Sumber pengantin merupakan sumber mata air yang terletak di dusun Sumber Pengantin, Jogoroto, Jombang, Jawa Timur. Sumber mata air ini menjadi salah satu destinasi yang unik karena mata air yang tidak pernah mengering, meskipun di musim kemarau dan suasa teduh yang dikelilingi pohon rindang.
Namun dibalik keunikannya, ada kepercayaan kuat yang berkembang dimasyarakat yaitu jika salah dalam menyampaikan informasi asal-usul sumber mata air ini dapat mendatangkan malapetaka, bahkan sampai merenggut nyawa.
Banyak kisah yang menyelimuti tempat ini, yang mencerminkan betapa masyarakat setempat menghormati sejarah dan tradisi lokal. Tempat ini tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga menjadi tempat ritual spiritual yang dipercaya akan membawa keberkahan.
Legenda yang Menghiasi Sumber Pengantin
Cerita paling terkenal tentang sumber mata air ini berkaitan dengan tragedi cinta Grama Wijaya dan Putri Retno Marlangen, yang masih belum diketahui secara pasti hidup di zaman kerajaan apa.
Pasangan ini tidak mendapatkan restu dari keluarga mereka, sehingga mereka berdua memutuskan untuk melarikan diri ke hutan dan berakhir di sumber mata air ini. Saat orang tua mereka mengirim pasukan untuk membawa mereka pulang, terjadilah pertempuran yang membuat Grama Wijaya gugur.
Putri Retno Marlangen berhasil dibawa kembali ke keluarganya, dan kemudian sumber mata air ini dinamai “Sumber Pengantin” untuk mengenang kisah mereka.
Namun, versi lain menyebutkan bahwa nama ini berasal dari istilah bahasa Arab “Kuu Mantaini”, yang berarti “dua mata air”, yang kemudian diubah menjadi “Pengantin” oleh orang-orang di daerah tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Nyai Tawar, seorang tokoh masyarakat setempat, yang menekankan bahwa kisah-kisah yang berkembang di masyarakat adalah bagian dari tradisi turun-temurun.
Ritual dan Kepercayaan Magis
Sumber Pengantin bukan hanya sekadar tempat untuk membersihkan diri, tetapi juga tempat yang dianggap memiliki kekuatan supranatural. Banyak orang yang datang ke tempat ini untuk melakukan ritual, terutama pada malam hari.
Ritual ini dipercaya bisa mendatangkan berkah atau memperkuat aura wajah. Beberapa pengunjung melakukan aktivitas berendam, membaca doa, atau menyendiri di sekitar mata air. Selain itu, tempat ini juga berdekatan dengan makam keramat Mbah Muslim, tokoh pembabat alas yang diyakini sebagai penemu sumber ini pada abad ke-18.
Kesaksian Warga Setempat
Dalam wawancara pada 9 November 24, beberapa warga dan pedagang di sekitar Sumber Pengantin menunjukkan keengganan untuk berbicara tentang asal-usul tempat ini. Mereka khawatir memberikan informasi yang salah, mengingat kepercayaan lokal bahwa menceritakan sejarah secara sembarangan dapat membawa bencana.
Pak Mansur, salah seorang penjual, menjelaskan bahwa sebagian besar pedagang di lokasi tersebut bukan penduduk asli, sehingga mereka memilih untuk tidak membahas sejarah tempat ini. “Lebih baik bertanya kepada sesepuh desa, karena mereka yang lebih memahami,” ujarnya.
Kesimpulan
Sumber Pengantin bukan sekadar mata air, melainkan sebuah simbol perpaduan antara sejarah, kepercayaan, dan keindahan alam. Namun, kisah-kisah yang berkembang tentang tempat ini menunjukkan bahwa penting untuk menghormati tradisi dan kearifan lokal.
Masyarakat setempat menjaga sejarahnya dengan hati-hati, karena mereka percaya bahwa salah memberikan informasi tentang sumber mata air ini dapat membawa risiko besar. Bagi para pengunjung, tempat ini adalah pengingat akan hubungan manusia dengan alam dan cerita masa lalu yang tak lekang oleh waktu.
Sumber Bacaan dan Referensi
- Kabarjombang.com
- Radarjombang.jawapos.com
- Ngopibareng.id
- Merdeka.com
- Wawancara