Artikel

Krisis Menghormati yang Lebih Tua

5 Mins read
Ilustrasi anak muda menghormati orang tua (Sumber gambar : Humairoh.com)

KULIAHALISLAM.COM – Salah satu adab yang sangat ditekankan oleh agama Islam adalah adab kepada orang yang lebih tua. Bahkan, sudah lama Rasulullah mewanti-wanti tentang pentingnya adab kepada orang yang lebih tua. 

Salah satu hadis riwayat Imam Tirmidzi menegaskan demikian: “Bukanlah dari golongan kami mereka yang tidak menyayangi yang lebih muda, dan mereka yang tidak menghormati yang lebih tua.” (HR. Tirmidzi).

Hadis tersebut menjelaskan tentang bagaimana seharusnya seorang muslim bersikap kepada orang lain sesuai dengan usia atau kedudukan yang dimilikinya. Disebutkan dalam hadis tersebut perintah untuk menyayangi anak-anak kecil dan memuliakan orang yang lebih tua maupun lebih besar kedudukannya. Demikianlah sikap seorang muslim yg mengikuti sunnah Rasulullah.
Adapun ucapan beliau “bukan dari golongan kami” maksudnya adalah “orang tersebut tidak mengikuti sunnah kami (yakni sunnah Rasulullah  dan para sahabatnya).” Dengan kata lain, barangsiapa tidak menyayangi anak kecil dan tidak memuliakan orang yamg lebih tua ataupun dituakan, maka dia telah menyelisihi sunnah Rasulullah.

Perkataan beliau “Menghormati orang yang di tuakan di antara kami” Mencakup orang yang lebih tua usianya maupun orang yang memiliki ilmu atau kedudukan meskipun usianya lebih muda. 

Penghormatan 

Nabi Muhammad Shallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Bukanlah dari kami siapa yang tidak menghormati yang tua, dan tidak menyanyangi yang muda” .(Hr. Tirmdizi).

Di dalam hadis ini terdapat  kalimat yang besar maknanya dimana orang yang lebih tua harus di hormati dan disayangi, karena menghormati orang yang lebih tua adalah hak mereka. Dan penghormatan yang lebih muda terhadap yang lebih tua adalah akhlak yang paling di tekankan dalam hal ini.

Memuliakan

Nabi Shallahu alai wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya termasuk dalam pengagungan terhadap Allah adalah memuliakan seorang muslim yang telah tua”. (HR. Abu Dawud, di hasankan oleh Sheikh Al Albani).

Kata “memuliakan” disini maknanya adalah berbicara dengan baik dan sopan kepadanya, juga memperlembut muamalah terhadapnya, dan akhlak-akhlak baik lainnya yang patut di berikan kepada yang lebih tua.

Yang lebih kecil memberikan salam kepada yang lebih tua, dan orang yang memakai kendaraan memberikan salam kepada yang berjalan kaki”. (HR. Bukhari).

Maka jika kita bertemu seorang yang lebih tua janganlah menunggu mereka memberi salam kepadamu, justru yang lebih muda harus segera memberikan salam kepadanya dengan penuh penghormatan, adab yang baik, serta kelembutan. 

Juga  seorang yang lebih muda harus bisa melihat kondisi seseorang yang lebih tua darinya, jika orang tua ini mempunyai pendengaran yang baik maka ucapkanlah salam dengan suara yang dapat dia dengar tanpa mengganggunya, dan jika orang tua tersebut telah lemah pendengarannya maka seseorang yang lebih muda harus memberikan salam sesuai dengan kondisi orang tua tersebut.

Berbicara yang Lembut

Panggilah orang yang lebih tua darimu dengan sebut sebutan yang sopan, seperti Paman, Kakak, Abang atau yang semisalnya, dalam rangka penghormatan terhadap mereka. 

Di riwayatkan dari Abi Umamah bin Sahl, dia berkata, “Kami pernah salat dzuhur bersama Umar bin Abdul Aziz kemudian kami keluar, kemudian kami masuk lagi kedalam masjid,lalu kami melihat Anas bin Malik sedang salat asar, maka aku berkata, “ Wahai Paman, Sholat apa yang kau kerjakan?”, dia berkata, “Sholat Asar, dan ini adalah sholatnya Rasulullah yang dulu kami sholat bersamanya”. (HR. Bukhari)

Di riwayatkan dari jalan Abdurahman bin Auf, dia berkata, “ Aku pernah berdiri di barisan pada saat perang badr, kemudian aku melihat sebelah ke kanan dan kiriku, aku mendapati ada dua orang anak kecil dari kaum Ansor,  mereka masih sangat muda, dan aku berharap bisa lebih kuat dari mereka,  lalu satu dari mereka memanggilku, “ Wahai Paman, apakah engkau tahu yang mana Abu Jahl?”, Aku berkata, “iya, aku tahu apa yang kau inginkan darinya?”, anak itu berkata, “Aku di kabarkan bahwa dia menghina Rasulullah, Aku bersumpah dengan Dzat yang jiwa aku ada ditanganNya, jika aku bertemu dengannya maka aku tidak akan melepaskannya sampai ada di salah satu dari kami yang mati dahulu”. (HR. Bukhari).

Dari dua hadis di atas, kita dapatkan bahwa yang lebih muda memanggil orang yang lebih tua darinya dengan sebutan yang baik dan sopan.

Mendahuluinya di segala hal yang baik termasuk akhlak yang baik adalah mendahulukan orang tua dalam berbicara, memberikan tempat kepadanya di dalam majelis, mendahulukan memberi makan kepada orangtua, dan ini termasuk hak-hak mereka.

Di riwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dalam kitabnya, bahwasanya  Abdurahman bin Sahl serta Muhiyisoh dan Huwayisoh pergi menemui Nabi Shallahu Alaihi wa sallam, kemudian setelah sampai ke pada Nabi, berbicaralah yang paling muda diantara mereka yaitu Abdurahman bin Sahl, maka Nabi Muhammad Shallahu Alahi wa Sallam memotong perkataanya seraya berkata, “yang tua dulu yang berbicara”, maksudnya adalah Muhiyisoh dan Huwayisoh.

Mendoakannya

Mendokan orang tua, untuk dipanjangkan umurnya dalam ketaatan kepada Allah, juga doakan mereka di beri taufik dalam beramal saleh, serta senantiasa dalam naungan Allah, juga meminta kepada Allah agar mereka dipakaikan pakain kesehatan, diberikan husnul khatimah, dan dijadikan golongan orang yang berada di dalam hadis Nabi: “Sebaik baiknya manusia adalah yang panjang umurnya serta baik amalnya” (HR. Ahmad)

Diceritakan bahwa Sulaiman bin Abdul Malik menemui orang tua yang ada di dalam masjid, kemudian bertanya kepadanya, “Wahai Fulan, sekarang kau sudah tua, apakah kau ingin mati saja?, Orang tua itu menjawab, “Tidak”, Kenapa? Tanya Sulaiman. “Telah pergi masa mudaku dan keburukan di dalamnya, dan datang masa tua dan kebaikannya, aku jika ingin bangun dari tempat dudukku, aku berkata Bismillah, jika aku duduk aku katakan Alhamdulillah, maka aku lebih suka keadaan seperti ini”.

Orang tua ini lebih ingin kehidupannya berlangsung seperti masa tuanya yang di penuhi dzikir dan syukur, dari pada masa muda yang banyak akan syahwat dan buang buang waktu.

Tidak Ada yang Dapat Membalas Kebaikannya

Di bab terakhir ini setelah kita berbicara tentang akhlak kepada yang lebih tua secara umum, maka sekarang kita masuk ke bab yang lebih khusus, yaitu tentang orang tua kita sendiri. Tak ada satupun yang dapat membalas kebaikannya, Rasulullah pernah bersabda, “tidak akan bisa seorang anak membalas budi orangtuanya, kecuali jika ia mendapati orangtua menjadi budak kemudian memerdekannya”. 

Juga cerita dari Ibnu Umar bahwasannya ada seseorang tawaf di sekeliling Ka’bah sambil menggendong ibunya, maka orang itu berkata, “wahai Ibnu Umar, lihatkah engkau apa yang aku lakukan? Maka apakah aku telah membalas budinya?”. Ibnu umar menjawab, “ Tidak, walau satu hembusan nafasnya”.

Mendahulukannya di Majlis

Menempatkan orang tua di tempat yang lebih layak ketika berada di sebuah majlis. Ketika sedang berada dalam majlis, baik majlis ilmu, majlis diskusi, maupun majlis silaturahmi hendaknya kita memosisikan orang tua yang lebih layak. Tempatkan mereka di tempat yang, misalnya, lebih nyaman maupun lebih tinggi.

Tidak Banyak Bergurau dengan yang Lebih Tua

Tidak banyak bergurau dengan orang yang lebih tua. Meskipun kita sama-sama sebagai manusia, akan tetapi Islam mengharuskan kita untuk membatasi bergurau dengan orang yang lebih tua. Jangan sampai kebablasan sehingga kita menganggap mereka sepantaran.

Menyambutnya dengan Baik

Menyambut kedatangannya dengan ucapan yang baik. Ketika sedang akan bertemu dengan orang yang lebih tua, maupun akan menghadiri majlis yang di dalamnya terdapat orang tua, hendaknya kita mengawali dengan ungkapan yang baik. Jangan sampai ungkapan kita justru terkesan tidak beradab. Gunakan nada yang halus, rendah, atau bijaksana.

Tidak Mendahului dalam Berbicara

Tidak mendahului ucapan saat berbicara. Biarlah orang yang lebih tua menyatakan apa yang hendak diucapkannya. Jangan sampai sebagai orang yang lebih muda kita menyelorong dengan ucapan sebelum kita ditanya atau diminta bicara. 

Begitupun tidak memotong ucapannya ketika sedang berbicara. Sebagai salah satu adab seorang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua jangan sampai memotong pembicaraan orang tua yang sedang ngomong. Biarkan mereka menyelesaikan ucapannya, baru kemudian kita bicara kemudian jika memang ada yang hendak disampaikan. 

Dan ini adalah beberapa akhlak seorang muslim kepada yang lebih, dan beberapa peringatan akan pentingnya hal ini. Semoga Allah memberkahi para orang tua kaum muslimin, serta memberikan kepada kita semua taufik untuk berbuat baik kepada mereka. Islam adalah agama yang mengajarkan adab kepada sesama. 

Hal itu agar tercipta keharmonisan antar satu dengan yang lain. Adab juga ditujukan agar selalu terjalin hubungan baik antar satu dengan yang lain baik dalam urusan beragama maupun bernegara.

Penulis: Fathan Faris Saputro (Founder Rumah Baca Api Literasi dan kader IMM Lamongan)

Baca...  Tafsir Sosial: Batasan Toleransi Beragama Menurut Surat Al-Kafirun
2356 posts

About author
Mencerdaskan dan Mencerahkan
Articles
Related posts
Artikel

Jawaban Jika Anak Bertanya Bagaimana Caranya Mencapai Kasih Tuhan Kepadaku?

1 Mins read
Jawaban jika anak bertanya bagaimana caranya mencapai kasih Tuhan kepadaku? Anak-anak setelah diajari mengenal Allah SWT, maka sudah pasti mereka akan bertanya…
Artikel

Jawaban Jika Anak Bertanya Apakah Penyakit Kanker Saya Hukuman dari Allah Karena Dosaku?

2 Mins read
Jawaban jika anak bertanya apakah penyakit kanker saya hukuman dari Allah karena dosaku? Jika terkena musibah penyakit, maka mohonlah kepada Tuhan untuk…
Artikel

Jawaban Jika Anak Bertanya Bolehkah Bermain dengan Orang Yang Beragama Kristen?

2 Mins read
Jawaban jika anak bertanya bolehkah bermain dengan orang yang beragama Kristen? Ibu saya berpesan jangan bermain dengan teman-temanmu yang beragama Kristen? Apakah…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights