Berita

Belajar Mengenal Allah SWT Kepada Bikkers Subuh Sukoharjo

2 Mins read
Dokumentasi bersama bikkers subuh Sukoharjo

Belajar Mengenal Allah SWT Kepada Bikkers Subuh Sukoharjo

KULIAHALISLAM.COM – Fenomena hijrah pada zaman ini
sangat familiar lantaran berbondong-bondong melakukan edukasi dakwah di tengah
rusaknya budaya masyarakat. Akibatnya, banyak yang kemudian mengunakan
kesempatan hijrah sebagai pelarian khusus untuk menjadi lebih baik. 
Termasuk
dari sasaran dakwahnya adalah masyarakat yang kurang begitu dekat dengan
pemahaman agama. Sebagian besarnya memilih memisahkan agama dengan kehidupannya,
karena merasa tidak pantas. Ada juga yang mencari cara menghilangkan dampak
pengajaran dakwah tetapi lebih condong tidak membawa-bawa agama. 
Namun ada juga
masyarakat yang konsisten berdakwah doktrinisasi hijrah sesuai visi dan
tujuannya. Serta masih banyak lagi dampak perubahan hijrah pada zaman ini.
Sampai-sampai di perumahan saya sekelompok komunitas semacam hijrah-hijrah
mengendarai sepeda motor parkir di Masjid Nurul Huda, Perumahan Korpri, blok I,
kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo. 
Yang menjadi daya tarik tersendiri yakni muncul di awal subuhan. Di mana masyarakat terlelap tidur
nyenyak enaknya nempel di Kasur. Mereka ini mempunyai nama komunitas Bikkers
Subuh Sukoharjo. Melayaninya dengan cara : adzan, dan kultum sembari menikmati
kopi hasil racikan mereka. 
Acara tersebut baru pertama kali dari sekian aliran
hijrah di seluruh pelosok daerah yang memilih daerah saya sebagai jalan
dakwahnya. Imam Subuhnya pun juga di imami salah satu tokoh komunitas mereka.
Semua terususun rapi ala anak muda masa kini. 
Sisi lain, Agus selaku ketua
Takmir juga menyampaikan “kami sangat terbuka lebar bagi siapa pun yang ingin
dakwah di masjid ini, sekaligus sebagai motivasi kita untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT agar kita bisa menghidupi masjid bersama-sama“ Minggu
(03/07/22). 
Tidak hanya itu saja, Ustaz Rayhan Jantra juga menambahkan “kita
disini juga ingin para jama’ah mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan adanya
seperti komunitas-komunitas hijrah lainnya, dan bisa mencontohkan sosok Mahmud
Al-Fatah sebagai pedoman kita semua“ Minggu (03/07/22). 
Lalu ditegaskan kembali
oleh perwakilan Komunitas Bikker dengan mengatakan “Selain dua pemaparan
beliau-beliau tersebut, Komunitas Bikkers ini juga sudah tersebar di pelosok
negeri. Akan tetapi lahirnya tidak di Sukoharjo, melainkan di Lampung.”
Lebih lanjut “Kini
semua sudah tersebar, di Klaten juga ada, dimana pun pasti ada. Tujuan kami
adalah menghidupkan Subuh seperti apa yang dilakukan Mahmud Al-Fatih. Jadi
ikut-ikutan motor itu membuka stigma buruk kepada masyarakat bahwa kita tak
begitu buruk, kita benar-benar kerahkan kepada Allah SWT saja“.
Mendengar kajian
tersebut ada beberapa catatan saya yang mungkin perlu diimplikasi kepada
masyarakat awam. Pertama melalui pendekatan dakwah anak muda berupa motor.
Mereka juga sangat peka ketika ada motor yang rusak. Sehingga kecintaannya
terhadap motor sekaligus bisa memanusiakan manusia atau Hablum Minannas melalui
prinsip Keislaman. 
Kedua dakwah mereka mengincar di waktu subuh. Kita bisa lihat
kejadian hjrah pada umumnya, kebanyakan tidak fokus pada jenjang amaliahnya yang
bersifat universal (umum). Hadirnya Bikkers Sukoharjo ini juga mengingatkan
kita pentingnya salat subuh sering dilupakan anak-anak muda. 
Ketiga adalah
mencintai Allah SWT dengan cara mereka. Allah SWT tidak memandang siapa saja,
kecuali orang-orang yang mau dekat kepadannya. Tidak memandang pakaiannya yang
ke’alim-aliman, justru kebersihan hati paling dalam. 
Ketiga prinsip catatan saya
juga mengingatkan kita senantiasa untuk tetap melaksanakan edukasi dakwah
dengan gambaran pendekatan kajian milenial. Bisa jadi hadirnya Bikkers membuat
masyarakat sadar atas dosa-dosanya yang terlalu besar kepada siapa saja. 
Kita
bisa tidak setuju stigma tiga prinsip Bikkers Sukoharjo, perlu saya tekankan
kembali, perbedaan bukan menjadi permasalahan semua umat Islam. Perbedaan adalah
cabang keindahan ketidaksempurnaan untuk saling mengenal satu sama lain. Dan
cara kita lebih menghargai dan menghormati kepada perbedaan tersebut. 
Itulah
pentingya mengenal Islam dengan jangkauan luas dalam ranah perbedaan. Semakin
kita bisa menghargai perbedaan, maka semakin pula keimanan kepada Allah SWT sangat kuat. Karena pada dasarnya, menghargai juga salah satu perilaku Nabi
Muhammad SAW ketika mendapat ancaman serius kaum kafir Quraisy. 
Beliau hanya
berharap berdoa kebaikan supaya orang-orang zalim mendapat hidayah kepada
Allah SWT. Tidak perlu membanding-bandingkan budaya Islam lainya, cukup
memberikan ruang perbedaan Islam kepada masyarakat bahwa Islam adalah
Rahmatallil’alamin.
Baca...  Brand Lampa Lao Kai Menyediakan T-shirt Produk Lokal Daerah Bima
2366 posts

About author
KULIAHALISLAM.COM merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Berita

PC IPNU IPPNU Kabupaten Sukoharjo Ramaikan Pengajian Gus Iqdam 

1 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Putri Kabupaten Sukoharjo ikut meramaikan Pengajian Gus Iqdam diselenggarakan…
Berita

Tutup Pelatihan PM3Nas, Ini Harapan DPP IMM pada Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah

1 Mins read
KULIAHALISLAM.COM, Yogyakarta – Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) sukses menggelar Pelatihan Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah Nasional (PM3Nas) dari tanggal 11-13…
Berita

PC IPNU IPPNU Kabupaten Sukoharjo Gelar Turba Zona Selatan

1 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kabupaten Sukoharjo atau PC IPNU IPPNU Kabupaten Sukoharjo menggelar…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights