas kepentingan orang lain, sehingga tidak membuat norma atau nilai-nilai sendiri, seperti disiplin permisif.
Dalam disiplin demokratis, nilai-nilai dan aturan dibuat untuk kepentingan umum, dan keputusan dibuat berdasarkan nilai-nilai universal kemanusiaan. Setiap orang di lingkungan disiplin demokratis memiliki hak untuk bertindak sesuai dengan pendapat mereka sendiri tentang nilai-nilai universal.
Di zaman sekarang ini, ide disiplin demokratis adalah yang terbaik untuk diterapkan di sekolah. Konsep ini berarti bahwa guru dan siswa tidak diharuskan untuk mematuhi aturan tanpa mengetahui tujuannya. Selain itu, mereka tidak diberi kebebasan sepenuhnya untuk bertindak sesuka hati mereka. Sebab, dalam demokrasi, kepentingan bersama harus lebih penting daripada kepentingan pribadi.
Sekolah, guru, peserta didik, dan orang tua seharusnya terlibat dalam diskusi tentang tata tertib yang demokratis. Mereka harus terbuka, adil, dan memahami maksud dan tujuan dari tata tertib yang akan dibuat. harapannya agar tidak hanya dianggap menguntungkan atau merugikan satu pihak.
Dengan demikian, aturan itu menunjukkan bahwa disiplin harus ditegakkan secara tegas tanpa pernah mempertimbangkan ras. Ini berarti bahwa sekolah tidak boleh membedakan siapa yang melanggar aturan, apakah itu siswa atau guru.
Jika sekolah menemukan bahwa seorang guru melanggar disiplin, guru tersebut harus segera diberi sanksi. Jika sekolah menemukan siswa yang tidak disiplin, tindakan serupa juga harus dilakukan.
Guru harus memberikan contoh yang baik bagi siswa, dalam hal ini sebagai teladan. Tidak masuk akal bagi pendidik untuk bertindak tidak disiplin saat melakukan pekerjaan mereka. Di kemudian hari, siswanya dapat meniru perspektif ini. Seorang guru di sekolah akan menjadi panutan yang baik bagi siswanya jika mereka menjunjung tinggi prinsip kedisiplinan, berprestasi tinggi, dan berbudi luhur.
Seorang profesional adalah mereka yang dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan disiplin. Oleh karena itu, tindakan tidak disiplin yang dilakukan oleh seorang guru akan menunjukkan bahwa ia tidak memiliki kompetensi profesional yang baik.
Sering bolos
Apa yang terjadi jika ada seorang guru yang suka bolos di tempat kerja? la bukannya menyibukkan diri dengan kegiatan pendidikan di sekolah, malah sibuk mengunjungi berbagai lokasi wisata atau sekadar berbelanja di supermarket dan pasar tradisional. Peserta didik akan menjadi yang paling dirugikan. Jadi, kelas dihentikan saat guru tidak ada.
Dengan guru yang sering bolos, bagaimana pendidikan di negara ini bisa maju? Dengan banyaknya guru yang tidak memiliki etika kerja, bagaimana Indonesia dapat keluar dari krisis? Pantas jika negara tetangga kita, seperti Malaysia dan Singapura, memiliki keunggulan di beberapa hal, terutama pendidikan dan ekonomi, dibandingkan dengan negara kita sendiri.
Guru yang sering bolos menunjukkan integritas dan tanggung jawab yang sangat rendah terhadap profesinya. Oleh karena itu, bolos merupakan pantangan yang tidak seharusnya dilakukan.
Guru yang sering bolos mengajar tidak baik untuk siswanya. Saat gurunya tidak hadir, siswa yang sebelumnya rajin belajar dapat menjadi malas. Tidak jarang, mereka kehilangan keinginan untuk belajar karena pendidik tidak memberikan perhatian terhadap perkembangan prestasi mereka.
Selain itu, kemungkinan siswa akan mengikuti kebiasaan gurunya. Mereka lebih suka nongkrong, jalan-jalan, dan bermain game daripada membaca buku atau berbicara tentang pelajaran yang diajarkan di sekolah.
Saat guru bolos mengajar, banyak orang yang dirugikan. Sekolah menjadi terlalu sibuk mencari guru pengganti. Meskipun demikian, tidak semua guru memiliki keahlian dalam bidang tersebut. Guru akan telantar sementara itu. Materi pelajaran yang harus disampaikan telah terlewatkan.
Lebih dari itu, orang tua siswa juga benar-benar dirugikan oleh guru yang bolos. Anak-anak yang akan berangkat sekolah pasti akan meminta uang untuk jajan dan transportasi. Terutama untuk siswa yang tinggal jauh dari sekolah. Orang tua siswa juga siap bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan siswa mereka di sekolah.
Mereka pasti berharap anak-anak mereka memperoleh pengetahuan ketika mereka bersekolah. Namun demikian, sang pendidik justru seenak hati bolos mengajar. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan orang tua siswa jika mengetahuinya?
Sekolah harus memberikan sanksi tegas kepada guru yang sering bolos, terutama tanpa alasan yang kuat. Sebab, dampaknya sangat besar terhadap aktivitas belajar-mengajar di kelas berjalan. Guru tidak boleh meninggalkan siswanya, melepaskan tanggung jawabnya. Wallahu a’lam bisshawaab.