Sumber gambar : belajarislam.com |
KULIAHALISLAM.COM – Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki garis pantai terlebar di dunia. Hal itu menyebabkan banyaknya transportasi laut yang harus menempuh perjalanan melewati perairan Indonesia untuk efektivitas ekspedisi mereka.
Selanjutnya banyak dari pedagang atau pelancong yang berhenti terlebih dahulu di Indonesia untuk berkunjung atau berdagang.
Masuknya bahasa Arab ke Indonesia seiring dengan masuknya Islam antara abad ke-7 hingga abad ke-8 M melalui para pedagang yang berasal dari Arab serta Persia.
Selanjutnya, Islam mulai berkembang di Indonesia pada abad ke-11 hingga abad ke-12. Hal ini berarti usia bahasa Arab di nusantara telah mencapai 12 abad.
Menyebarnya bahasa Arab di Indonesia bersamaan dengan menyebarnya Islam di nusantara. Hal itu dikarenakan bahasa Arab merupakan bahasa kitab suci agama Islam, yakni Alquran.
Sebagaimana dalam firman nya, “Sesungguhnya kami menurunkan Al-Qur’an berbahasa Arab agar kalian memahami” (QS. Yusuf Ayat 2)
Imam Ibn Katsir menjelaskan dalam tafsirnya, bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang paling jelas, paling terang, paling luas, dan paling banyak perbendaharaan kata-katanya untuk mengungkapkan berbagai pengertian guna meluruskan jiwa manusia.
Bahasa Arab disebut juga sebagai bahasa yang mendapat garansi serta proteksi Illahi. Bahasa Arab jadi bagian yang tak bisa dipisahkan dalam sejarah perkembangan dunia Islam.
Dalam sekian banyak bahasa yang terdapat di dunia, bahasa Arab dianggap sebagai bahasa yang paling banyak menyandang atribut.
Bahasa Arab sering disebut juga dengan bahasa umat Islam, serta bahasa warisan budaya ilmu.
Zaman dahulu cukup banyak cendekiawan muslim di Tanah Air yang melahirkan karya buku berbahasa Arab, di antaranya Syekh Nawawi al-Bantani al-Jawi.
Beliau layak menempati posisi sebagai tokoh utama kitab kuning Indonesia karena hasil karyanya menjadi rujukan utama berbagai pesantren di Tanah Air, bahkan di luar negeri.
Selain Syekh Nawawi, masih banyak lagi ulama tanah air yang membuat karya tulis dengan menggunakan bahasa Arab, diantaranya pendiri Nahdlatul ulama, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari.
Banyak buku-bukunya yang ditulis dengan bahasa Arab. Karena memang kala itu para ulama menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa keilmuan, yang akhirnya banyak dari penuntut ilmu ditanah air yang menguasai bahasa tersebut.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa Arab adalah bahasa Santri, bahasa pelajar, bahasa keilmuan. Para ulama terdahulu pasti fasih berbahasa Arab.
Bukan malah dituduh sebagai indikasi terorisme, itu adalah logika yang sangat ngawur dan mengada-ada. Mereka para buzzer yang bahasa mereka memecah belah itulah yang lebih tepat disebut teroris.
Penulis : Naufal Abdul Afif (Penulis Adalah Alumni Pondok Modern Muhammadiyah Darul Arqam Patean Kendal)