Penulis: Fadilla Sovia Dwi Pratiwi*
Toleransi atau tenggang rasa dalam Islam disebut dengan tasaamuh. Dalam bahasa Arab, tasaamuh berarti sama-sama berlaku baik, lemah lembut dan saling pemaaf. Maksud dari tasaamuh adalah bersikap menerima dan menghargai perbedaan yang ada.
Tasaamuh bukanlah mencampuraduk keimanan atau keyakinan antar agama. Tasaamuh berarti menghargai eksistensi agama yang dianut orang lain. Konsep tasaamuḥ yang diajarkan dalam Islam sangat rasional dan praktis. Yaitu dijalankan dengan mengenali, menghargai, dan terbuka dengan perbedaan.
Namun, jika berkaitan dengan perbedaan agama, keyakinan umat Islam kepada Allah tentu berbeda dengan umat beragama lain dan tidak dapat dicampuraduk. Sebagai contoh, Allah melarang kita untuk mencela keyakinan umat beragam lain. Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kalian mencela orang-orang yang berdo’a kepada selain Allah, yang menyebabkan mereka mencela Allah dengan permusuhan dengan tanpa ilmu. Demikianlah Kami menghiasi untuk setiap umat amalan mereka, lalu Dia mengabarkan kepada apa yang mereka lakukan” (QS. Al-An’am [6]:108).
Tasaamuh atau toleransi berlaku bagi semua manusia tanpa terkecuali. Sebab, perbedaan yang ada di dunia sudah semestinya ditanggai dengan damai dan saling menghargai.
Hadis dan Ayat Alquran tentang Toleransi
Secara bahasa, toleransi berarti tenggang rasa. toleransi adalah sikap menghargai dan menghormati perbedaan antar sesama manusia. Allah SWT telah menciptakan manusia berbeda satu sama lain. Hal ini bisa menjadi kekuatan jika dipandang secara positif, namun bisa memicu konflik jika dipandang secara negatif.
Toleransi antar umat beragama telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Misalnya, saat selesai Perang Badar, pasukan muslim yang menang ingin tawanan non muslim untuk dibunuh. Namun, Rasulullah SAW justru meminta agar tawanan perang tersebut dibebaskan.
Ada beberapa hadis dan ayat Alqur’an tentang toleransi. Beberapa ayat Alquran tentang toleransi di antaranya, yakni:
Surat Al-Kafirun Ayat 1-6
Terdapat jenis toleransi dalam Islam yang telah diatur dalam ayat Alquran tentang toleransi, salah satunya dalam surat Al-Kafirun.
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ . لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Artinya:
“Katakanlah (Muhammad): ‘Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah, dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah, untukmu agamamu, dan untukku agamaku’.” (QS. Al-Kafirun: 1-6).
Surat Yunus Ayat 40-41
Diambil dari surat Yunus, berikut bacaan dan artinya:
وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لَا يُؤْمِنُ بِهِ ۚ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ . وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ ۖ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ
Artinya:
“Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Alqur’an), dan di antaranya ada (pula) ada orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah: ‘bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak pertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Yunus: 40-41).
Surat Al-Mumtahanah Ayat 8
Berlaku adil antar sesama juga termasuk dalam bagian toleransi. Berikut bacaan ayat suci Alqur’an tentang toleransi selanjutnya:
لَّا يَنْهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمْ يُقَٰتِلُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَٰرِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوٓا۟ إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُقْسِطِينَ
Artinya:
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah: 8)
Surat Al-Baqarah Ayat 178
Berikut bunyi dan penjelasannya ayatnya:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِصَاصُ فِى ٱلْقَتْلَى ۖ ٱلْحُرُّ بِٱلْحُرِّ وَٱلْعَبْدُ بِٱلْعَبْدِ وَٱلْأُنثَىٰ بِٱلْأُنثَىٰ ۚ فَمَنْ عُفِىَ لَهُۥ مِنْ أَخِيهِ شَىْءٌ فَٱتِّبَاعٌۢ بِٱلْمَعْرُوفِ وَأَدَآءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَٰنٍ ۗ ذَٰلِكَ تَخْفِيفٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ ۗ فَمَنِ ٱعْتَدَىٰ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَلَهُۥ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barang siapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diyat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barang siapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih,” (QS. Al-Baqarah: 178).
Dengan begitu ayat Alquran tentang toleransi, bahkan kepada orang dengan agama yang berbeda agar tercipta kedamaian di bumi.
Islam adalah agama yang diridai Allah SWT karena berada di posisi tengah, moderat, lurus, dan toleran terhadap sesama manusia. Hal itu tergambar dalam hadis riwayat Abdullah bin Abbas berikut:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ
Dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Ditanyakan kepada Rasulullah SAW, ‘Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?”, maka beliau bersabda: ‘Al-hanifiyyah as-samhah atau agama yang lurus lagi toleran (maksudnya agama Islam]),” (HR.Ahmad).
Dalam perkara duniawi, toleransi merupakan prinsip muamalah yang sangat penting dalam Islam. Rasulullah SAW bahkan mengajak kaum muslimin untuk memudahkan urusan duniawi tanpa memandang perbedaan antar manusia.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ وَإِذَا اشْتَرَى وَإِذَا اقْتَضَى.
Artinya:
Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Allah merahmati orang yang memudahkan ketika menjual dan ketika membeli, dan ketika memutuskan perkara,” (H.R. Bukhari).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasannya toleransi dalam Islam, memiliki sumber yang kuat yakni dari Alqur’an dan Hadis yang menerangkan tentang toleransi beragama menjadikan salah satu bentuk kerukunan antar umat beragama.
Masing-masing umat beragama sudah menjalankan keyakinan yang dianut dengan baik sehingga mereka sudah memahami perbedaan agama dan menjaga ketertiban serta kedamaian dalam kehidupan beragama.
*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Editor: Adis Setiawan