Pendidikan

Serangan Bangsa Mongol Ke Tanah Jawa

4 Mins read

Berdasarkan pemeberitaan Nagarakrtagama,
Raja Kartanagara merupakan Raja dari Kerajaan Singhsari yang sangat terkenal.
Dalam bidang politik, ia terkenal dengan kebijakannya perluasan Cakrawala
Mandala ke luar Pulau Jawa dan ia juga terkenal sebagai penganut agama Budha
Tantrayana. Pada tahun 1284 Masehi, ia berhasil menahlukan Bali. Seluruh
daerah-daerah Melayu di Sumatra dan Pulau Jawa, Kalimantan tunduk pada
kekuasaan Raja Kertanegara. Kekuasaan Raja Kertanegara di Nusantara disebutkan
dalam Prasasti yang tertera pada belakang Arca Camundi dari desa Ardimulyo
(Singasari)
tahun 1292 Masehi.

Sebuah prasasti pada alas Arca
Amoghapasa
dari Sungai Langsat tahun 1286 Masehi memberi petunjuk bahwa
Melayu tunduk pada Singhasari.  Tindakan
Raja Kertanegara memperluas kekuasaannya ke luar Jawa didorong oleh ancaman dari
daratan China tahun 1260 Masehi yang dipimpin Kaisar Shih-Tsu Khubilai Khan
yang pada tahun 1280 Masehi mendirikan Dinasti Yuan. Khubilai Khan meminta
pengakuan kekuasaannya dari negara-negara yang sebelumnya mengakui kekuasaan
kaisar-kaisar China dari Dinasti Sung. Kalau tidak mengirimkan umpeti maka akan
ditahlukan dengan kekuatan senjata.

Utusan Khubilai Khan datang ke Jawa
pada tahun 1290 dan 1291 Masehi, menuntut agar ada seorang Pangeran yang
dikirim ke Cina sebagai tanda tunduk pada Kekaisaran Yuan. Ancaman dari
Khubilai Khan membuat Raja Kertanegara memperluas kekuasaannya. Ia menjalin
persahabatan dengan Campa. Petunjuk persahabatan Raja Kertanegara dengan Campa
terdapat pada prasasti Po Sah dekat Phanrang tahun 1306 M.

Dalam bidang keagamaan, Raja
Kertanegara mengimbangi Khubilai Khan dengan menganut agama Budha Tantrayana
dari aliran Kalachakhra, sama dengan yang dianut Khubilai Khan dan
raja-raja bangsa Mongol lainnya. Kakawin Nagarakrtagama menggambarkan
Raja Kertanegara sebagai seorang raja yang tidak ada bandingnya di antara
raja-raja masa lampau. Ia sempurna dalam bidang Sadguna (Ilmu
ketatanegaraan), menguasai ajaran Tatwopedesa (Ilmu tentang hakikat),
patuh pada hukum, bijaksana dan tekun mematuhi Pancasila, mempelajari
ilmu Mantik dan tata bahasa.

Raja Kertanegara mempersiapkan diri
secara fisik dan agama untuk menghadapi ancaman Khubilai Khan. Utusan Khubilai
Khan yang datang pada tahun 1289 Masehi langsung diludahi mukanya dan dianiyaya
oleh Raja Kertanegara. Hal tersebut membuat Khubilai Khan murka dan mengumumkan
perang besar. Ia mengirim pasukan jumlah besar untuk menahklukan Jawa. Pada
tahun 1292 Masehi, armada bangsa Mongol berangkat menggempur Jawa dengan
dipimpin tiga orang Panglima besar yaitu Shih-pi, Ike Mese dan Kau Hsing. Akan
tetapi keruntuhan Raja Kertanegara datang dari hal lain.

Runtuhnya Raja Kertanegera

Kerajaan Kediri telah ditahlukan
oleh buyut Raja kertenegara yaitu Sri Rajasa namun Kediri tidak dihancurkan.
Kediri berada di bawah pimpinan keturunan Raja Kertajaya dengan mengakui
kepemimpinan Kerajaan Singhasari. Sejak tahun 1271 Masehi, Kediri diperintah
Jayakatwang, keturunan dari Raja Kertajaya. Raja Kertanegara mengambil hubungan
baik dengan Jayakatwang yaitu dengan jalan mengambil anaknya bernama Arddharaja
sebagai menantunya, demikian pula saudara perempuan Raja Kertanegara yaitu
Turukbali menjadi istri Jayakatwang. Akan tetapi karena hasutan patih-nya,
Jayakatwang bertekad membalaskan dendam leluhurnya.

Jayakatwang memberontak terhadap
Raja Kertanegara, dalam usahanya, ia mendapatkan bantuan dari Arya Wiraraja
(Adipati Sumenep). Wiraraja menyerang Singhasari ketika sebagian besar
tentaranya sedang berada di Melayu. Serangan Jayakatwang terjadi pada
pertengahan Mei dan pertengahan Juni tahun 1216 Saka (11 September 1294 Masehi).
Raja Kertenegara gugur bersama para Brahmana saat sedang melaksanakan upacara
keagamaan. Dengan gugurnya Raja Kertanegara maka berakhir Kerajaan Singhasari.

Berdirinya Kerajaan Majapahit

Setelah Raja Kertanegara gugur
ditangan Jayakatwang, maka Kerajaan Singhasari dikuasai Jayakatwang. Keponakan
sekaligus menantu Raja Kartengera yaitu Wijaya berhasil meloloskan diri dan
berupaya merebut kembali Singhasari dari Jayakatwang. Kabar dari Kakawin
Nagarakrtagama menyebutkan Wijaya 
menikahi empat orang putri Raja kertenegara. Pada waktu pasukan
Jayakatwang menyerang Singhasari, Wijaya ditunjuk Raja Kertanegara memimpin
pasukan Singhasari melawan Pasukan Kediri dari sebelah utara.

Wijaya berhasil lolos dari
pertempuran melawan Kediri, ia melarikan diri ke Desa Kudadu. Di dalam prasasti
Sukamrta tahun 1218 Saka (29 Oktober 1269 Masehi), disebutkan bahwa
Wijaya menyebrangi lautan, hingga akhirnya tiba di Madura. Di Madura, ia diterima
Aryya Wiraraja. Aryya Wiraraja mengupayakan agar Wijaya menyerahkan diri ke
Jayakatwang dan mengampuninya. Jayakatwang mengampuni Wijaya dan memberikan
kepercayaan pada Wijaya untuk membuka hutan Terik menjadi desa dengan dalih
akan dijadikan pertahanan terdepan menghadapi musuh yang menyerang Sungai
Brantas.

Daerah Terik dibuka Wijaya dengan
bantuan Wiraraja dan menjadi desa Majapahit. Di Majapahit,Wijaya berupaya
mendapatkan dukungan dari rakyat Tumapel dan Daha. Wijaya memperkuat diri untuk
menyerang Kediri. Di Madura, Adipati Wiraraja bersiap-siap membantu ke
Majapahit. Saat mereka bersiap menggempur Kediri, akhirnya armada bangsa Mogol
tahun 1293 Masehi yang dikirim Kubilai Khan untuk membunuh Raja Kertenegara
tiba di Jawa, mereka tidak tahu bahwa Raja Kertanegara dan Singhasari telah
runtuh sebelum mereka tiba di Jawa.

Dalam sumber bangsa Mongol
disebutkan armada Kubilai Khan berangkat dari Ch’uan-Chou. Dalam bulan
pertama tahun 1293 Masehi mereka telah sampai di Pulau Belitung. Panglima
mereka Ike Mese lebih dahulu menahlukan raja-raja kecil di Jawa dengan jalan
damai. Kedua orang Panglima lain bertolak dengan induk pasukan ke Pulau
Karimunjawa dan dari sana ke Tuban. Dari Tuban, mereka menyerbu Daha pusat
Kediri. Panglima Shih-Pi memimpin pasukan laut pergi dengan kapal ke Sedayu dan
ke Muara Kali Mas. Ike Mese dan Kau Hsing memimpin pasukan darat menyerbu ke
pedalaman.

Kerjasama Wijaya dengan Bangsa
Mongol

Kedatangan pasukan Mongol terdengar
Wijaya sehingga ia memanfatkannya untuk menyerang Kediri. Wijaya mengirim pesan
kepada Panglima mereka yang isinya tunduk pada Kaisar Khubilai Khan dan
bersedia menggabungkan diri menggempur Daha. Akhirnya pasukan Khubilai Khan
bersama Wijaya menyerbu Kediri. Jayakatwang memimpin pasukan berjumlah 100.000
orang. Pertempuran pertama berkobar dengan 5.000 tentara Jayakatwang gugur. Pasukan
Khubilai Khan terus menyerang Kediri tanpa henti hingga akhirnya Jayakatwang
menyerah dan ia ditahan bersama ratusan pejabat tinggi Kediri.

Ketika Kau Hsing tiba di Daha, ia
tidak menemukan Wijaya di Daha. Shih-pi dan Ike Mese pergi ke Majapahit untuk
mengambil umpeti Wijaya yang akan diserahkan kepada Kaisar. Kedua panglima itu
dikawal 200 pasukan elit Kaisar. Akan tetapi dengan tipu muslihat Wijaya, ia membunuh
200 tentara Khubilai Khan di jalan. Setelah itu Wijaya memimpin pasukan dengan
jumlah besar menggempur pasukan Cina di Daha dan Canggu. Lebih dari 3.000
tentara Mongol tewas diserang pasukan Wijaya. Pasukan Mongol mundur dan
meninggalkan Jawa untuk selama-lamanya.

Wijaya berhasil menipu pasukan
Khubilai Khan untuk menghancurkan Kediri dan setelah itu ia serang pasukan
Mongol hingga mundur dari Jawa. Setelah itu Wijaya langsung menobatkan dirinya
sebagai Raja Kerajaan Majapahit. Wijaya menjadi Raja Majapahit pada tahun 1215
Saka (10 November 1293 Masehi).

Sumber : Sejarah Nasional Indonesia
II, Balai Pustaka.

2363 posts

About author
http://kuliahalislam.com
Articles
Related posts
ArtikelPendidikanTokoh

2045: Generasi Cemas Era Post-Truth?

6 Mins read
Indonesia adalah negeri yang kaya, baik dari segi alam maupun budaya. Dengan segala kekayaan yang dimiliki, tidak heran jika pemerintah mengusung visi…
ArtikelPendidikan

Hambatan dalam Pendidikan Alqur'an dan Hadis: Analisis dan Solusi

3 Mins read
Hambatan dalam pendidikan Alqur’an dan Hadis: analisis dan solusi. Seperti yang diketahui Pendidikan agama Islam merupakan pembelajaran yang penting dalam kehidupan sehari-…
BeritaPendidikan

Fakultas Teknik Universitas Nurul Jadid dan Khailabs Telkom Indonesia Gelar Audisi Game Developer Bertema Kemerdekaan

2 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Fakultas Teknik Universitas Nurul Jadid dan Khailabs Telkom Indonesia Gelar Audisi Game Developer Bertema Kemerdekaan. Universitas Nurul Jadid Fakultas Teknik…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights