Artikel

Adab Rasulullah Ketika Sedang Makan

3 Mins read

Penulis: Nabhan Nadim*

KULIAHALISLAM.COM – Melanjutkan pembahasan yang sebelumnya yakni tentang adab Rasulullah SAW ketika hendak makan, sekarang kita masuk kepada pembahasan tentang bagaimana Rasulullah ketika sedang makan.



Sayyidina Anas bin Malik RA menceritakan, bahwasanya Rasulullah SAW tidak pernah makan sendirian. Beliau selalu senantiasa mengajak para sahabat beliau untuk makan bersama. Sesuai dengan sabda beliau yakni: “Nilai makanan yang terbaik adalah yang di dalamnya terdapat banyak tangan (makan secara bersama-sama.”

Berkaitan dengan adab ketika sedang memulai makan, kita disunnahkan untuk memulainya dengan membaca Bismillah atau menyebut Asma Allah, dan diakhiri dengan mengucapkan Alhamdulillah atau bersyukur kepada Allah atas apa yang telah Allah anugerahkan kepada kita. 

Akan lebih baik lagi jika pada setiap suapan yang masuk diiringi dengan membaca Bismillah, untuk menjaga agar diri kita ini tidak lalai dari menyebut nama Allah. Atau, pada suapan pertama membaca Bismillah pada suapan kedua membaca Bismillahir Rahman dan pada suapan yang ketiga membaca Bismillahir Rahmanir Rahim. 

Sebaiknya bacaan itu diucapkan secara jelas dengan tujuan mengingatkan kepada orang-orang yang ada di sekitar kita agar tidak lalai dalam mengingat Allah SWT. Disunnahkan juga makan menggunakan tangan kanan, juga memulai dan menutup suapannya dengan menikmatinya. 

Dan disunnahkan juga pada saat memasukkan makanan ke dalam mulut menggunakan suapan yang sedang (tidak memenuhi rongga mulut) dan mengunyah dengan sempurna (hingga benar-benar halus pada saat ditelan).

Sebelum suapan ditelan, janganlah mengambil suapan berikutnya. Selain itu, jangan sesekali mencaci-maki dan menghina makanan. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah RA bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda:

مَا عَابَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ إِنْ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ

Baca...  Imam Mustafa Al Maraghi Tokoh Pembaruan Islam Bidang Tafsir Qur'an

Artinya : 

“Nabi Muhammad SAW tidak pernah mencela makanan sekalipun. Apabila beliau berselera (suka), beliau memakannya. Apabila beliau tidak suka, beliau pun meninggalkannya (tidak memakannya) (HR. Bukhari no 5409 dan Muslim no 2064)”.

Jangan menjulurkan tangan untuk meraih suapan ketika mulut sedang mengunyah makanan. Nabi SAW juga pernah secara khusus menganjurkan “Makanlah apa yang tersedia di depanmu.” Pada kesempatan lain beliau pernah mengulurkan tangan untuk mengambil buah-buahan yang tersedia pada posisi yang agak jauh. 

Ketika hal itu ditanyakan beliau menjawab “Buah-buahan bukan termasuk hidangan utama.” Lalu beliau mengiingatkan pula, “Jangan memulai makan dari pusat atau tengah-tengah makanan (nampan). Akan tetapi, lakukan dari bagian teorinya”. Mengapa beliau mengatakan seperti itu? Karena sesuai dengan sabda beliau yang berbunyi

الْبَرَكَةُ تَنْزِلُ فِي وَسَطِ الطَّعَامِ، فَكُلُوْا مِنْ حَافِيَتِهِ وَلاَ تَأْكُلُوْا مِنْ وَسَطِهِ

Artinya : 

“Keberkahan tersebut akan turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari pinggir-pinggirnya dan jangan dari tengahnya!”

Di sisi lain Nabi juga mengingatkan kepada kita agar ketika kita makan, makanan yang kita makan tidak sampai berjatuhan. Nabi SAW berpesan “Apabila salah seorang dari kalian terjatuh, maka hendaklah ia mengambilnya, membuang kotoran yang menempel padanya dan memakannya kembali. 

Jangan membiarkannya untuk dikonsumsi oleh setan. Dan hendaklah membersihkan jari-jarinya dari sisa makanan yang masih menempel dengan mulut, dan jangan mengelap tangan dengan sapu tangan atau sejenisnya. Sebab, kita tidak mengetahui dalam suapan mana keberkahan itu berada.”

Jangan pula meniup makanan yang masih panas. Janganlah mengembuskan nafas ke dalam wadah atau gelas air minum. Sebab, hal itu dilarang. Sesuai dengan sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Sayyidina Ibnu Abbas RA. 

Baca...  Filsafat Manusia dalam Perspektif Ibnu Arabi

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُتَنَفَّسَ فِي الإِنَاءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيه

Artinya : 

“Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam melarang bernafas di dalam gelas atau meniupi gelas (HR. Ahmad 1907, Turmudzi 1888, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth)”.

Di samping itu juga Rasulullah SAW melarang jangan minum air ketika sedang makan kecuali pada saat haus atau tersedak. Lebih baik perut itu berbunyi, karena proses pengolahan makanan dalam lambung. Dianjurkan juga memakan makanan seperti kurma atau anggur dalam jumlah yang gasal (ganjil). 

Berkaitan dengan tata cara atau adab ketika hendak minum, hendaklah memegang gelas dengan menggunakan tangan kanan dan membaca Bismillah disunnahkan meminum dengan cara disedot (dihisap dengan kedua bibir), bukan dengan meneguknya secara langsung ke arah kerongkongan. 

Minumlah dengan cara perlahan setelah sebelumnya menghirup nafas terlebih dahulu, dan tidak terburu-buru. Sebab, meneguknya langsung ke arah kerongkongan tanpa menggunakan bibir sebagai kendali dapat membahayakan kondisi jantung. 

Rasulullah SAW pernah mengingatkan dalam sabda beliau “Minumlah air dengan perlahan setelah sebelumnya menghirup nafas, dan janganlah minum tanpa menghirup dahulu. Sebab, minum yang dilakukan tanpa didahului dengan menghirup nafas sebelumnya akan menyebabkan gangguan pada fungsi kerja jantung. 

Dan, kita hendaknya tidak minum sambil berdiri atau berbaring. Sebab, Rasulullah SAW tidak menganjurkannya, kecuali dalam keadaan darurat yang diperbolehkan, seperti dalam kondisi sakit dan lain sebagainya. Dan, selesai makan atau minum disunnahkan membaca doa berikut ini sebagaimana yang telah di praktekkan oleh beliau yakni

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي سَقَانَا عَذْبًا فُرَاتًا بِرَحْمَتِهِ، وَلَمْ يَجْعَلْهُ مِلْحًا أُجَاجًا بِذُنُوبِنَا

Artinya : 

“Segala puji bagi Allah yang menjadikan air ini tawar dan segar dengan rahmatnya, serta tidak menjadikannya asin lagi pahit karena dosa-dosa kami.”

Disunnahkan pula meminum apa saja dalam tiga tarikan nafas. Selesai minum, biasakan membaca Alhamdulillah. Dan pada saat tidak minum jangan pernah lupa membaca Bismillah. Pada bagian jeda dari teguhkan pertambahan dalam melakukan tarikan nafas yang diiringi dengan membaca, Alhamdulillah. 

Baca...  Riwayat Islamnya Abu Thalib

Pada bagian jeda dari tikungan yang kedua hendaknya melakukan tarikan nafas diiringi dengan membaca, Robbil ‘Alamin. Dan, pada bagian jeda dari lekukan yang ketiga hendaknya melakukan tarikan nafas diiringi dengan membaca Ar Rohmanirrahim…

Inilah beberapa adab baginda Rasul Muhammad SAW ketika sedang makan. Semoga kita bisa mengamalkan dan menjaga sunnah beliau. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin.

*) Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya.

2364 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Artikel

Sekolah Bisnis Online dan Konsultan Feasibility Study: Meningkatkan Kualitas Bisnis di Era Digital

4 Mins read
Pendahuluan Di era digital yang terus berkembang, memulai dan mengelola bisnis bukan lagi hal yang sulit. Teknologi internet memberikan akses ke berbagai…
Artikel

Konsultan Feasibility Study (FS) dan Jasa Pembuatan Feasibility Study: Panduan Lengkap

4 Mins read
Pendahuluan Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, pengambilan keputusan yang tepat menjadi kunci untuk memastikan keberhasilan suatu proyek. Salah satu tahapan yang…
Artikel

Ajaran Berniaga dalam Islam di Era Digital: Memaksimalkan Potensi dengan Pasarino

1 Mins read
Dalam era digital yang semakin pesat, dunia bisnis mengalami transformasi yang signifikan. Islam sebagai agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights