KULIAHALISLAM.COM – Sosok Salman Rushdie sempat jadi buah bibir pada era 80-90-an. Dia menulis Novel berjudul Ayat-ayat Setan atau Satanic Verses. Pemimpin kharismatik Syiah Iran Ayatullah Khomeini memberikan fatwa mati kepada Salman. Fatwa ini dicabut oleh Pemerintah Iran setelah kematian Khomeini pada tahun 1999.
Salman Rushdie (flickr.com) |
Inspirasi Novel Ayat-ayat Setan
suatu peristiwa yang dialami Rasulullah Saw. ketika membaca Q.S. An-Najm pada
ayat ke-19 hingga 20. yang artinya: “Maka apakah
patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Latta, Uzza dan Manah, yang
ketiga (yang) kemudian (sebagai anak perempuan Allah)”
setan menyelipkan kalimat Gharaniq yang
berbunyi:
…”تلك الغرانيق
العلى وأن شفاعتهن لترجى”
“Itulah (berhala-berhala) Gharaniq yang mulia dan syafaat mereka
sungguh diharapkan”.
Hal ini lantas
menjadi buah bibir kaum kafir quraisy dengan berkata, “Dia
(Muhammad) tidak pernah menyebut sesembahan kita dengan baik-baik sebelum ini”. Adapun pada riwayat lain, “Sesungguhnya
Muhammad telah kembali kepada agamanya semula, yaitu agama kaumnya”.
Hingga pada akhirnya,
Allah menurunkan Q.S. al Hajj (52) untuk meluruskan kisah ini, yang artinya: “Dan
Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak (pula) seorang
nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, setan pun memasukkan
godaan-godaan terhadap keinginan itu, lalu Allah menghilangkan apa yang
dimasukkan oleh setan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
Novel Ayat-Ayat Setan Disinyalir Hina Nabi Muhammad SAW
Reaksi Terhadap Salman Rushdie