Tokoh

Muhammad Shahrur: Karya Tafsir Kontekstual dan Landasan Pemikirannya

2 Mins read
Ajaran Islam menunjukkan bahwa tidak ada batasan waktu atau ruang, yang membuat mempelajari Islam menjadi sulit atau memerlukan kajian yang harus dipahami menghasilkan pengembangan potensi baru dengan berbagai topik atau isu pula. Kita memasuki zaman modern, segalanya akan menjadi lebih kompleks.
Kompleksitas ini bukan merupakan hasil fenomena terkait dengan realitas yang terus berkembang dalam diri manusia secara keseluruhan. Kompleksitas bukan merupakan hasil dari fenomena yang berkaitan dengan realitas yang terus berkembang dalam diri manusia secara keseluruhan.

Biografi Muhammad Shahrur

Muhammad Syahrur menindaklanjutinya dengan melakukan pengkajian ulang atau penelaahan ulang terhadap ajaran Islam, khususnya Al-Qur’an sebagai sumber terpenting. Sebagai Ulama Islam yang berasal dari Timur Tengah, pemikirannya cukup matang dan mampu memahami konteks kekinian, karena itu ia dianggap kontemporer.
Muhammad Syahrur Dayb atau yang biasa dipanggil Syahrur adalah seorang tokoh dan pemikir Islam yang berasal dari Salihiyyah, Damaskus (Suriah) pada tanggal 11 April 1938. Lahir dari sepasang orang tua yang bernama Dayb bin Dayb dan ibunya bernama Shiddiqah Binti Shalih Filyun. Masa kecilnya berada dalam suasana dan lingkungan yang bisa dikatakan liberal, meskipun anak kelima dari lima bersaudara ini adalah seorang sunni.
Muhammad Syahrur memulai jalur keilmuannya dari sains, yang menjadikannya ahli di bidang teknik sipil. Hal ini memunculkan pandangan skeptis terhadap pemahaman Islamnya karena fokus pendidikannya tidak secara khusus berasal dari ilmu agama. Namun, Syahrur memiliki latar belakang pendidikan agama di Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Abdurrahman al-Kawakibi di Damaskus hingga tahun 1957. Ia melanjutkan studinya di Uni Soviet, meraih diploma teknik sipil pada 1964, sembari mempelajari filsafat Barat seperti Marxisme dan dialektika Hegelian, yang memberi pengaruh besar pada pemikirannya.

Karya-Karyanya

Muhammad Syahrur adalah pemikir Islam modern dengan karya-karya yang menawarkan perspektif baru terhadap Islam. Karyanya yang paling terkenal, Al-Kitab wa Al-Qur’an: Qira’ah Muashirah (1990), menggunakan pendekatan linguistik untuk menafsirkan Al-Qur’an dan membahas konsep risalah, sunnah, serta kemanusiaan. Dalam Tajfif Manabi’ al-Irhab (2008), ia mengkritik interpretasi agama yang sempit sebagai akar kekerasan, khususnya pasca-serangan 11 September 2001. Dirasah Islamiyah Muashirah fi ad-Daulah wa al-Mujtama (1994) menyoroti hubungan masyarakat dengan negara serta isu otoritarianisme. Sementara Al-Iman wa Al-Islam Manzhumat al-Qiyam (1994) merekonstruksi pemahaman tradisional tentang rukun iman dan Islam. Dalam Nahwu Usul Jadidah li al-Fiqh al-Islami: Fiqh al-Mar’ah (2000), ia menekankan pentingnya kesetaraan gender dalam hukum Islam. Selain buku, ia aktif di seminar dan menulis artikel, termasuk The Divine Text and Pluralism in Muslim Societies (1997).

Landasan Pemikiran Linguistik dan Filsafat

Muhammad Syahrur mulai tertarik pada linguistik saat bertemu dengan Ja’far Dakk Al-Bab di Uni Soviet. Inspirasi ini mendorongnya mendalami linguistik dan mengambil pemikiran tiga tokoh utama sebagai dasar, seperti Ibn Jinni yang menekankan evolusi bunyi dalam sejarah, harmoni tata bahasa dan fisiologi bunyi. Lalu Iman Jurjani yang mengutamakan tatanan bahasa melalui makna kata dan kalimat berita. Serta Abu Ali al-Farisi yang melihat bahasa sebagai sistem sosial yang selaras dengan pemikiran.
Dari ketiga tokoh tersebut, Syahrur mengembangkan pendekatan linguistiknya sendiri dengan beberapa prinsip utama: bahasa tidak memiliki sinonim, kata adalah bentuk ekspresi, makna merupakan elemen terpenting dalam bahasa, dan bahasa hanya dapat dipahami jika sesuai dengan realitas objektif. Pendekatan ini mencerminkan upaya Syahrur menjadikan linguistik sebagai kerangka untuk memahami bahasa secara lebih rasional dan kontekstual.
Muhammad Syahrur menggunakan konsep empirismatrianisme dalam filsafatnya, menjadikan alam dan materi sebagai ukuran kebenaran. Pengaruh pemikiran Marxisme dan dialektika Hegelian membentuk pandangan Syahrur bahwa segala sesuatu berasal dari materi, sehingga ia menolak entitas metafisik sebagai sumber pengetahuan. Dalam pemaknaan Al-Qur’an, ia menyatakan bahwa pengetahuan manusia berasal dari alam material, bukan dari wujud metafisik.
Untuk mendukung pandangannya, Syahrur merumuskan beberapa prinsip metodologis, seperti Hubungan erat antara kesadaran dan pengetahuan manusia dengan wujud material. Alam semesta bersifat material, dan akal manusia mampu mengungkap rahasianya tanpa batas. Pengetahuan manusia bersifat evolutif, berkembang dari pengalaman indrawi menuju objek abstrak. Al-Qur’an tidak bertentangan dengan filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan.
Baca...  Kajian Tafsir Tematik: Hikmah Iddah Dalam Al-Qur’an
2413 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Tokoh

Tsabit bin Qurrah Penerjemah Besar Al-Mutarjim Al-Kabir

3 Mins read
Tsabit bin Qurrah merupakan salah satu penerjemah terkemuka pada masa kejayaan terjemah. Ia mengalih bahasakan buku-buku keilmuan dari bahasa latin ke dalam…
KeislamanTokoh

Sultanah Safiatuddin : Cahaya dari Serambi Mekkah yang Menerangi Nusantara

3 Mins read
Islam merupakan agama yang sempurna, mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk kepemimpinan. Dalam hadis, Rasulullah bersabda: لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْ أَمْرَهُمْ اِمْرَأَةً…
KeislamanTokoh

KH. Abdulloh Ma'sum Jauhari: Sosok Gondrong Yang Mempersatukan Ulama

4 Mins read
Istilah “gondrong” sering kali dikaitkan dengan pernyataan negatif, seperti perilaku kriminal seperti mencopet atau merampok. Namun keyakinan ini tidak selalu tepat. Dalam…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights