Pendidikan

Sejarah Kerajaan Pajang di Tanah Jawa

3 Mins read

Gambar : Filim Joko Tingkir 

Kesultanan Pajang terletak di daerah Kartasura (dekat
Surakarta) itu merupakan kerajaan Islam pertama yang terletak di daerah
pedalaman Pulau Jawa yang sebelumnya berada di daerah pesisir utara Jawa. Usia
kesultnana ini tidak panjang karena kekuasaan dan kebesarannya diambil alih
Kerajaan Mataram Islam.

Sultan atau Raja pertama kesultanan ini adalah Joko
Tingkir yang berasal dari Pengging di Lereng Gununh Merapi sebelah Tenggara
(termasuk aliran Begawan Solo). Raja-Raja Pengging sebelum Islam, konon
mempunyai hubungan kekerabatan dengan Raja-Raja Majapahit dan keturunan Gajah
Mada.

Raja Pengging yang terakhir yaitu Andayanningrat
terbunuh dalam peperangan melawan pasukan Kesultanan Demak yang dipimpin Sunan Kudus.
Anak laki-lakinya yang bernama Mas Karebet ketika itu masih kecil.

Menurut Babad Tanah Jawi, Mas Karebet itulah
yang kemudian menjadi Raja Pajang pertama. Pada masa remaja ia bernama Joko
Tingkir. Tingkir adalah nama tempat ia dibesarkan. Kemudian Joko Tingkir
diangkat Raja Demak ketiga yaitu Sultan Trenggono menjadi penguasa di Pajang
setelah sebelumnya dinikahkan dengan anak perempuannya. Kediaman penguasa
Pajang itu dibangun dengan mencontoh Keraton di Demak.

Pada tahun 1546, Sultan Kesultanan Demak meninggal
dunia. Setelah itu muncul kekacauan di Ibukota. Joko Tingkir yang telah menjadi
penguasa Pajang itu dengan segera mengambil alih kekuasaan. Anak sulung Sultan
Trenggono yang menjadi ahli waris Kesultanan Demak yang bernama Susuhunan
Prawoto dibunuh oleh kemenakannya yang bernama Ario Panangsang yang waktu itu
menjadi penguasa di Jipang (Bojonegoro sekatang).

Ario Panangsang bertujuan membalas dendam kematian
ayahnya yang jauh sebelum itu dibunuh atas perintah Susuhunan Prawoto. Selain
alasan itu, Ario Panangsang menganggap dirinya berwenang menduduki tahta
Kesultanan Demak. Akan tetapi kemudian ia dikalahkan dan terbunuh dalam
pertempuran melawan Joko Tingkir. Joko Tingkir membalas dendam atas kematian
iparnya Susuhunan Prawoto. Setelah itu, Joko Tingkir menjadi Raja Kesultanan
Pajang yang sekaligus mewarisi takhta Kesultanan Demak.

Baca...  Elizabeth I Ratu Inggris Paling Berpengaruh di Dunia

Kemudian ia memerintahkan agar semua benda pusaka
Demak dipindahkan ke Pajang. Setelah menjadi raja yang paling berpengaruh di
pulau Jawa ia bergelar Sultan Adiwijaya. Pada masa sejarah Jawa Islam
dimulai dalam bentuk baru, titik politik pindah dari pesisir (Demak) ke
pedalaman. Perpindahan kekuasaan politik itu semakin mantap pada masa kekuasaan
Kerajaan Mataram Islam. Peralihan pusat politik itu membawa akibat yang sangat
besar dalam perkembangan peradaban Jawa Islam.

Sultan Adiwijaya memperluas kekuasaannya di tanah
pedalaman ke arah timur sampai ke daerah Madiun, anak Bengawan Solo yang
terbesar. Pada tahun 1554, Blora dekat Jipang diduduki pula. Kediri
ditundukannya pada tahun 1577. Pada tahun 1581, sesudah usia Sultan Adiwijaya
melampaui setengah baya, ia berhasil mendapatkan pengakuan sebagai Sultan Islam
dari raja-raja penting di Jawa Timur.

Pak hal itu terjadi pada waktu berlangsungnya
musyawarah dan Sunan Prapen dari Giri yang ketika itu sudah lanjut usia. Sultan
pajang bersama seluruh pasukannya berangkat menuju Giri guna memohon restu
Sunan Prapen untuk menjalankan tugasnya sebagai Sultan.

Hadir pada acara itu Raja-Raja dari Japan, Wirasaba,
Kediri, Surabaya, Pasuruan, Madiun, Sedayu, Lasem, Tuban dan Pati. Pada umumnya
hubungan antara Keraton Pajang dan Raja-Raja Jawa Timur memang bersahabat.
Meskipun Sultan Adiwijaya sangat berpengaruh dan kuat tetapi Pajang tidak dapat
memperluas wilayah kekuasannya ke daerah Lautan. Bahkan Madura pun tidak
termasuk wilayah Pajang.

Selama pemerintahan Sultan Adiwijaya, kesusateraan dan
kesenian Kraton yang sudah maju di Demak dan Jepara lambat laun dikenal di
pedalaman Jawa. Pengaruh agama Islam yang kuat di pesisir menjalar dan tersebar
ke daerah pedalaman.

Sultan Pajang meninggal dunia pada tahun 1587 M dan
dimakamkan di Butuh, suatu daerah di sebelah Barat taman Kerajaan Pajang. Ia
digantikan oleh menantunya bernama Ario Pangiri anak Susuhunan Prawoto. Waktu
itu Ario Pangiri menjadi penguasa Demak. Setelah menetap di Keraton Pajang,
Ario Pangiri masih bersama pejabat-pejabat yang dibawanya dari Demak. Sementara
itu anak Sultan Adiwijaya yang bernama Pangeran Benowo dijadikan penguasa di
Jipang.

Baca...  DEEP Kabupaten Bekasi Gelar Sekolah Politik Angkatan 1 di SMAN 6 Tambun Selatan

Pangeran muda ini karena tidak berhasil dan kedudukan
di tengah lingkungan yang masih asing baginya, meminta bantuan kepada kakak
angkatnya Senopati penguasa Mataram untuk mengusir Raja pajang yang baru itu. Pada
tahun 1588, usahanya berhasil.

Sebagai rasa berterima kasih, Pangeran Benowo kemudian
menyerahkan hak atas warisan ayahnya kepada Senopati. Tetapi Senopati
menyatakan keinginannya tetap tinggal di Mataram. Ia hanya meminta perhiasan
emas, Intan Kerajaan Pajang.

Ketika itu Mataram memang sedang dalam proses menjadi
sebuah kerajaan besar. Pangeran Benowo kemudian dikukuhkan sebagai Raja Pajang.
Akan tetapi Kesultanan panjang berada di bawah perlindungan Kerajaan Mataram.

Setahun kemudian, Raja Pajang mengundurkan diri dari
tahtanya dan memilih hidup mengabdi untuk agama. Selanjutnya Kesultanan pajang
sepenuhnya di bawah kekuasaan Mataram. Sebagai pengganti Pangeran Benowo, Raja
Mataram mengangkat Gagak Bening sebagai penguasa di Pajang.

Akan tetapi usianya tidak panjang, ia meninggal dunia
pada tahun 1591. Sebagai gantinya Raja Mataram mengangkat Putra Pangeran Benowo
sebagai raja bawahan Mataram.Riwayat Kerajaan Pajang berakhir pada tahun 1618.
Kerajaan Pajang waktu itu memberontak terhadap terhadap Mataram di bawah
kepemimpinan Sultan Agung.

Kerajaan Pajang dihancurkan, rajanya melarikan diri ke
Giri dan Surabaya dan penduduknya digiring ke Mataram untuk kerja paksa
membangun kota Kerajaan Mataram yang baru.

Ensiklopedia Islam, terbitan Ichtiar Baru Van Hoeve,
Jakarta. 

2366 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Pendidikan

Rendahnya Minat Baca Generasi Milenial

2 Mins read
Tak bisa dipungkiri bahwa generasi milenial memiliki minat baca yang sangat rendah; namun, mereka memiliki minat yang sangat besar dalam membaca media…
Pendidikan

Membongkar Mitos: Apakah Gelar Sarjana Masih Relevan di Era Digital ?

3 Mins read
Di tengah arus perubahan yang dipicu oleh revolusi digital, pandangan masyarakat terhadap pendidikan formal mulai bergeser. Gelar sarjana yang dulu dianggap sebagai…
Pendidikan

Urgensitas Pendekatan Bimbingan Konseling Pada Anak dan Remaja

2 Mins read
Urgensitas pendekatan bimbingan konseling pada anak dan remaja. Individu atau manusia itu sendiri pada hakikatnya merupakan makhluk yang berpikir (homo sapiens) dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights