Keislaman

Golden Age: Pondasi Kecemerlangan Peradaban Modern

3 Mins read

Islam berkembang dan berevolusi pada setiap pergantian kepemimpinan, mulai dari zaman nabi Muhammad SAW hingga ke zaman kekhalifahan, dari yang awalnya lahir ditengah-tengah gurun pasir yang tandus dan mengalami penolakan bahkan sampai pemboikotan oleh kafir Quraisy sehingga mengakibatkan kaum muslim saat itu lama-kelamaan kehabisan persediaan bahan makanan, karena kekejaman kafir Quraisy inilah kemudian Nabi memutuskan untuk membawa kaumnya hijrah meninggalkan Makkah.

Hijrah kali ini bukan ke Habasyah seperti yang sebelum-sebelumnya, melainkan hijrah ke Yatsrib (Madinah), sesampainya disana kedatangan rombongan Nabi ini mendapat sambutan baik dari penduduk Yatsrib (Madinah). Dari Yatsrib ( Madinah ) inilah islam mulai berkembang pada masa nabi Muhammad SAW dan terus berlanjut sampai masa kekhalifahan, Islam terus berkembang lebih maju lagi dan terus memperluas wilayah kekuasaanya sampai akhirnya Islam  berhasil menaklukan konstatinopel, tentu saja untuk mencapai masa ini butuh waktu bertahun-tahun, dan bergenerasi-generasi lamanya. Selain memperluas wilayah kekuasaan, Islam juga melahirkan cendekiawan-cendekiawan hebat yang mempelopori ilmu-ilmu baru sehingga dapat membawa Islam kezaman yang kita sebut dengan Golden Age of Islam.

Golden Age of Islam atau yang lebih sering kita dengar dengan sebutan zaman kejayaan Islam terjadi pada tahun 622 M – 1258 M tepatnya pada masa kekhalifahan dinasti Abbasiah. Dinasti Abbasiah mengumpulkan para cendikiawan muslim dari segala penjuru untuk bisa berkumpul dan saling bertukar pikiran, sehingga dapat memunculkan ilmu-ilmu baru yang dapat ‘menciptakan sesuatu yang tidak terbatas.

Maka didirikanlah perpustakaan dan pusat penerjemahan  di Baghdad sebagai tempat pertemuan para cendikiawan ini yang diberi nama dengan Khizanat al-hikmah pada masa khalifah Harun Ar-rasyid (736-806) kemudian berganti nama menjadi bayt al-hikmah pada masa khalifah Al-Ma’nun (813-833), yang didalam nya mengoleksi buku-buku kuno dari Persia, Byzantium, Ethiophia, Yunani, dan India.

Baca...  Membentuk Perilaku Psikis yang Seimbang Dalam Masyarakat: Pengalaman Keagamaan Personal Kiai dan Santri

Dengan banyaknya para cendekiawan yang mulai muncul dan mengembangkan ilmu pengetahuan baru dengan menyerap ilmu-ilmu pengetahuan yang telah ada sebelumnya, dan memadukannya dengan aliran-aliran intelektual lokal mulai dari Yunani, Mesir kuno, India, dan Romawi seperti Socrates, Aristotales, Galen, dsb, sehingga dapat membawa islam mengalami kemajuan pesat pada perkembangan ilmu pengetahuan. Banyak ilmu pengetahuan baru yang berkembang pada masa tersebut, mulai dari teknik rekayasa, kedokteran, seni, perbintangan (Astronomi), filsafat, dsb.

Sekitar tahun 154 H/ 771 M ada seorang pengembara dari India yang mengenalkan naskah astronomi ke Baghdad dengan nama siddhanta dalam bahasa arab Sindhind, yang kemudian diterjemahkan oleh Muhammad bin Ibrahim Al-Fazari, yang kemudian menjadi astronom islam pertama, kemudian dikembangkan oleh Khawarizmi dengan menuliskan tabel astronomi (Zij al-sindhind ), ( Philip K. Hitti, History of the Arabs ), yang menjadi karya penting dalam astronomi, pengaruh dari zij al-sindhind di era modern antara lain; sebagai dasar perhitngan astronomi modern, pengaruh sistem kalender, navigasi & gps, dan prediksi musim, bahkan ilmuwan masa kini masih marujuk pada metode yang dikembangkan oleh al-Khawarizmi.

