KULIAHALISLAM.COM – Republik Afghanistan saat ini sedang mengalami gejolak politik dan sosial setelah Taliban berhasil menguasai ibu kota Kabul dan Istana Kepresidenan Afganistan. Sementara itu Presiden Afganistan melarikan diri.
Jika dilihat dari sejarah, Islam masuk ke Afghanistan pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Afghanistan termasuk wilayah Khurasan selain Persia (Iran), Tajikistan, Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan.
Afghanistan Negeri Berkah
Khurasan banyak melahirkan Ulama terkenal sepanjang masa seperti al Harawi, Ahmad al Baihaki, Ibnu Hibban, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Hanifah, Imam Tirmizi, Abu Daud, Imam An-Nasa’i, Imam Az-Zamakhsyari, Ibnu Khuzaimah, Al-Baihaqi, dan lainnya,
Tanah Khurasan adalah tanah yang diberkahi Allah selain tanah Syam (Syria, Palestina, Yordania) dan Madinah serta Makkah. Kurasan artinya adalah negeri tempat terbitnya matahari.
Nabi Muhammad saw bersabda “Imam Mahdi akan datang setelah munculnya panji-panji hitam dari sebelah Timur yang mana pasukan itu selalu tidak pernah kalah dengan pasukan manapun” (H.R Ibnu Majah).
Dan Nabi bersabda “Apabila kamu melihat panji-panji hitam telah diterima disebelah wilayah Khurasan maka datangilah ia sekalipun terpaksa merangkak karena padanya itu ada Khalifah Al-Mahdi”, (H.R Abu Nu’aim).
Selanjutnya, penduduk Afghanistan sebagian besar adalah campuran dari Persia, Arab, Turki, Mongol, dan Asia lain. Kelompok etnis terbesar adalah Pushtun dan Tajik.
Afghanistan Negeri Yang Berkecamuk
Afganistan negeri berkah yang berkecamuk. Pabad ke-17 M, terjadi perang antar suku dan suku-suku yang bertikai baru dapat bersatu pertama kalinya tahun 1747 di bawah pimpinan Ahmad Syah Durrani.
Pada tahun 1919, Afghanistan menjadi negara yang merdeka setelah dijajah Inggris. Tahun 1933, Mohammad Zahir Syah naik sebagai Raja, semula pemerintahannya diterima dengan baik oleh masyarakat.
Namun kemudian Amerika berusaha menanamkan pengaruh dengan membujuk Zahir Syah agar mengadakan revolusi kebudayaan. Sementara Uni Soviet juga ingin menumbuhkan pengaruh.
Tahun 1953, Raja Zahir Syah mengangkat sepupunya sebagai Perdana Menteri padahal ia kader komunisme. Maka munculah gabungan mahasiswa muslim yang bernama Juana Muslim yang kemudian berubah jadi al-Jami’ah al-Islamiyah di bawah pimpianan Burhanuddin Rabbani.
Uni Soviet semakin marah melihat perkembangan Islam. Di bawah pengaruh Soviet, Mohammed Daoud menggantikan Zahir Syah. Tahun 1978, Daud tewas dibunuh dan naiklah Nur Taraki sebagai Presiden.
Ulama mengeluarkan fatwa untuk mengutuk dan mengkafirkan Nur Taraki serta mewajibkan perang jihad untuk menggulingkannya. Dari sinilah mulainya perjuangan kaum Mujahidin Afghanistan.
Akhirnya Uni Soviet memasuki ke Afghanistan 27 Desember 1979 dengan membawa Presiden bernama Babrak Karmal. Invasi itu mendapatkan kutukan dunia internasional, diantaranya Presiden Jimmy Carter.
Para pejuang Mujahidin menggunakan taktik grilya. Anggaran Dasar Mujahidin yaitu, nama organisasi itu “Persatuan Mujahidin Islam Afghanistan”, tujuan organisasi itu menegakan kalimat Allah, memerdekakan negara Afghanistan dari kekuasaan kafir dan komunisme, mendirikan pemerintahan Islam di Afghanistan, dan melarang segala bentuk kegiataan tidak Islamiyah.
Peperangan memuncak tahun 1987 ketika Amerika dan Inggris memberi bantuan senjata. Uni Soviet mengalami kekalahan besar dan tahun 1989, Uni Soviet menarik pasukannya dari Afghanistan. Setelah pasukan Uni Soviet ditarik, dua hal pokok yang paling dirasakan penduduk sipil Afghanistan adalah ketiadaan pangan dan kurangnya jaminan keamanan.
Keadaan ini bertambah buruk ketika pihak Mujahidin terus melawan pasukan pemerintah Afghanistan. Disisi lain Amerika melakukan serangan ke Afghanistan dalam rangka memburu Osama bin Laden yang dianggap bertanggung jawab terhadap serangan teroris 11 September 2001 di Amerika, walau menurut saya perlu ada bukti yang konkret untuk membuktikan tudingan AS itu.
Akibat invasi AS di Afghanistan banyak menimbulkan korban jiwa dari pihak sipil, tercatat ada 111.000 warga sipil tewas yang tercatat. Artinya AS melanggar hukum internasional.
Osama bin Laden pernah menjalin kerjasama dengan Amerika untuk merekrut masyarakat bergabung dalam barisan pasukan Mujahidin melawan Uni Soviet.
Keberadaan Amerika di Afghanistan berdalih untuk memerangi Al-Qaida dan memburu Osama bin Laden. Walau realitanya kehadiran Uni Soviet dan As di Afganistan tidak terlepas karena kepentingan Minyak bumi negara Afganistan.
Presiden AS yakni Joe Biden memutuskan menarik pasukan AS dari Afghanistan setelah 20 tahun karena menganggap misi AS sudah usai selain itu penarikan pasukan As dari Kabul karena perjanjian di Doha (Qatar) antara Taliban, As dan pemerintah Afganistan.
Kepergian pasukan AS dari Kabul ternyata cepat dimanfatkan oleh Taliban. Pasukan Taliban merebut wilayah yang dikuasai pemerintah dan pada akhirnya Taliban berhasil menguasai ibu kota Kabul dan Istana Kepresidenan, hal ini membuat banyak warga sipil menjadi korban.
Seharusnya negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan PBB ikut turun tangan dalam melindungi masyarakat sipil.
Penulis adalah Alumni Sekolah Tinggi Hukum Yayasan Nasional Indonesia (STH-YNI), Pematangsiantar