BeritaPolitik

GP Parmusi : Muktamar Parpol Harus Jadi Perang Gagasan, Bukan Pemaksaan Dukungan

1 Mins read

KULIAHALISLAM.COM–  Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sedang memasuki babak akhir persiapan menuju Muktamar X yang akan digelar pada 27–29 September 2025 di Jakarta. Event periodik tertinggi partai yang lahir dari semangat pergerakan Islam ini tidak hanya menjadi ajang pergantian kepemimpinan, tetapi juga menjadi ujian besar bagi kredibilitas dan visi keberlanjutan partai legendaris itu di tengah kegagalan berturut-turut dalam meraih kursi parlemen dan posisi strategis di kabinet. Kegagalan PPP membawa partai kembali ke Kursi Senayan sejak 1999, menjadi satu-satunya narasi yang tak bisa diabaikan. Kini, di tengah kegelapan politik tanpa kursi di parlemen maupun kementerian, Muktamar X menjadi medan berdarah tidak hanya bagi kader, tapi juga bagi semangat eduasi berdemokrasi yang sehatjika dipandang sebagai arena adu gagasan, bukan pemaksaan dukungan. Hal ini disampaikan salah satu pengurus besar Gerakan Pemuda Parmusi (GP Parmusi), Achmad P Nugroho. Menurutnya GP Parmusi sebagai salah satu wadah generasi muda Islam,  menilai Muktamar ini sebagai contoh historis bagi anak muda, untuk melihat cara berpolitik yang beradab. Mereka juga akan mengamati bagaimana para politisi partai Islam beradu gagasan, berdialog, dan menciptakan ruang bagi kader muda untuk ikut berkontribusi secara konstruktif.

 

“Kami ingin melihat bagaimana para sesepuh aktivis partai islam berkontestasi dan berdialektika di publik, sehingga bisa jadi contoh bagaimana aktivis islam berpolitik secara santun sesuai salafush shalih.”, ujarnya. Dirinya pun mengutip pernyataan Juru Bicara PPP, Usman “Donnie” Tokan, yang pernah menyatakan di beberapa media bahwa momentum muktamar ini harus menjadi ruang untuk menampilkan visi dan program, bukan semata pamer dukungan.

 

Artinya sesuai dengan perkataan beliau, para kandidat harusnya menonjolkan visi program kedepan“,jelas ketua bidang litbang GP Parmusi ini.

Baca...  Festival Rimpu 2023: Pawai Rimpu Mantika Untuk Kemajuan Daerah Bima

 

Di tengah polarisasi politik yang semakin tajam di negeri ini, GP Parmusi memandang Muktamar PPP sebagai jembatan dimensi budaya politik islam: antara keberlanjutan tradisi dan transformasi ke depan. Meskipun pemilu 2029 masih jauh, namun strategi persiapan harus dimulai sejak dini. Terlebih fakta bahwa PPP tanpa kursi di parlemen dan tanpa kehadiran di kabinet, PPP harus menunjukkan bahwa ia bukan hanya simbol sejarah, tapi juga mesin perubahan yang mampu menarik simpati dan jawaban bagi generasi muda.

 

Jadi tak perlu pamer dukungan kandidat, kalau pada akhirnya partai gagal membawa gagasan kebijakan program kepentingan ummat, tutupnya.

42 posts

About author
Penggemar Buku, Teh, Kopi, Coklat dan senja. Bekerja paruh lepas menjadi Redaktur Kuliahalislam.com .Lekat dengan dunia aktivisme, Saat ini diamanahkan sebagai Bendahara Umum PCM Cilandak,Jakarta Selatan periode 2022-2027
Articles
Related posts
Berita

Yayasan Tarbiyatul Islam Walisongo Hentikan Sementara Program MBG karena Masalah Kualitas dan Keamanan Makanan

1 Mins read
Yayasan Tarbiyatul Islam Walisongo, Banyuanyar Tengah, memutuskan untuk menghentikan sementara pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Keputusan ini diambil setelah ditemukan sejumlah…
Berita

Nushafest 2025: Festival Ekonomi Syariah Nusantara Hadirkan Ribuan Peserta dan Tokoh Nasional

1 Mins read
Jakarta, 27 September 2025 – Nusantara Sharia Finance Festival (Nushafest) 2025 resmi diselenggarakan di Graha Nandhika Sucofindo, Jakarta, pada Sabtu (27/9). Dengan…
Berita

Nushafest 2025: Pakar hingga Tokoh Nasional Dorong Generasi Muda Kuasai Investasi Syariah

2 Mins read
Jakarta, 27 September 2025 – Perubahan digital yang begitu cepat membuka peluang sekaligus tantangan baru dalam dunia investasi. Bagaimana umat Islam merespons…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights