Artikel

Siapa Saja Ahlul Bait Rasulullah ?

4 Mins read

Ahlul Baith (ahl l-bait) artinya
adalah penghuni rumah atau keluarga Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi
wasallam. Mengenai siapa-siapa saja Ahlul Baith para Ulama berbeda pendapat,
hal ini disebabkan adanya perbedaan pemahaman tentang Q.S Al-Ahzab ayat 33 yang
menjelaskan masalah tersebut, terutama dalam asbab an-nuzul (sebab turunnya
ayat) tersebut. Perbedaan juga timbul karena adanya beberapa hadis yang berbeda
tentang itu dan adanya berbagai macam kelompok atau aliran dalam Islam.

وَقَرْنَ فِى بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ
ٱلْجَٰهِلِيَّةِ ٱلْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتِينَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعْنَ
ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجْسَ أَهْلَ
ٱلْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

 

Arab-Latin: Wa qarna fī buyụtikunna
wa lā tabarrajna tabarrujal-jāhiliyyatil-ụlā wa aqimnaṣ-ṣalāta wa ātīnaz-zakāta
wa aṭi’nallāha wa rasụlah, innamā yurīdullāhu liyuż-hiba ‘angkumur-rijsa
ahlal-baiti wa yuṭahhirakum taṭ-
hīrā.Artinya: Dan hendaklah kamu tetap di
rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang
Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah
Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari
kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (Q.S Al-Ahzab
ayat 33).

Ahlul Baith Nabi

Dalam Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan
bahwa Ibnu Jarir dari Ikrimah dan Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas, dia berkata :
“Ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan para istri Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wasallam saja”. Ikrimah menyatakan bahwa ayat tersebut bukan hanya pada
istri-istri Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Dalam hadis yang
diriwayatkan Imam Ath-Tabrani (wafat 360 H) dari Ummu Salamah (salah seorang istri
Rasulullah), diceritakan bahwa ketika Rasulullah shalllallahu alaihi wasallam
sedang berada di rumah Ummu Salamah, datang Fatimah az-Zahra membawa sebuah
pinggan berisi makanan.

Rasulullah bersabda kepada Fatimah :
“Panggil suami mu (Ali bin Abu Thalib) dan kedua anakmu (Hasan dan Husain)”.
Datanglah Fatimah bersama mereka,kemudian Rasulullah mengkerudungkan sehelai
kain Fadak di atas mereka, seraya meletakan tangan di atas mereka dan berdoa ;
“Ya Allah, mereka inilah keluarga Muhammad, tetapkanlah shalawat dan berkat
atas keluarga Muhammad, sebagaimana engkau telah menetapkan kepada keluarga
Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.”

Baca...  Fikih Sebagai Tiang Pemersatu Kebutuhan Moral dalam Masyarakat

Ummu Salamah berkata : Lalu aku
angkat kain itu agar bisa bersama mereka tetapi Rasulullah menarik kain itu
dari tanganku sambil berkata ‘ sesungguhnya engkau Ummu Salamah berada dalam
kebaikan’. Rasulullah tidak mengizinkan Ummu Salamah masuk ke dalam kain kerudung
(Kisa’) itu. Peristiwa itu menjadi sebab turunnya ayat Q.S Al-Ahzab ayat 33 dan
dari peristiwa itu dapat disimpulkan yang masuk ke dalam Ahlul Baith hanya lima
orang yaitu Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam, Fatimah, Ali bin
Abu Thalib, Hasan dan Husain.

Pendapat ini diterima oleh Ulama
kalangan sunni dan syiah. Rasulullah sendiri bersabda sebagaimana diriwayatkan
Ibnu Jarir (224-310 H), Ibnu Abi Khatim (wafat 327 H) dan Imam Ath-Tabrani dari
Abu Sa’idal-Khudri (4-84 H) : “Ayat Q.S Al-Ahzab ayat 33 ini diturunkan untuk
lima orang yaitu Rasulullah, Fatimah, Ali, Hasan dan Husain”. Hadis yang
berkenaan tentang sebab turunnya ayat Q.S Al-Ahzab ayat 33 terkenal dengan nama
Hadis al-Kisa” (Hadis tentang selimut/kerudung).

