Opini

Derita Gaza: Ketika Sekantong Tepung Dipertaruhkan dengan Nyawa

1 Mins read

KULIAHALISLAM.COM – Tangis kelaparan anak-anak, bau kematian di sekitar titik distribusi bantuan, dan harga tepung terigu yang melonjak hingga setara Rp1,6 juta menjadi potret memilukan kehidupan warga Gaza hari ini.

Kondisi kemanusiaan di Gaza kian memburuk sejak blokade total diberlakukan Israel pada Maret 2025. Akses makanan, obat-obatan, hingga air bersih menjadi barang mewah. Seorang ayah dari Gaza berkata lirih, “Demi Tuhan, saya rela mati demi bisa membawa sekantong tepung terigu saja untuk anak-anak saya agar mereka bisa makan.”

Kantor HAM PBB mencatat, hingga 21 Juli 2025, sebanyak 1.054 warga Palestina tewas saat berusaha mendapatkan bantuan makanan. Sebanyak 766 di antaranya terbunuh di sekitar lokasi distribusi bantuan Gaza Humanitarian Foundation (GHF), yang kontroversial karena didukung oleh AS dan Israel.

Anak-anak Meninggal karena Kelaparan

Dr. Mohammed Abu Salmiya, Direktur Rumah Sakit Shifa, menyatakan 21 anak meninggal dalam tiga hari terakhir akibat malnutrisi. Total ada 900.000 anak di Gaza yang mengalami kelaparan, dan 70.000 di antaranya tergolong malnutrisi parah.

“Pasien diabetes dan ginjal juga sangat berisiko karena terputus dari akses pengobatan,” ujarnya dikutip dalam laman BBC.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas melaporkan, total 101 orang telah meninggal dunia akibat kekurangan gizi, dengan 80 di antaranya adalah anak-anak

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan Israel sejak Oktober 2023 telah melampaui 59.000 jiwa. Serangan tersebut merupakan balasan atas serangan Hamas yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya.

Hingga kini, penderitaan rakyat Gaza belum menemukan ujung. Ketika sekantong tepung harus diperoleh dengan taruhan nyawa, dunia internasional dipaksa menatap luka yang terus menganga di tanah yang dikepung dan dilupakan. (*)

Baca...  Awal Mula Pergunjingan
Related posts
EsaiOpini

Pemikiran Kritis Muhammadiyah: Meluruskan Kiblat Berbangsa dan Bernegara

1 Mins read
KULIAHALISLAM.COM- Pemikiran kritis Muhammadiyah bukanlah sekadar wacana intelektual belaka, melainkan upaya serius untuk mengembalikan harkat, martabat, dan marwah kebangsaan, keindonesiaan, dan keislaman…
Opini

Ikhtiar Kemandirian PMII: Ekonomi Alternatif Sebagai Nafas Gerakan Baru

2 Mins read
Di tengah situasi sosial-politik yang semakin rumit, organisasi mahasiswa dituntut untuk tidak hanya bersuara keras di ruang publik, tetapi juga mampu berdiri…
EsaiKeislamanOpini

Jalan Tengah Ahlus Sunnah: Menjaga Keseimbangan Nilai Agama dan Kemajuan Dunia

2 Mins read
KULIAHALISLAM.COM-Beberapa dekade terakhir, kita telah menyaksikan meningkatnya pandangan radikalisme dan liberalisme dalam berbagai bentuk dan manifestasi. Radikalisme yang mengancam keamanan dan stabilitas…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights