Pendidikan

Strategi Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Alquran Pada Peserta Didik

8 Mins read

Penulis: Jamila, Mahasiswa IAIN Pontianak


Pengertian Menghafal Alqur’an   

Alquran adalah risalah Allah SWT untuk umat manusia dan mukjizat Islam yang abadi dimana semakin maju ilmu pengetahuan, semakin tampak validitas kemukjizatannya. Allah SWT menurukannya kepada Nabi Muhammad SAW, demi membebaskan manusia dari kegelapan hidup menuju cahaya Ilahi. Dan membimbing mereka ke jalan yang lurus. 

Menghafal adalah suatu aktifitas maupun tindakan mental yang  mana berusaha mengingat  atau  meresapkan  ke  dalam  pikiran  agar  dapat  selalu ingat  materi yang telah  diajarkan  suatu  waktu  akan  diingat  kembali. Menghafal  Alquran  merupakan  sikap  dan  aktivitas yang terpuji dan mulia, yang mana Allah SWT akan melipat gandakan pahala bagi orang yang membaca dan memahami arti kadungannya serta mengamalkan di kehidupan sehari-hari. (anggraini,2020) 

Tujuan Menghafal Alquran 

Pertama,  agar  tidak  terjadi  pergantian  atau  pengubahan  pada  Alquran, baik pada redaksionalnya (yaitu  pada  ayat-ayat  dan  suratnya)  maupun  pada  bacaannya.  Sehingga  Alquran tetap terjamin keasliannya  seperti  segala  isinya  sebagaimana  ketika  diturunkan  Allah  dan  diajarkan  oleh  Rasulullah SAW. (Anggraini 2020) 

Kedua,  agar  dalam  pembacaan  Alquran yang diikuti dan di baca kaum muslim tetap dalam satu arahan   yang   jelas   sesuai  standar   yaitu   qiraat   mutawatir,   yaitu  mereka   yang   telah   menerima periwayatannya  melalui  periwayatan  yang  jelas  dan  lengkap  yang  termasuk  dalam  qiraat  sab’ah sesudah sahabat.(Anggraini, 2020) 

Cara Menghafal Alqur’an 

Ada  beberapa  cara  atau  metode  yang  bisa  dilakukan  untuk  mempermudah  menghafal  Alquran dan Hadis dengan menggunakan metode yang mungkin bisa dikembangkan dalam rangka mencari alternatif terbaik untuk menghafal  Alqur’an Hadis, dan bisa memberikan bantuan kepada para penghafal untuk mengurangi kesusahan dalam menghafal Aqur’an Hadis. 

Metode-metode untuk menghafal Alquran antara lain sebagai berikut:  

1) Metode Wahdah yaitu menghafal satu persatu ayat yang akan dihafal.  

2) Metode Kitabah (menulis).  

3) Metode Simai (mendengar).  

4) Metode  Gabungan.  Metode  ini  merupakan  gabungan  antara  metode  pertama  dengan  metode  yang kedua, yaitu wahdah dan kitabah. 

5) Metode Jama‟ (kolektif). Metode ini menggunakan pendekatan menghafal Alquran . 

6) Metode  Talaqqi.  Metode  ini  menggunakan  belajar  individu  dimana  santri  berhadapan  dengan guru.(Anggraini, 2020). 

Alqur’an merupakan karunia Allah SWT yang bermanfaat bagi manusia pada setiap zaman karena bukan sebagai kitab suci bagi umat islam saja tetapi juga petunjuk hidup karena didalamnya terdapat ilmu yang dibutuhkan  manusia  yang  ada  didunia.  

Baca...  Media Pembelajaran dalam Perspektif Alqur'an dan Hadis

Dengan  membaca  Alqur’an kita akan mendapatkan pahala ibadah  dan  juga  bisa  mebangkitkan  rasa  perasaan  manusia  agar  mendapatkan  merasakan  keindahan yang  diciptakan oleh  Allah  SWT. Dengan  membaca  Alqur’an harus dengan bernada dan ada peratuiran yang sering disebut tajwid. (Putri, 2022)  

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:    

إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sesungguhnya orang yang paling utama di antara kamu adalah orang yang belajar Alqur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori, no. 5028; Ibnu Majah, no. 211, 212; Ahmad, no. 405, 500)

Dengan memahami gaya menghafal anak, akan mempermudah menghafal  Alqur’an dengan baik, cepat, dan  bertahan  lama.  Dengan  mengetahui  gaya  menghafal  anak  terlebih  dahulu  akan  melibatkan  unsur-unsur indra yang mana sering dikenal dengan istilah auditorial, visual, dan kenestetik. 

Adanya Raudhatul Athfal  Ar-Rifa’i ini sangat membantu masyarakat terutama anak-anak usia dini yang ingin menjadi penghafal Alqur’an. Walaupun usia mereka tergolong kecil atau masih labil mereka bisa dengan mudah menyerap  ilmu-ilmu  yang  diberikan  oleh  guru  di  sekolah.  

Sesuai  dengan  pepatah  mengatakan  belajar diwaktu  kecil  bagai  mengukir  di  atas  batu.  Pelajaran  apapun  yang  diberikan  oleh  guru  akan  melekat dalam benak mereka sampai mereka dewasa (Putri,2022) 

Hal-hal yang membantu dalam menghafal Alqur’an : 

a. Ikhlas   Ikhlas   adalah   dasar  diterimanya  sebuah   perbuatan.   Tanpanya,   suatu perbuatan   akan membahayakan  pelakunya.  Niat  yang  kuat  dan  sungguhsungguh  akan  mengantar  seseorang  ke  tempat tujuan  dan  akan  membentengi  atau  menjadi  perisai  terhadap  kendala-kendala  yang  mungkin  akan datang merintanginya. 

b. Memiliki  Keteguhan  Keteguhan  dan  kesabaran  merupakan  faktor-faktor  yang  sangat  penting  bagi orang  yang  dalam  proses  menghafal  Alqur’an. Hal ini disebabkan karena  dalam  proses  menghafal  Alqur’an akan banyak sekali ditemui bermacam kendala, jenuh, gangguan lingkungan karena bising atau gaduh,  gangguan  batin,  dan  karena  menghadapi  ayat-ayat  yang  dirasa  sulit  akan  dihafal,  dan  lain sebagainya. 

c. Istiqomah Istiqomah yaitu konsisten, yakni tetap menjaga dalam satu tujuan dalam proses menghafal Alqur’an. Seorang penghafal yang konsisten akan sangat menghargai waktu, begitu berharganya waktu baginya.  Betapa  tidak,  kapan  saja  dan  dimana  saja  waktu  terluang,  intuisinya  segera  mendorong  atau segera kembali menghafal Alqur’an. 

Baca...  Teori Pendidikan: Segitiga Pagar Satu Titik

d. Menjauhkan Diri dari Maksiat dan Sifat Tercela Sesuatu yang harus dijauhi bukan saja oleh orang yang menghafal Alqur’an tetapi juga oleh kaum muslimin pada umumnya, karena keduanya mempunyai pengaruh besar dalam perkembangan jiwa dan mengusik ketenangan hati orang yang sedang menghafal 

Alqur’an, sehingga dapat mengganggu konsentrasi yang telah dibina dan terlatih sedemikian bagus. Diantara  sifat-sifat  yang  tercela  lainnya  adalah  khianat,  bakhil,  pemarah,  membicarakan  aib  orang, memencilkan  diri  dari  pergaulan,  iri  hati,  memutuskan  tali  silaturahmi,  cinta  dunia,  berlebih-lebihan, sombong, dusta, ingkar, makar, riya’, meremehkan orang lain, dan takabur. 

Apabila seorang penghafal Alqur’an sudah dihinggapi penyakit tersebut, maka usaha dalam menghafal Alqur’an akan menjadi lemah  apabila  tidak  ada  orang  lain  yang  memperhatikanya.  Bagaimanapun  sifat-sifat  seperti  ini  harus disingkirkan oleh seorang yang sedang dalam proses menghafal Alqur’an. 

e.  Mampu  membaca  dengan  baik.  Sebelum  seorang  penghafal  melangkah  pada  metode  menghafal seharusnya ia  terlebih  dahulu meluruskan  dan memperlancar  bacaannya. Sebagian besar  ulama bahkan tidak memperkenankan anak didik yang diampunya untuk menghafal Alqur’an sebelum terlebih dahulu mengkhatamkan  Alqur’an bin-nadzar  (dengan  membaca)  agar  calon  penghafal  benar-benar  lurus  dan lancar dalam membacanya, serta ringan lisannya untuk mengucapkan fonetik Arab. (Putri ,2022). 

Strategi Menghafal Alquran  

Untuk  membantu  mempermudah  membentuk  kesan  dalam  ingatan  terhadap  ayat-ayat  Alquran  yang dihafal, maka diperlukan strategi menghafal yang baik. Strategi itu antara lain adalah sebagai berikut: 

  1. Strategi  pengulangan  ganda  Untuk  mencapai  tingkat  hafalan  yang  baik  tidak  cukup  dengan    sekali proses  menghafal   saja.   Salah   besar   apabila  seseorang   menganggap  dan   berharap  dengan   sekali menghafal  saja kemudia ia  menjadi seorang  yang  menghafal  Alquran  dengan  baik. Sebagaimana dalam hadis Rasulullah saw. dalam buku Ahsin W. Al-Hafidz yang mengatakan “Ayat-ayat Alquran itu lebih gesit daripada unta, dan lebih mudah lepas daripada unta yang diikat”. Oleh sebab itu diperlukan sistem pengulangan ganda.  
  2. Tidak   beralih   pada   ayat   berikutnya  sebelum   ayat   yang   sedang   dihafal  benar-benar   hafal Kecenderungan  para  penghafal  Alquran  ialah  ingin  menghafal  sebanyak-banyaknya  dalam  waktu  yang singkat.  Itulah  yang  menyebabkan  hafalan  Alquran  menjadi  tidak  baik.  Karena  di  dalam  Alquran  ada ayat-ayat  yang  mudah  dihafal  dan   ada  juga  yang  sulit  untuk  dihafalkan.  Oleh  karena  itu  dalam menghafal  Alquran  diperlukan  ketelitian  dan  kecermatan  dalam  mengamati  tiap-tiap  kata  dan  kalimat yang akan dihafalnya. (Junita,2019) 
  3. Menggunakan  satu  jenis  mushaf  Menghafal  Alquran  lebih  baik  menggunakan  satu  jenis  mushaf. Meskipun  tidak  ada  keharusan  menggunakan  satu  jenis  mushaf,  namun  jika  menggunakan  lebih  dari satu  mushaf  dapat  membingungkan  pola  hafalan  yang  telah  dibentuk  dalam  bayangannya.  Untuk  itu akan  lebih  membawa  banyak  keuntungan  jika  menghafal  Alquran  menggunakan  satu  jenis  mushaf. (Junita,2019) 
  4. Memahami  (Pengertian)  ayat-ayat  yang  dihafalkannya  Memahami  pengertian,  kisah  atau  asbabun-nuzul  yang  terkandung  dalam  ayat  yang  sedang  dihafalnya  merupakan  unsur  yang  sangat  mendukung dalam  proses menghafal  Alquran. Memahami itu sendiri  akan lebih  memberi arti bila  didukung  dengan pemahaman  terhadap  makna  kalimat,  tata  bahasa  dan  struktur  kalimat  dalam  suatu  ayat.  
  5. Dengan demikian  maka  penghafal  yang  menguasai  bahasa  Arab  dan  memahami  struktur  bahasanya  akan  lebih banyak  mendapatkan  kemudahan  daripada  mereka  yang  tidak  mempunyai  bekal  penguasaan  bahasa Arab  sebelumnya.  Dan  dengan  cara  seperti  ini,  maka  pengetahuan  tentang  ulumul  Quran  akan  banyak sekali terserap oleh para penghafal ketika dalam proses menghafal Alquran. (Junita,2019) 
  6. Memperhatikan  ayat-ayat  yang  serupa  Ditinjau  dari  aspek  makna,  lafal  dan  susunan  atau  struktur bahasanya  di  antara  ayat-ayat  dalam  Alquran  banyak yang  terdapat  keserupaan  atau  kemiripan  antara satu  dengan  yang  lainnya.  Ada  yang  benar-benar  sama,  ada  yang  hanya  berbeda  dalam  dua,  atau  tiga huruf  saja, ada juga yang  hanya berbeda  susunan  kalimatnya saja.  Sebagaimana dalam  surah  Az-Zumar [39] : 23.ٰ   “Allah telah menurunkan  perkataan  yang  paling  baik  yaitu  Alquran  yang  serupa  (mutu  ayat-ayatnya) lagi  berulang-ulang,  gemetar  karenanya  kulit  orang  yang  takut  kepada  Tuhannya,  kemudian  menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah.”
Baca...  Universitas Al Azhar Mesir Pusat Pendidikan Dunia Islam

Referensi

Anggraini, 2020,STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AL- QUR‟AN HADIST DI KELAS VII MTs NEGERI 1 SELUMA, Bengkulu. 

Putri, 2022, STRATEGI MENGHAFAL AL-QUR’AN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ASM-SYAFAWIYAH DI RAUDHATUL ATHFAL AR-RIFA’I REJANG LEBONG, Curup. 

Junita ,2019,STRATEGI DAN METODE MENGHAFAL ALQURAN (Studi Kasus di Pondok Tahfizh Darul Itqon Bilasundung Desa Paokmotong Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur), Mataram.  

Editor: Adis Setiawan

2366 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Pendidikan

Rendahnya Minat Baca Generasi Milenial

2 Mins read
Tak bisa dipungkiri bahwa generasi milenial memiliki minat baca yang sangat rendah; namun, mereka memiliki minat yang sangat besar dalam membaca media…
Pendidikan

Membongkar Mitos: Apakah Gelar Sarjana Masih Relevan di Era Digital ?

3 Mins read
Di tengah arus perubahan yang dipicu oleh revolusi digital, pandangan masyarakat terhadap pendidikan formal mulai bergeser. Gelar sarjana yang dulu dianggap sebagai…
Pendidikan

Urgensitas Pendekatan Bimbingan Konseling Pada Anak dan Remaja

2 Mins read
Urgensitas pendekatan bimbingan konseling pada anak dan remaja. Individu atau manusia itu sendiri pada hakikatnya merupakan makhluk yang berpikir (homo sapiens) dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights