Artikel

37 Raja Dinasti Bani Abbasiyah

3 Mins read

Penulis: Febiyanti Fitri Indah Kartika Asih*

Kekhalifahan Abbasiyah adalah kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Bagdad (sekarang ibu kota Irak). Khilafah bani Abbasiyah merupakan kelanjutan dari khilafah bani Umayyah, dimana pendiri dari khilafah ini adalah keturunan Al-Abbas, paman Nabi Muhammad SAW, yaitu Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas RA. 


Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H (750 M) s/d. 656 H (1258 M). Berdiri karena serangan dari keturunan Al-Abbas ibn Abdul Al- Muthalib (didukung Bani Hasyim, Syi’ah dan Mawali) yang berhasil menggulingkan dinasti bani Umayyah.

Terdapat 37 raja yang berkuasa di masa bani abbasiyyah yaitu Abu al-‘Abbas bin Muhammad Al-Saffah (132-136 H/ 750-754 M), Abu Ja’far bin Muhammad Al-Manshur (136-158 H/ 754-775 ), Abu Abdullah Muhammad Al-Mahdi (158-169 H/775- 785 M), Abu Musa Al-Hadi (169-170 H/785-789 M), Abu Ja’far Harun Al-Rasyid (170-193 H/786-809 M), Abu Musa Muhammad Al-Amin (193-198 H/809-813 M). 

Abu Ja’far Abdullah Al-Ma’mun (198-218 H/813-833 M), Abu Ishak Muhammad Al-Mu’tashim (218-227 H/833- 842 M), Abu Ja’far Harun Al-Watsiq (227-232 H/842-847 M), Abu Al-Fadhl Ja’far Al-Mutawakkil (232-247 H/847-861 M), Abu Ja’far Muhammad Al-Mustanshir (247-248 H/861- 862 M), Abu Al-Abbas Ahmad Al-Musta’in (248-252 H/862-866 M), Abu Abdullah Muhammad Al-Mu’tazz (252-255 H/ 866-869 M).

Abu Ishak Muhammad Al-Muhtadi (255-256 H/869- 870 M), Abu Al-Abbas Ahmad Al-Mu’tamid (256-279 H/870- 892 M), Abu Al-Abbas Ahmad Al-Mu’tadhid (279-289 H/892- 902 M),  Abu Muhammad Ali Al-Muktafi (289-295 H/902-905 M), Abu Al-Fadhl Ja’far Al-Muqtadir (295-320 H/905-932 M), Abu Manshur Muhammad Al-Qahir (320-322 H/932- 934 M), Abu Al-Abbas Ahmad Al-Radhi (322-329 H/934-940 M).

Baca...  Filsafat Perspektif Imam Al Ghazali

Abu Ishak Ibrahim Al-Muttaqi (329-332 H/940-944 M), Abu Al-Qasim Abdullah Al-Mustakfi (332-334 H/944- 946 M), Abu Al-Qasim Al-Mufadhdhal Al-Muthi’ (334-362 H/ 946-974 M), Abu Al-Fadhl Abdul Karim Al-Tha’i’ (362-381 H/974- 991 M), Abu Al-Abbas Ahmad Al-Qadir (381-422 H/991-1031 M), Abu Ja’far Abdullah Al-Qa’im (422-467 H/1031-1075 M).

Abu Al-Qasim Abdullah Al-Muqtadhi (467-487 H/1075. 1094 M), Abu Al-Abbas Ahmad Al-Mustazhhir (487-512 H/1094 1118 M), Abu Manshur al-Fadhl Al-Mustarsyid (512-529 H/1118- 1135 M), Abu Ja’far Al-Manshur Al-Rasyid (529-530 H/1135-1136 M), Abu Abdullah Muhammad Al-Muqtafi (530-555 H/ 1136-1160 M), Abu Al-Muzhaffar Al-Mustanjid (555-566 H/1160-1170 M).

Abu Muhammad Al-Hasan Al-Mustadhi’ (566-575 H/ 1170-1180 M), Abu Al-Abbas Ahmad Al-Nashir (575-622 H/1180-1225 M), Abu Nashr Muhammad Al-Zhahir (622-623 H/1225- 1226 M), Abu Ja’far Al-Manshur Al-Mustanshir (623-640 H/1226- 1242 M), Abu Ahmad Abdullah Al-Musta’shim (640-656 H/1242- 1258 M).

Terdapat hasil peradaban dan kemajuan yang dicapai pada masa dinasti bani abbasiyah, antara lain yaitu :

Bangunan

Dibangunnya Baitul Hikmah yang merupakan perpustakaan dan pusat ilmu pengetahuan dan gerakan penterjemah. Kedua Kuttab merupakan bagian dari masjid yang digunakan sebagai sekolah / tempat belajar. Ketiga Madrasah Nizamiyah didirikan oleh Nizamul Mulk berfungsi sebagai lembaga pendidikan teologi ( keagamaan ). 

Kelima Khizanat al-Khutub merupakan Perpustakaan dibangun oleh Syiraz-Buwaihiyah. Serta bangunan lainnya berupa masjid, jalan, istana, observatorium, rumah sakit, mata air zubaidah, dll. 

Lahirnya Tokoh-tokoh dan ilmuwan

Kedokteran melahirkan tokoh Ali al-Thabari, Ali ibn al-Abbas al-Majusi dan Ibn Sina. Filsafat melahirkan tokoh al-Kindi, al-Farabi, dan ibn Sina. Astronomi melahirkan tokoh Muhammad ibn Ibrahim ibn al-Fazari, al-Hajjaj, Hunayn ibn Ishaq, al-Asthurlabi, al-Khawarizmi. Ilmu pengetahuan alam melahirkan tokoh al-Biruni, al-Karaji (aritmatika), Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi (matematika), Umar al-Khayyam. Kimia melahirkan tokoh Jabir ibn hayyan, al-Tughra’i, Abu al- Qasim al-‘Iraqi. 

Baca...  Moderasi Beragama di Kalangan Milenial untuk Menjaga Persatuan dan Kesatuan

Zoologi dan Antropologi melahirkan tokoh Abu ‘Usman ‘Amr ibn Bahr al-Jahiz, al-Qazwini, al-Damiri. Geografi melahirkan tokoh al-Khawarizmi, al-Mas’udi, ibn Khurdadzbih, al-Ya’qubi, Ibnu Rustah, Ibn al-Faqih al Hamadzani, al-Ishthakhri. Tafsir melahirkan tokoh Al-Thabari, ibn ‘Athiyah al-andalusia, al-Sudai, Abu Muslim Muhammad Isthani, al-Asadi, Abu Yunus Abd al-Salam. 

Hadis melahirkan tokoh Imam al Bukhari, Imam Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud, An-Nasa’i. Kalam melahirkan tokoh Jahm ibn Sofyan (jabariyah), Ghilan al- Dimasyqi (Qodariyah), Wasil ibn Atha’ (Mu’tazilah), Abu Hasan al-Asy’ari dan al-Ghazali (Ahlu Sunnah wal Jama’ah). Bahasa melahirkan tokoh Sibawaih, al-Kisai, Abu Zakaria al-Farra.

Industri dan Perdagangan

Hubungan perdagangan dijalin antara Arab, Persia, India dan Cina. Perdagangan di sebelah barat mencapai wilayah Maroko dan Spanyol. Muncul industri-industri perdagangan termasuk pabrik-pabrik antara lain: kurma, gula, kapas, wol, baja, gelas, rempah-rempah, sutra dan lain-lain.

Pertanian

Daerah tepian sungai yang subur dikenal dengan Sawad. Pertanian merupakan sumber utama pemasukan negara. Mereka membuka saluran irigasi dari sungai Eufrat dan Tigris. Mereka juga menggali kanal-kanal. Selain pertanian atas gandum, kurma, padi juga berbagai sayuran, buah dan tanaman lain.

Pendidikan

Lembaga pendidikan Islam pertama adalah Baitul Hikmah yang berfungsi sebagai biro penerjemahan, pusat kajian ilmu pengetahuan, perpustakaan dan observatorium. Dibangunnya juga lembaga pendididikan Madrasah Nizamiyah, perpustakaan Khizanat al-Kutub, dan banyaknya toko buku.

Penyebab kemunduran dan kehancuran dinasti Abbasiyah adalah 

Faktor Internal : Kemewahan hidup di kalangan penguasa memberi peluang kepada para tentara profesional dan bangsa lain untuk mengambil alih kekuasaan, perebutan kekuasaan antara keluarga (pengganti lemah) yang ditambah dengan masuknya unsur bangsa lain sehingga terjadi persaingan. 

Adanya kemerosotan ekonomi, konflik keagamaan terutama kelompok Sunni dan Syi’ah, dan wilayah kekhalifahan Abbasiyah yang terlalu luas menyebabkan tidak terjangkaunya pemerintahan dan kemudian banyak dinasti yang muncul melepaskan diri dari Abbasiyah.

Baca...  Abu Yazid Al Bustami Sufi Pecipta Konsep Al- Ittihad dalam Tasawuf

Faktor Eksternal : Banyaknya pemberontakan, Bani Fati- miyah (syi’ah) berdiri di Mesir, serangan dinasti mongol dipimpin Hulagu Khan yang menyebabkan Baghdad rata dengan tanah dan berakhirlah masa dinasti Abbasiyah.

*) Mahasiswa Program Studi Psikologi Islam UIN Raden Mas Said Surakarta.

Sumber :

Judul Buku : Reorientasi Wawasan Sejarah Islam ( Arab sebelum Islam, Dinasti-dinasti ) 

Penerbit : Teras

Penyusun : Khoriyah, M. Ag

Tebal Buku : 205 Halaman

2366 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Artikel

Tidak Bisa Mengetik di Word karena "Selection is Locked", Ini Solusinya!

2 Mins read
Kompak – Salah satu masalah yang sering ditemui pengguna Microsoft Word adalah pesan “Selection is Locked” yang muncul saat mencoba mengetik atau…
Artikel

Ingin Rumah Lebih Sejuk? Coba Roster Jogja dari AM Roster

4 Mins read
Mendapatkan rumah yang sejuk merupakan impian bagi setiap orang, terutama di negara tropis seperti Indonesia. Salah satu cara untuk menciptakan suhu udara…
Artikel

Sekolah Bisnis Online dan Konsultan Feasibility Study: Meningkatkan Kualitas Bisnis di Era Digital

4 Mins read
Pendahuluan Di era digital yang terus berkembang, memulai dan mengelola bisnis bukan lagi hal yang sulit. Teknologi internet memberikan akses ke berbagai…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights