80 Tahun lamannya Indonesia mengalami fase perjuangan luar biasa dalam perjalanannya dalam melawan penjajah Belanda selama 300 Abad dan Jepang 3 tahun lamannya. Sistem kerja Rodi hingga kekejamannya membawa motivasi bangsa ini tak ingin dipermalukan dari segi apapun.
Mulai adannya beberapa tokoh sampai perjuangan Ulama Islam menjadikan Indonesia tak gentar mengusir bahkan tak gentar melawannya. Mengalirnya darah pun sudah biasa dilakukannya sepanjang hari untuk benar-benar menjalani kehidupan di atas penderitaan.
Oleh karena muncul gagasan mampu menguatkan semangat juang kemerdekaan Indonesia guna membuktikan bahwa negara ini pantas diperhitungkan.
Salah satu gagasan lahir semangat perjuang menurut Ustaz Shodiqul Amin yakni Ketuhanan yang maha esa. Menurutnya gagasan ini adalah sebagian membangkitkan kembali gairah perjuangan bangsa Indonesia dalam Undang-undang Dasar 1945.
Isi-isi Undang-undang Dasar 1945 tersebut ada kalimat “atas berkat Rahmat Allah SWT yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekannya,” merupakan bentuk syukur para pejuang kita karena dalam pandangan Ustaz Shodiqul Amin adalah perwujudan ini patut disyukuri berkat Allah SWT Indonesia berhasil melawan penjajahan Belanda dan Jepang.
Ustaz Shodiq juga menambahkan bahwa Undang-undang dasar ini didasarkan pada surat Ibrahim ayat 7 berbunyi, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat)-Ku, sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”
Ustaz Shodiq juga menggaris bawahi ayat ini juga selatas dengan ideologi kita yaitu Pancasila pada sila pertama “Ketuhanan yang maha esa.” Tentu perjuangan ini tidak sia-sia dan dipikirkan betul oleh pendiri bangsa ini termasuk peran ulama Islam berhasil mengajak rakyat Indonesia kembali tauhid.
Asal Muasal Malam Tirakatan
Ada hal menarik dari penjelasan Ustaz Shodiq dari sejarah Indonesia ialah adannya malam tirakatan seperti kita lakukan pada malam hari.
Pertama tirakatan berasal dari laku tirakat memiliki makna pada zaman dahulu para pejuang kita mengadakan malam tirakatan atas biaya sendiri. Tanpa biaya pemerintah maupun negara.
Mereka selalu menyisihkan uangnya benar-benar tidak mengeluarkan biaya besar. Cukup makanan singkong dan minum tanpa embel-embel makanan besar yang terjadi di zaman sekarang.
Hal ini dilakukan atas dasar filosofi mendalam tirakatan yang hanya sederhana. Sayangnya zaman sekarang berbanding jauh terbalik. Semua makan, minuman hingga es lengkap sudah serta hiburan terkadang tidak menampilkan rasa perjuangan Indonesia tempo Dulu.
Esensi pemaknaan ini kata Ustaz Shodiq sudah hilang walaupun masih terus dilakukan bertahun-tahun. Oleh karena itu ini merupakan PR kita semua bagaimana kita bisa menghargai jasa perjuangan pahlawan mati-matian.
Jika kita Tarik lebih dalam mengenai tirakatan Bahasa indonesianya prihatin. Yang Kembali nilai saya jelaskan dari awal bentuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Adapun bentuk tirakatan antara lain : Puasa, tidak tidur semalam, meditasi, perenungan seperti malam tirakatan, ataupun belajar.
Maka inilah saatnya mulai tanamkan tirakatan bentuk pengabdian kehidupan hanya kepada Allah SWT (Tuhan maha esa). Karena pada dasarnya sesuatu tidak dilandasi dengan ketakwaan pasti belum tentu menemukan ketenangan level paling tinggi dalam beragama. Islam menyebutkan Tassawuf sebagai perwujudan hamba kepada tuhan maha esa.
Tanpa adannya Rahmat Allah swt kita tidak ada apa-apanya dibandingkan perjuangan leluhur kita. Sejatinya leluhur kita juga masih melibatkan Allah dalam perjuangannya.
Tidak hanya di masjid, gereja, dan tempat ibadah lainnya. Dimana pun kita berada tetap Allahlah tempat pertolongan kita. Semua laku proses manusia beragama diciptakannya tanah, mata, kuping demi memperjuangkan negara ini.
Bagaimana pendapat kalian mengenai tirakatan? Apakah belum sadar atas nilai malam tirakatan? Atau bersikap bodo amat yang penting ikut lomba. Ramaikan hiburan sampai Tengah malam. Bersenang-senang melampiaskan kekesalannya? Biarkan hati kita menjawab secara terbuka.
Kita mungkin boleh bangga kalau kita ikut meramaikan. Tapi jangan lupa apa yang diberikan Allah adalah nikmat tertinggi.
Mulai Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Islam masih mempercayai Allah adalah Tuhannya. Hanya saja perantaranya berbeda-beda. Islam dibawakan nabi Muhammad SAW dan lain-lain.
Sumber : Kultum Subuh Barokah Ahad, 17 Agustus 2025