Penulis: Roma Wijaya*
KULIAHALISLAM.COM – Allah SWT, telah berfirman dalam QS. Al-Maidah: 15-16, yaitu :
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِمَّا كُنْتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ
يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Wahai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab (Alqur’an) itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”
Pedoman kita dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan senda gurau dan hiburan belaka ini adalah Alqur’an, semua aspek kehidupan telah dijelaskan di dalamnya. Apabila kita membacanya maka kita akan mendpatkan kebaikan yang sangat besar dari Allah, apalagi menghafal bahkan memahaminya tidak akan terhitung kelimpahan yang akan diberikan oleh Allah kepada kita. Sangat rugi sekali orang-orang yang tidak cakap membaca Alqur’an atau mungkin tidak pernah membaca Alqur’an. Al kisah :
Kisah seorang pemuda yang hidup selama 17 tahun dalam kuburan. Dia tidak tinggal di daerah dekat kuburan, tapi ia tinggal di dalam kuburan itu sendiri. Seorang pemuda yang lahir dari keluarga kaya. Ayah dan ibunya adalah orang yang terpandang memiliki kekayaan yang berlimpah.
Dalam pandangan masyarakat sekitar, kedua orang tua ini adalah orang tua yang sempurna. Namun, orang-orang tidak tahu bahwa kedua orang tua inilah yang memasukkan anaknya ke dalam kuburan dan menjalani kehidupan selama 17 tahun di dalam kuburan. Setiap hati, sang anak makan, minum dan tidur di kuburan yang penuh kegelapan. Sang anak pun hanya bisa menjalani apa yang diberikan kedua orang tuanya tanpa ada perlawanan sedikitpun.
Kemudian menjelang ulang tahun pemuda itu yang ke 17, orang tuanya telah berjanji akan mengabulkan apapun permintaan si pemuda sebagai hadiah ulang tahunnya. Lantas sang pemuda berpikir, “inilah saatnya untuk mengajukan permintaan, yaitu tidak ingin lagi tinggal di kuburan, tapi apakah mereka benar-benar akan mengabulkan permintaanku.”
Hari itu pun tiba. Sang pemuda berulang tahun yang ke 17. Saat itu juga kedua orang tuanya datang menghampiri dan menanyakan hadiah apa yang ia inginkan. Langsung saja sang pemuda menjawab, “Ayah, Ibu… aku tidak akan meminta banyak aku hanya meminta satu hal saja. Sang ayah bekata “ Apa nak? Katakanlah, Ayah dan Ibu pasti akan mengabulkan permintaanmu”. “ Ayah dan Ibu berjanji ?” kata sang anak”. Jawab sang Ibu “ tentu nak, ayah dan ibu berjanji akan memenuhi permintaanmu selama kami mampu”. “ Ayah… ibu… aku tidak ingin tinggal lagi di kuburan”. “Apa, apa maksud permintaanmu itu, nak?” tanya sang Ayah.
“Ayah sudah berjanji akan mengabulkan permintaanku dan hanya itu permohonanku, Yah” pinta sang anak. “ Iya nak, Ayah sudah berjanji… tapi…tapi… Ayah tidak mengerti Nak”. Sang anak menjelaskan “ Ayah. Sudah 17 tahun aku tinggal di sini, tapi tidak sehari pun aku mendengar Ayah atau Ibu membaca Alqur’an, sedangkan Rasulullah pernah bersabda: ”Bahwa rumah yang tidak pernah dibacakan Alqur’an di dalamnya adalah seperti kuburan. Aku tidak ingin lagi di kuburan. Yah.” Ayah dan Ibu terdiam.
Sang anak kembali berkata “Ayah dan Ibu bahkan tidak pernah mengajariku bagaimana membaca Alqur’an?, jika Ayah dan Ibu mau menepati janji mengabulkan permintaanku, tolong Yah… aku tidak ingin lagi di kuburan. Ajarilah aku membaca Alqur’an, agar rumah ini bercahaya dengan cahaya Alqur’an, Memang rumah ini mewah, besar dan orang-orang melihatnya laksana istana. Tetapi, mereka tidak tahu bahwa di mata Rasulullah, rumah ini seperti kuburan. Begitulah kisah pilu sang pemuda yang tidak diajarkan bagaimana membaca Alqur’an.
Lantas dimanakah kita semua selama ini makan, minum, tidur, dan menetap? Di rumahkah? Di kos kah? Di kontrakan kah, atau di kuburan? Karena Rasulullah mengibaratkan rumah yang tidak pernah dibacakan Alqur’an di dalamnya seperti kuburan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنْ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ . روه مسلم
“Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya setan itu akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al Baqarah.” (H.R. Muslim No. 1300)
Jadi dimanakah sebenarnya kita tinggal saat ini?
Dari narasi cerita panjang di atas, sepatutnya dapat kita jadikan sebagai intropeksi dalam diri masing-masing. Apakah masih merutinitaskan tadarus Alqur’an atau justru menciptakan suasana kuburan dalam rumah kita.
Bagaimanapun, Alqur’an merupakan media kita untuk mengenal Allah SWT agar selalu diberikan nur untuk siap sedia dalam menempuh kehidupan yang fana’ ini. Jangan sampai bahaya tidak membaca Alqur’an ini mengakibatkan rumah menjadi kuburan dan menjadi keretakan hubungan kita dengan Allah SWT.
*) Roma Wijaya adalah dosen yang bekerja di Perguruan Tinggi Islam Syubbanul Wathon Magelang pada program studi Al-Qur’an dan Tafsir. Roma telah menulis beberapa artikel jurnal yang telah terindeks secara nasional dan tulisan di media online, serta berpartisipasi dalam beberapa konferensi internasional sebagai panelis.