KULIAHALISLAM.COM – Umat Islam di luar Indonesia boleh iri dengan toleransi dalam perbedaan antar sesama umat Islam yang ada di Indonesia, hanya di Indonesia-lah para ulama yang tidak tahlilan dan para ulama yang tahlilan dapat bertemu dan terhimpun dalam satu wadah lembaga perkumpulan ulama.
Risalah Toleransi : Bertemu dalam (MUI) Majelis Ulama Indonesia |
Di Yaman, cukup keras pertentangan antara para ulama yang pro-tahlilan dan pro-tarekat dengan para ulama yang anti-tahlilan dan anti-tarekat. Demikian juga, di Malaysia, antipati dan pertentangan yang sama juga kuat disana. Begitu juga di negeri-negeri lainnya.
Akan tetapi, di Indonesia, meski memang benar ada pertentangan itu, tetapi toleransi dan kebersamaan umat Islam di Indonesia dalam menghadapi perbedaan, sudah lebih tinggi dan lebih besar kadarnya dari umat Islam di luar Indonesia.
Sampai-sampai Ustaz Dr. Rozaimi Ramlee (dari Malaysia) telah memuji Indonesia dan memuji toleransi umat Islam di Indonesia, yang terlihat dari sebuah lembaga bernama Majelis Ulama Indonesia. Lihat https://youtu.be/wMS3ksbQg3w
Tahun 1975, ormas-ormas Islam berkumpul dan bermusyawarah membentuk forum bersama yang lebih besar agar dapat merepresentasikan seluruh umat Islam di Indonesia, dibentuklah Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Nahdhatul Ulama, Muhammadiyah, Sarekat Islam, Perti, Persis, Al-Washliyah, DDII, Wahdah Islamiyah, Al Irsyad, dan ormas-ormas Islam yang lainnya mengirim utusan sehingga terbentuk Majelis Ulama Indonesia itu.
Majelis Ulama Indonesia ini menjadi representasi bagi seluruh umat Islam di Indonesia karena di dalamnya adalah berkumpul perwakilan dari semua ormas-ormas Islam di Indonesia.
Sebagai dua ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah, mendapat kehormatan dan tempat terhormat dalam perwakilannya dalam Majelis Ulama Indonesia.
Daftar Ketua Majelis Ulama Indonesia dari Masa ke Masa
(1) Buya Hamka (Muhammadiyah), dari 26 Juli 1975 sampai 19 Mei 1981.
(2) Kiai Syukri Ghazali (Nahdhatul ‘Ulama), dari 24 Juli 1981 sampai 20 September 1984.
(3) Kiai Hasan Bashri (Muhammadiyah), dari 1984 sampai 1990.
(4) Kiai Ali Yafie (Nahdhatul ‘Ulama), dari 1990 sampai 2000.
(5) Kiai Sahal Mahfudh (Nahdhatul ‘Ulama), dari 29 Juli 2000 sampai 24 Januari 2014.
(6) Pak Din Syamsuddin (Muhammadiyah), dari 24 Januari 2014 sampai 27 Agustus 2015.
(7) Kiai Ma’ruf Amin (Nahdhatul ‘Ulama), dari 27 Agustus 2015 ampai 20 Oktober 2019.
(8) Buya Yunahar Ilyas (Muhammadiyah) Sebagai Pelaksana Tugas (PLT), dari 20 Oktober 2019 sampai 2 Januari 2020.
(9) Pak Zainut Tauhid Sa’adi (Nahdhatul ‘Ulama) Sebagai Pelaksana Tugas (PLT), dari 2 Januari 2020 sampai 26 November 2020.
(10) Kiai Miftachul Akhyar (Nahdhatul ‘Ulama), dari 26 November 2020 sampai sekarang.
[Selengkapnya lihat https://id.m.wikipedia.org/wiki/Majelis_Ulama_Indonesia ].
Oleh: Ustaz Raihan Ramadhan