Hadis-hadis lain yang berkenaan
dengan Ahlul Baith adalah hadis as-Saqalin (dua peninggalan yang sangat
berharga) yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmizi dari Zaid bin Arqam (sahabat
Nabi dan perawi hadis) dan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbali
dari Abu Sa’id al-Khudri.

 Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi
wasallam
bersabda : “Sesungguhnya tidak lama lagi aku dipanggil dan aku
pun akan memenuhinya dan sesungguhnya aku telah meninggalkan as-Saqalin yaitu
kitab Allah dan’Itrah-ku (keluarga terdekat). Kitab Allah itu ibarat tali tang
terhentang dari langit ke bumi dan ‘Itrah-ku adalah Ahlul Baithku dan sesungguhnya
Allah Maha Lembut telah mengembankan kepadaku bahwa keduanya (kitab Allah dan
‘Itrah-ku) tidak akan terpisah sehingga datang keduanya kepadaku telaga. Maka
dari itu hendaklah kalian perhatikan bagimana perlakukanku terhadap keduanya
”.

Baca...  Memaknai Bid'ah dengan Benar

Hadis-hadis lain yang berkenaan
Ahlul Baith ialah Hadis As-Safinah (Hadis tentang bahtera), diantaranya
diriwayatkan Hakim an-Naisaburi (wafat 405 H/1014 M) dari Sa’id bin Jubair
(624-692) dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah pernah bersabda : “ Perumpaman Ahlul
Baithku bagi kamu sekalian seperti bahtera Nabi Nuh alaihisallam, barangsiapa
yang mengikutinya pasti dia selamat, tetapi barangsiapa yang berpaling darinya
pasti tenggelam”.

Kemudian Hadis Mahabbah (Hadis
tentang kecintaan terhadap Ahlul Baith) diantaranya Imam At-Tabrani dalam
kitabnya “Al-Ausat” meriwayatkan hadis dari Jabir bin Abdullah (wafat78 H/698
M) bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berkutbah : “Hai manusia,
barangsiapa yang membenci kami Ahlul Baith,Allah akan menghimpun dia bersama
Yahudi”.

Imam Hanbali, Imam at-Thabrani dan
al-Hakim mengeluarkan hadis yang bersumber dari Ibnu Abbas, saat turun Q.S
Asy-Syura ayat 23 :”Katakanlah, aku tidak meminta upah kepada kalian atas
penyampaian risalah ini, selain kecintaan kalian pada Rasulullah”. Sahabat bertanya
: “Siapa dari kerabatmu yang wajib kami cintai ?”. Rasulullah bersabda : “Ali
bin Abu Thalib, Fatimah, Hasan dan Husain”.

Dalam hadis-hadis Al-Kisa dan
Mahabbah tampak jelas siapa saja yang masuk ke dalam Ahlul Baith, sedangkan
dalam hadis as-Saqalin dan as-Safinah, tidak dijelaskan rinci siapa saja masuk
dalam Ahlul Baith. Jika berpegang pada hadis-hadis bahwa Ahlul Baith tidak
menerima sedekah maka Ahlul Baith adalah Nabi Muhammad shallallahu alaihi
wasallam bersama seluruh istri-istrinya dan putra dan putrinya, Ali bin Abu
Thalib dan Aqil bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib dan keluarganya dan
seluruh keluarga Abbas bin Abdul Muthalib.

Menurut Imam Malik dan Imam Abu
Hanifah yang termasuk Ahlul Baith adalah Bani Hasyim dan Imam Syafi’i
berpendapat Ahllul Baith adalah Bani Muthalib saja. Kalangan Ulama Salafi
berpendapat bahwa Ahlul Baith adalah Rasulullah, Fatimah, Ali bin Abu Thalib,
Hasan dan Husain serta istri-istri Nabi.

Baca...  Al-Kafi Kitab Hadis Utama Mazhab Syiah

Ahlul Baith Para Ulama Mazhab Syiah

Ulama Mazhab Syiah berpandangan
yang masuk Ahlul Baith adalah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam,
Fatimah, Ali, Hasan dan para 12 imam keturunan Ali bin Abu Thalib yaitu Hasan
dan Husain, Ali bin Husain Zainal Abidin (wafat 712 H), MuhammadAl-Baqir (wafat
731), Ja’far ashodiq, M      usa al-Kazim
(wafat 799), Ali ar-Ridha (wafat 818), Muhammad al-Jawad (wafat 835), Ali
al-Hadi (wafat 868), Hasan al-Askari (wafat 874) dan Muhammad al-Muntazar
(wafat 878).

Keistimewaan Ahlul Baith
dibandingkan dengan Muslim lainnya adalah selalu mendapat salawat dan salam
ketika orang Muslim menyampaikan salawat kepada Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wasallam. Ulama Salaf sangat menaruh hormat kepada Ahlul Baith.
Keistimewaan Ahlul Baith adalah tidak menerima sedekah. Diriwayatkan ketika
Hasan disuapkan makanan dari hasil sedekah maka Nabi mengambil makanan yang
hampir dimakan Hasan.

Mencintai Ahlul Baith Bukan Syiah

H.M.H Al-Hamid al-Husaini dalam
bukunya “Rumah Tangga Rasulullah” menyatakan bahwa Imam Syafi’i berkata : “Jika
saya dituduh Rafidhi (sesat) karena mencintai keluarga Muhammad shallallahu
alaihi wasallam, maka saksikanlah wahai jin dan manusia bahwa saya adalah
Rafidhi!”. Setiap Muslim pasti mencintai Ahlul Baith baik ia suni atau syiah.

 Dari tulisan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Ahlul Baith adalah
Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam, Fatimah, Ali bin Abu Thalib,
Hasan dan Husain serta sebagian Ulama menyatakan Ahlul Baith Nabi juga adalah
para istrinya dan putra maupun putrinya. Adapun istilah keturunannya seperti Habib, Sayyid, Sayyid, Syarif muncul setelah wafatnya Ahlul Baith Nabi sah-sah saja menghormatinya namun sebagai yang mengaku keturunan Nabi saat ini bukan hanya terhormat karena nasab tetapi takwa dan seberapa besar perjuangan mereka terhadap umat Islam ?

Misalnya Jamaluddin Al Afghani, keturunan Nabi namun tidak membanggakan nasabnya tetapi menampilkan perjuangannya melawan kebatilan dan kemungkaran serta mencerahkan ummat dengan ilmu pengetahuan serta menampilkan ahlak Islamiyah.

2387 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Artikel

Jasa Studi Kelayakan dan Jasa Sebar Kuesioner: Solusi untuk Mengoptimalkan Keputusan Bisnis

4 Mins read
Di dunia bisnis yang penuh tantangan ini, pengambilan keputusan yang tepat sangat penting untuk memastikan kesuksesan dan keberlanjutan perusahaan. Salah satu cara…
Artikel

Cari Tahu Jasa Kontraktor Bangunan Terpercaya untuk Kebutuhan Konstruksi Kamu!

3 Mins read
Pernah nggak sih kamu kebingungan cari jasa kontraktor bangunan buat proyek rumah atau renovasi impian? Kalau iya, tenang aja, kamu nggak sendirian!…
Artikel

Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Perkembangan Kepribadian dan Keagamaan Anak

11 Mins read
Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Perkembangan Kepribadian dan Keagamaan Anak Arindita Dwi Septiani (07020223017) @arinditadwi123@gmail.com, Emi Faizatul Musarrina (07040223052) @emifaizatulmusyarrina@gmail.com, Fakultas Ushuluddin…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights