Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu yang bertujuan untuk mempertahankan kemurnian ajaran islam. Kajian dalam ilmu kalam berfokus pada aspek-aspek ketuhanan. Secara harfiah, kata “kalam” berarti pembicaraan, namun dalam konteks ini bukan berarti pembicaraan sehari-hari, melainkan pembicaraan yang bersifat rasional dan logis (Noor Ayu Fathimah, 2024). Ilmu kalam membahas cara menetapkan keyakinan-keyakinan agama berdasarkan bukti-bukti yang meyakinkan. Dengan demikian, Ilmu ini memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan islam, yaitu membentuk pemahaman yang rasional terhadap ajaran agama.
Ilmu Kalam mengajarkan bahwa pemahaman terhadap ajaran Islam tidak bisa sekedar diterima secara tekstual, tetapi juga melibatkan proses pemikiran yang menggunakan akal dan logika. Di tengah tantangan perkembangan zaman saat ini, ilmu kalam dapat membantu umat islam untuk menjawab tantangan dan persoalan agama islam, termasuk persoalan tentang radikalisme dan sekularisme. Dengan demikian, kehadiran ilmu kalam memungkinkan individu untuk lebih siap menghadapi tantangan sosial dan intelektual yang terus berkembang pesat.
Radikalisme merupakan suatu gerakan yang berpandangan sempit dan sering kali menggunakan kekerasan dalam menyebarkan keyakinan mereka. Padahal dalam ajaran agama islam tidak pernah sekalipun membenarkan atau mengajarkan seorang muslim menggunakan kekerasan dalam menyebarkan agama, paham keagamaan serta paham politik karena islam merupakan agama kedamaian yang mengajarkan sikap berdamai dan mencari perdamaian. Pada zaman sekarang radikalisme sudah semakin berkembang di masyarakat khususnya di Indonesia. Tindakan radikalisme sendiri sering kali memaksakan kehendak individu atau kelompok tertentu dengan melakukan berbagai aksi kekerasan dan terror yang mengganggu ketentraman masyarakat.
Radikalisme dapat muncul akibat beberapa faktor yang saling berkaitan. Pertama, faktor Pemikiran. Radikalisme bisa timbul karena terdapat anggapan bahwa harus ada perubahan sosial walaupun harus menggunakan cara yang mengandung kekerasan. Kedua, faktor Pendidikan, pendidikan bisa menjadi faktor penyebab timbulnya radikalisme, terutama dalam pendidikan agama. Hal tersebut bisa terjadi jika tenaga pendidik memberi ajaran yang menyimpang dari nilai-nilai agama yang seharusnya. Ketiga, faktor psikologis, pengalaman seseorang bisa saja menyebabkan timbulnya radikalisme, seperti muncul rasa benci dan dendam terhadap sesuatu, sifat tersebut berpotensi membuat seseorang menjadi radikalis. Keempat, faktor politik, kelompok radikalis bisa timbul karena adanya pemikiran bahwa pemimpin negara hanya berpihak pada suatu pihak tertentu, sehingga mengabaikan kepentingan pihak lain.. Di sisi lain, kita perlu memahami bahwa sekularisme merupakan konsep atau pemahaman yang memisahkan negara dengan agama.
Agama selalu dihubungkan dengan ketuhanan, berfokus pada hubungan yang bersifat spiritual antara individu dengan Tuhan. Sedangkan negara adalah lembaga yang mengurusi tatanan hidup yang bersifat duniawi. Sekularisme berkembang dengan memisahkan peran agama dari kehidupan sosial dan politik. Pemikiran semacam ini sering muncul karena adanya anggapan bahwa agama hanya relevan dalam konteks ibadah pribadi dan tidak memiliki tempat dalam kebijakan publik. Akibatnya, banyak umat muslim yang merasa kebingungan antara menjalankan keyakinan agamanya dan mengikuti perkembangan modern.
Ilmu kalam dengan metodologinya yang melibatkan penggunaan akal dan logika berfungsi sebagai jembatan penengah yang menghubungkan antara dua persoalan ini. Para mutakallimun, seperti Al-Ghazali telah menegaskan bahwa rasionalitas dapat digunakan untuk memperjelas ajaran agama. Dengan demikian, ilmu kalam dapat membantu umat Islam dalam mengembangkan pemikiran yang lebih progresif dan responsif terhadap tantangan yang terjadi pada perkembangan zaman, terutama terkait isu-isu radikalisme dan sekularisme yang semakin marak terjadi di masyarakat saat ini.
Ilmu Kalam menekankan pentingnya argumentasi rasional dalam memahami konsep ketuhanan dan keimanan. Melalui pendekatan ini, umat Islam dapat terhindar dari pemahaman yang cenderung mengarah pada kekerasan. Mereka dapat memahami bahwa Islam tidak menolak ilmu pengetahuan dan modernitas, tetapi justru mendorong persatuan antara ilmu dan iman. Dengan demikian, negara dan agama dapat berjalan beriringan sehingga dapat menjadi dasar dalam membangun masyarakat yang paham akan agama tetapi juga tetap terbuka terhadap perkembangan zaman.
Kontribusi dalam menjawab tantangan sekularisme, kalam menunjukkan bahwa Islam tidak bertentangan dengan kehidupan modern. Selain itu, dapat juga digunakan untuk menunjukkan bahwa Islam memiliki nilai-nilai universal yang dapat diterapkan dalam kehidupan modern. Ilmu kalam menghadapi tantangan sekularisme dengan cara menyebarkan pemahaman tentang akidah dan tauhid yang benar dan penting bagi kehidupan. Sehingga umat islam tidak mudah terpengaruh oleh paham sekularisme dan mampu membangun kesadaran tentang pentingnya peran agama dalam kehidupan sehari-hari.
Kontribusi dalam menghadapi tantangan radikalisme dapat dilakukan melalui ilmu kalam dengan memberikan pemahaman dan menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang damai dan toleran. Dengan pendekatan ini, kalam dapat menunjukkan bahwa kekerasan tidak memiliki tempat dalam ajaran islam yang mengajarkan untuk menghormati hak asasi manusia dan menghargai perbedaan. Islam juga mengajarkan cinta kasih dan persaudaraan antar sesama manusia serta mengajarkan toleransi terhadap perbedaan agama dan keyakinan.
Melalui ilmu kalam, kita diajarkan untuk memahami wahyu dan ajaran islam dengan selalu mempertimbangkan konteks sosial, budaya, dan intelektual yang ada. Oleh karena itu, pendidikan yang berlandaskan ilmu kalam diharapkan dapat menghasilkan generasi muslim yang tidak hanya menghafal ajaran agama secara tekstual, tetapi juga memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang penerapan ajaran tersebut dalam kehidupan sosial yang semakin kompleks.
Ilmu kalam memiliki peran yang sangat penting dalam konteks pendidikan islam, terutama dalam membentuk pemahaman agama yang rasional, moderat, dan kritis. Sebagai salah satu cabang teologi Islam yang berfokus pada diskusi dan analisis rasional terhadap ajaran agama, Ilmu kalam mengajarkan bahwa pemahaman terhadap ajaran Islam tidak seharusnya diterima secara tekstual semata, tetapi juga harus merenungkan ajaran-ajaran tersebut dengan menggunakan akal dan logika.
Selain itu, Ilmu kalam juga berfungsi sebagai alat yang efektif untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul di tengah perkembangan zaman yang semakin pesat. Pendekatan ini mendorong pemahaman agama yang inklusif, terbuka, dan jauh dari sikap ekstrem. Dengan demikian, ilmu kalam dapat menjadi jalan untuk mencapai pemahaman Islam yang holistik, sekaligus dapat menjawab berbagai tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh umat islam saat ini. Melalui pendekatan yang rasional, umat Islam dapat merespon tantangan dan persoalan tersebut dengan cara yang logis dan dapat diterima oleh akal manusia.
REFERENSI
Busthomi, F. (2024). Radikalisme Dan Sekularisme Sebagai Ancaman Kehidupan Beragama,. AL-KARIM, 2(4).
Ayu, Noor K. (2024). Kalam Menjawab Tantangan Dan Persoalan Islam Masa Kini. Risalah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 10(4).
Khoirulloh, Sajida. (2024). Peran Ilmu Kalam Dalam Konteks Pendidikan Islam. JICN: Jurnal Intelek dan Cendikiawan Nusantara, 1(6).