Gangguan mental seperti stres berlebih, menjadi penyakit yang menjangkit generasi Z dengan sangat brutal. Gangguan mental ini tidak bisa dianggap sepeleh karena banyak dari mereka yang mengalami gangguan mental, berakhir bunuh diri. Melansir dari KOMPAS.com, dalam jangka waktu 11 tahun, kasus bunuh diri tercatat sebanyak 2.112 dan empat puluh enam persennya dari kalangan remaja.
Menyikapi hal tersebut, para dokter memberikan berbagai solusi pencegahan dan penangan, seperti dr. Gabriellah Florencia dalam laman halodoc.com dan dr. Kevin Adrian dalam laman alodokter.com.
Namun jauh sebelum mereka, salah satu tokoh terkenal Islam, Ibnu Sina, telah memberikan tips pencegahan dan penanganan. Berikut penjelasan yang kami rangkum dari paparan Dr. Fahrudin Fais dalam channel MJS (Masjid Jendral Soedirman).
Ciri-Ciri Mental Sehat
Sebelum jauh membahas pencegahan dan penanganan gangguan mental, kita seharusnya mengetahui terlebih dahulu bagaimana ciri-ciri mental yang sehat. Ciri-ciri ini adalah alarm sebagai notifikasi apakah mental kita sedang sehat atau tidak. Dengan ini kita akan tahu, penjegahan dan penanganan yang dilakukan berhasil atau tidak.
Menurut Ibnu Sina, ciri-ciri mental sehat ada empat. Pertama, emosi stabil. Emosi adalah reaksi seseorang akan peristiwa atau keadaan yang dialami, seperti marah ketika tahu kalau dirinya dibohongi dan sedih karena kehilangan uang. Semua orang pasti memiliki hal tersebut. Nah, maksud dari emosi stabil, bukan tidak bisa marah atau sedih, melainkan emosi yang dapat terkontrol dengan baik.
Kedua, pikiran jernih. Pikiran bisa dikatakan sebagai core dari hidup manusia. Hal ini karena pikiran yang menyetir tubuh dan langkah manusia. Maka kegiatan positif bersumber dari pikiran yang positif pula.
Pikiran jernih adalah pikiran yang dapat membedakan semisal baik atau buruk, layak atau tidak dan mana yang terbaik di antara yang buruk. Bukan pikiran yang mampu memahami berbagai masalah secara mendetail layaknya filsuf, juga bukan pikiran yang memiliki daya kreatif tinggi seperni seniman.
Ketiga, jiwa dan tubuh yang harmonis. Maksudnya adalah mental dan jasmani kita mengalami keadaan yang prima. Menurut Ibnu Sina keduanya saling berkaitan. jasmani yang bermasalah bisa berperngaruh terhadap mental.
Seseorang yang sedang sakit struk misalnya, banyak dari mereka yang mentalnya juga terganggu. Begitu pula sebaliknya, mental yang bermasalah akan memberikan dampak terhadap jasmani, semisal demam.
Keempat, tegaknya spiritualitas dan moralitas. Orang yang mentalnya sehat akan cenderung disiplin dalam spiritual dan baik dalam moral. Sebaliknya, orang yang mentalnya terganggu akan mengabaikan kedua hal tersebut. Akibatnya mereka akan merasakan kehampaan dan tidak bisa menemukan makna kehidupan.
Tips Menangani dan Mencegah Gangguan Mental
Mencari akar masalah merupakan poin penting dalam menagani dan mencegah gangguan mental. Menurut Ibnu Sina akar masalah tersebut adalah unsur vegetative dan hayawaniyah yang lebih dominan dari pada unsur insaniyahnyah.
Sebelumnya, Ibnu Sina menjelaskan bahwa jiwa manusia terdiri dari 3 unsur: vegatatif, hayawaniyah dan Insaniyah. Vegetatif adalah unsur yang mendorong manusia untuk berkembang dan tumbuh, seperti keinginan untuk makan, minum dan melakukan hubungan seksual untuk melanjutkan generasi. Jika unsur ini lebih dominan, akan memberikan efek negatif, seperti rasa malas berlebihan, rakus dan hasrat seksual diluar kendali.
Sedangkan hayawaniyah adalah unsur yang mendorong manusia untuk mengeluarkan emosi, baik sedih, senang dan sebagainya. Jika unsur ini lebih dominan, maka manusia akan sulit sekali untuk mengontrol emosinya. Mereka akan mudah marah, stress, dan putus asa.
Berbeda dari keduanya, Insaniah adalah unsur yang mendorong manusia untuk berpikir, memahami dan disisiplin dalam spiritualitas. Menurut Ibnu Sina, unsur inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Unsur ini adalah penyeimbang jiwa manusia agar tetap stabil. Dari situ, Ibnu Sina merumuskan bahwa kesehatan mental adalah unsur insaniyah lebih dominan daripada hayawaniyah dan vegetative.
Cara agar unsur insaniyah bisa lebih dominan adalah mendayagunakan akal semaksimal mungkin. Dalam keadaan apapun kita harus tenang sejenak untuk berpikir. Misalnya kita dalam posisi sangat membutuhkan dana sedangkan tidak punya uang. Maka kita harus tenang, berpikir bagaimana cara mendapatkan uang dengan cepat dan benar, seperti mencari pinjaman uang ke teman atau menjual aset yang tidak terlalu penting dalam kehidupan.
Daya guna akal juga memiliki kekuatan yang jarang orang ketahui. Ibnu Sina mengatakan; “Inna quwatal fiqrah qadirun ‘ala ihdasil marad wa syifai minhu” (Pikiran memiliki kekuatan untuk menimbulkan penyakit dan menyembuhkan). Pernyataan itu dapat kita benarkan setelah melihat betapa banyak orang sakit karena banyak beban pikiran dan orang yang sembuh dari penyakit juga karena dorongan pikiran.
Kesimpulan
Untuk menjaga kesehatan mental, Ibnu Sina menekankan untuk memastikan unsur insaniyah jiwa kita lebih dominan daripada unsur vegetative dan hayawaniyah. Cara supaya itu dapat terjadi adalah dengan mendayagunakan akal secara maksimal dan menjaga ketenangan dalam menghadapi masalah. Dengan pendekatan ini, Ibnu Sina memberikan perspektif holistik dalam menangani gangguan mental yang tetap relevan hingga saat ini.