Oleh: Adam Kartiko*
KULIAHALISLAM.COM – Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim, dikatakan;
Tidak akan diterima sholat seseorang tanpa bersuci. Dalam hadis lain juga disebutkan: Tidak akan diterima sholat seseorang di antara kalian ketika ia berhadas hingga dia berwudhu.
Berdasarkan dua hadis yang penulis sebutkan, terlihat jikalau wudhu ini sangat berperan dalam diterima atau tidaknya sholat. Sedangkan sholat itu sendiri merupakan salah satu kewajiban dalam agama, maknanya jikalau muslim tidak mengerjakannya, maka ia pun akan mendapatkan dosa.
Ketika kita telah tahu urgensi wudhu dalam salat, selanjutnya kita menilik pada cara berwudhu. Adapun cara berwudhu itu sendiri, sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Maidah ayat 6, berbunyi;
Wahai orang yang beriman, apabila kamu hendak melaksanakan sholat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu lalu basuhlah kakimu dengan kedua mata kaki.QS. Al-Maidah ayat 6.
Dari ayat tersebut, lebih lanjut para Ulama menjelaskan jika dalam berwudhu setidaknya ada empat bagian tubuh yang harus dibasuh atau diusap, yakni wajah, tangan, kepala dan kaki. Namun, jika kita merujuk kepada beragam hadis dari Nabi, maka anggota badan yang dibasuh ditambahkan, meskipun hanya berstatus sunah saja, tambahan tersebut di anataranya: mulut, hidung dan telinga.
Setelah kita dapati anggota yang dibasuh baik berstatus hukum wajib maupun sunah, lalu apa hikmah di khususkannya pembasuhan anggota tertentu dalam berwudhu?
Untuk menjawab pertanyaan semacam ini, penulis merujuk kepada sebuah kitab yang bertajuk Hikmatut Tasyri buah karya Syekh Ali Ahmad Al-Jurjawi. Ia menyebutkan secarar beruntun, yakni:
Membasuh kedua tangan, dimaksudkan untuk membersihkan keduanya. Hal ini dikarenakan tangan merupakan anggota tubuh yang lebih sering digunakan dalam menyentuh sesuatu daripada anggota-anggota lain, seperti berjabat tangan, bekerja dan sejenisnya.
Dengan dibasuhnya tangan, maka secara otomatis tangan kita akan bersih, dengan kebersihan ini tentu kita dapat senantiasa terbebas dari penularan penyakit yang diakibatkan oleh bakteri maupun virus.
Berkumur-kumur, berfungsi untuk membersihkannya dari bau yang keluar darinya, yang disebabkan oleh uap yang naik dari dalam rongga dan sisa-sisa makanan yang tertinggal dalam sela-sela gigi.
Selain itu, berkumur dimaksudkan untuk mengetahui apakah rasa air telah berpindah dari posisi asalnya, dimana ketika air telah berubah rasanya dapat mempengaruhi kemutlakan air.
Membasuh wajah, dimaksudkan untuk menghilangkan bekas keringat dan debu agar wajah kembali bersih. Hal ini dikarenakan wajah merupakan objek yang pertama kali dilihat ketika bertemu dengan orang lain.
Mengusap kepala, berfungsi untuk membersihkannya. Dikarenakan kepala merupakan tempat kelaurnya keringat yang berasal dari pori-pori.
Allah tidaklah memerintahkan kepala untuk dibasuh, namun hanya sebatas diusap saja, hal ini dikarenakan pertimbangan ketika kepala itu dibasuh maka tentu hal ini menyulitkan.
Mengusap telinga, ditujukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel berupa debu-debu yang terlihat melalui udara.
Membasuh kedua kaki, dimaksudkan karena kaki adalah tempat munculnya kotoran dan bau tidak enak, yang dapat menyebabkan penyakit dan mengganggu orang lain lewat baunya.
Pada intinya, hikmah-hikmah diatas ditujukan berdasarkan sudut pandang empirik dan kesehatan. Namun ada juga hikmah lain dari sudut pandang ruhaniah sebagaimana yang disebutkan oleh Robert Frager, yang dikutip dari situs NU Online:
Dalam membersihkan tangan, kita berharap kepada Allah agar memiliki tangan yang bersih dan scui guna melayani makhluk-Nya. Dalam berkumur, kita berharap agar mulut kita dapat senantiasa berdzikir dan berdoa kepada Allah. Ketika menghirup air ke hidung, harapan kita agar dapat menikmati bau surga di hari esok.
Membasuh wajah dimaksudkan untuk menghadapkan wajah kepada Allah, guna kita dapat senantiasa menyembah dan memohon pertolongan kepada-Nya. Membasuh tangan, agar tangan kita hanya digerakkan dalam pelbagai hal yang diridlai oleh Allah.
Mengusap telinga agar telinga kita dapat digunakan untuk mendengarkan suara kebenaran. Terakhir dalam membasuh kaki dimaksudkan agar kaki kita hanya melangkah pada tempat-tempat yang diridali oleh Allah.
Itulah kiranya hikmah pembasuhan anggota tertentu dalam berwudlu, pada akhirnya dengan wudhu yang benar dan sempurna harapannya kita dapat memperoleh ridlo Allah seraya mendapatkan kesehatan baik lahir maupun bathin. Wallahu a’lam bishhowab.
*Mahasiswa semester 5 program studi Pendidikan Agama Islam UIN Raden Mas Said Surakarta, memiliki minat terhadap kajian-kajian Fiqih yang berguna di dalam menjalankan proses kehidupan sehari-hari agar dapat bernilai sebagai ibadah.