Keislaman

Relativitas Waktu dalam Alquran

3 Mins read

Pada abad ke-20 ada seorang ilmuwan Jerman bernama Albert Einstein yang membuktikan secara ilmiah adanya relativitas waktu. Penemuan ini nyatanya telah dahulu tersirat dalam Alquran yang diturunkan 15 abad lalu. Sebagaimana diterangkan ulama tafsir bahwa Alquran memperkenalkan relativitas waktu, baik yang berkaitan dengan dimensi ruang, keadaan, maupun pelaku.

Informasi tentang waktu yang bersifat relatif tersebut terdapat dalam sejumlah ayat, di antaranya ialah dalam Q.S. as-Sajdah ayat 5 dan Q.S. al-Hajj ayat 47 yang menyatakan bahwa waktu sehari sama dengan seribu tahun menurut perhitungan manusia.

Dalam Alquran, ungkapan waktu yang relatif itu menggunakan kata yaum (hari). Dalam pemahaman ini yaum maknanya dalam pengertian umum, bukan 24 jam. (Tafsir Ilmi: Waktu dalam Prespektif Alquran dan Sains h. 71) Sebagaimana pada banyak ayat menjelaskan mengenai yaum yang artinya hari akhir, tahun, bulan, ataupun hari, juga mengandung perbandingan antara sebuah nama waktu dengan yang lainnya.

Menurut Thantawi Jauhari perhitungan waktu sehari sama dengan seribu tahun bukanlah pembatasan bilangan. Penyebutan seribu tahun bermaksud untuk menujukkan bahwa maqam suci Tuhan sangat jauh dari kedudukan hamba yang berada di alam yang terikat dengan materi. Pengecualian bagi para hamba-Nya yang dikhususkan, waktu ini setara dengan waktu antara salat Zuhur dan Ashar. (Tafsir Jawahir al-Quran Juz 15, h. 191)

Thantawi (15:195) kemudian menjelaskan bahwa dunia yang dihuni manusia saat ini merupakan hasil atau turunan dari alam yang lebih halus (althaf) dimana kepadatan senyawa dan zat yang ada di alam halus tersebut berbeda. Ia memberikan penjabarannya melalui penjelasan kimia dimana setiap unsur menunjukkan sifat dan derajat yang berbeda-beda. Hal itulah yang memicu adanya dilatasi waktu antara dunia padu dan alam halus.

Baca...  Analisis Tafsir Ayat-Ayat Tentang Pluralisme Agama

Di lain sisi dalam Q.S. al-Ma’arij ayat 4, Allah menyebut satu hari kadarnya sama dengan 50 ribu tahun, ketika para malaikat naik menghadap-Nya dengan kecepatan cahaya. Ayat ini menyebutkan suatu peristiwa yang menjadi tolak ukur terjadinya perbedaan waktu antara dua pengamat. Yakni pengamatan dengan kerangka acuan bergerak dan pengamat dengan acuan diam.

Dinyatakan bahwa malaikat bergerak naik dengan waktu satu hari (yaum) menurut dimensinya dan akan sama dengan 50 ribu tahun menurut dimensi manusia. Hal ini dikarenakan malaikat bergerak tidak menggunakan hukum alam di muka bumi, sehingga tidak terkena oleh sunatullah, atau di alam lain yang berbeda dari hukum alam manusia. Perlu juga diperhatikan bahwa malaikat atau Allah tidak terkait dengan ruang dan waktu sebagaimana manusia. (Mengenal Konsep Relativitas h. 137-138)

Thantawi Jauhari (24:253) menambahkan penjelasan bahwa malaikat berada pada alam arwah, yaitu alam yang terlepas dari materi. Di mana malaikat pergi menghadap Allah sesuai dengan derajatnya masing-masing. Rentang waktu dalam ayat ini diibaratkan dengan sehari yang setara 50 ribu tahun menurut perhitungan waktu manusia yang terikat materi.

Penjelasan mengapa waktu yang dipakai oleh para malaikat begitu singkat, yang di mana seharinya bisa setara 50 ribu tahun ini sejatinya sangat dimungkinkan dalam teori fisika modern. Seperti teori relativitasnya Albert Einstein, ia membuktikan tentang waktu yang relatif itu dengan mengangkat sebuah cerita fakta.

Sebagaimana Aminah Mustari dalam bukunya, Ketiadaan Waktu dan Realitas h. 118, yang mengutip penjelasan Einstein, ada dua saudara kembar, salah seorang kembar ini pergi keluar angkasa dan yang satunya tinggal di bumi. Orang yang pergi keluar angkasa pada kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya. Sewaktu kembali ke bumi, ia melihat bahwa saudaranya menjadi jauh lebih tua darinya. Hal ini dikarenakan waktu berjalan lebih lambat bagi orang yang bepergian dengan kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya.

Baca...  Fenomena Pertemuan Dua Lautan dalam Alquran

Dalam terminologi agama Islam sendiri, malaikat disebut sebagai makhluk yang berbadan cahaya. Karena itu ia bisa melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi, yaitu 300 ribu km/detik. Sehingga ketika dia naik ke langit dengan kecepatan mendekati cahaya, waktunya menjadi mulur, relatif terhadap waktu manusia sebesar 50 ribu tahun. (Tafakur h. 64).

Sehingga perbedaan waktu dalam suatu kerangka acuan yang bergerak (malaikat) dengan kerangka acuan yang diam (manusia) adalah efek dilatasi waktunya, karena malaikat bergerak melampaui kecepatan cahaya.

Demikianlah Alquran membentuk satu iklim yang dapat mengembangkan akal pengetahuan manusia. Kitab suci yang diturunkan kepada Rasulullah pada abad ke-7 itu selain ayat hukum dan kisah, juga berisikan fakta-fakta ilmiah menakjubkan yang hingga saat ini masih ditelusuri oleh pakar-pakar ilmu.

Sebagaimana terperinci dan akuratnya beberapa ayat yang memberi informasi tentang relativitas waktu, menjadi satu tanda dari berbagai anugerah yang dapat menjadi sarana untuk manusia agar mentabburi dan selalu bersyukur atasnya. Wallahu a’lam bi as-shawwab.

6 posts

About author
Khidmah di Yayasan Taftazaniyah
Articles
Related posts
Keislaman

Isra dan Mikraj Nabi Muhammad

5 Mins read
  سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ…
KeislamanKhutbah Jumat

Khutbah Jumat ; Rasulullah Rahmat Bagi Alam Semesta

7 Mins read
A. Khutbah Jumat Pertama; السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 1. Hamdallah; 2. Syahadatain; 3. Salawat Allahumma shalli ala’ Muhammad. Wa’ala alihi wa…
KeislamanTafsir

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Surat Al-Mujadalah Ayat 11 dan Luqman Ayat 13 Menurut Tafsir Al-Misbah dan Al-Azhar

5 Mins read
Nilai-nilai pendidikan karakter adalah suatu kebutuhan yang berlangsung terus-menerus untuk meningkatkan kesadaran individu, pembentukan karakter berkontribusi pada masa depan yang lebih baik….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Keislaman

Perspektif Islam dalam Menyikapi Quarter Life Crisis

Verified by MonsterInsights