Selain berperan penting dalam bidang astronomi, al-Khawarizmi juga berperan penting dalam ilmu matematika, kontribusinya dalam bidang matematika antara lain; mengembangkan aljabar (dengan menulis buku Al-kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wal-muqobala ), penemu angka 0, perhitungan aritmatika (dalam kitab Al-jam’ wal-tafriq bi hisab al-hind), dan penyusunan tabel trigonometri, selain itu khawarizmi juga mendapat julukan bapak algoritma, konsep-konsep yang dikembangkan nya dalam ilmu matematika inilah yang kemudian menjadi fondasi ilmu komputer dan teknologi digital di era modern sekarang ini.

Selain al-Khawarizmi ada juga al-Kindi yang merupakan filsuf Arab pertama yang mempelopori lahirnya filsuf- filsuf setelahnya, ia mengembangkan pemikiranya tentang metafisika dan study adanya tuhan, kontribusinya bukan hanya di bidang filsafat, namun juga di bidang kriptografi dengan memperkenalkan analisis frekuensi yang digunakan dalam memecahkan sandi rahasia, teknik ini menjadi dasar dalam keamanan siber dan data di era sekarang, selain kriptografi al-Kindi juga memiliki karya di bidang kedokteran & farmasi, ia menulis buku De Gradibus (terjemahan dalam bahasa latin) yang menerapkan matematika dalam farmalogi untuk menentukan dosis obat yang tepat, dan konsepnya ini masih digunakan dalam farmalogi modern sekarang ini, ada juga dalam bidang optik & ilmu cahaya, dengan karyanya yang terkenal yaitu De Aspectibus (terjemahan dalam bahasa latin) teorinya ini menjadi dasar perkembangan optik modern, kemudian konsep al-Kindi ini dikembangkan oleh Al-Haytham ( Alzahen) melalui eksperimen ilmiah dan observasi langsung, karya nya yang menjadi fondasi ilmu optik modern adalah al-Manazir ( the Book of Optics ), yang membuktikan bahwa cahaya memasuki mata dari luar bukan dipancarkan oleh mata, ia juga menciptakan kamera obscura, yaitu prototipe awal dari kamera modern.

Baca...  Mengenal Sekilas Apa Itu Kajian Living Qur’an

Ilmuwan besar muslim lainya Adalah yang dijuluki dengan Bapak kedokteran dunia, yaitu Ibnu Sina ( Avicenna ). Ya.., siapa yang tidak mengenal ilmuwan hebat kita ini, meskipun hidup lebih dari seribu tahun lalu namun karya-karyanya masih memberikan inspirasi dan dasar bagi perkembangan disiplin ilmu saat ini walaupun sudah ada kemajuan medis modern, bahkan namanya sangat populer di dunia kedokteran Eropa.

Salah satu karyanya yang dijadikan rujukan utama dunia kedokteran Eropa adalah Al-Qanun fi At-Tabib (The Canon of Medicine) yang terdiri dari lima volume mencakup anatomi, etiologi penyakit, diagnosis, hingga pengobatan. Selain itu Ibnu Sina juga menjelaskan hubungan antara kesehatan mental dan fisik ( Psikosomatik ) jadi bukan hanya berkontribusi di kesehatan fisik aja tapi juga di kesehatan jiwa.

1 posts

About author
Mahasiswa Psikologi Islam UIN Raden Mas Said Surakarta.
Articles
Related posts
KeislamanOpini

Tafsir Alquran dan Interaksi Budaya: Studi atas Tafsir Al-Huda karya Bakri Syahid

2 Mins read
Tafsir Alquran merupakan sebuah hasil interpretasi manusia terhadap teks suci Alquran. Berbeda dengan Alquran yang diyakini sebagai kalam Tuhan yang bersifat mutlak…
Keislaman

Gus Ulil Teologi Asy'ariyah (3): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

5 Mins read
Di dalam klaim ketiga ini Asy’ariyah mengatakan bahwa Tuhan bisa menimpakan penyakit kepada satu hewan yang tidak melakukan kejahatan apapun. Inilah salah…
Keislaman

Gus Ulil Teologi Asy'ariyah (2): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

4 Mins read
Pada ngaji sebelumnya (episode 122/hal. 316, edisi Darul Minhaj) dijelaskan bahwa salah satu klaim pandangan teologis keagamaan (akidah) Asy’ariyah mengenai tindakan-tindakan Tuhan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Berita

Muskercab PC GP Ansor Buleleng, Bahas Rencana Kerja Strategis dan Konkret

Verified by MonsterInsights