KULIAHALISLAM.COM – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sudah saatnya siap tanggap guna beradaptasi dengan segala situasi yang menyelimutinya. Apalagi dalam kurun setengah abad usia, IMM tentunya telah mengalami berbagai dinamika situasi.
Situasi saat ini ialah era digital, dimana semua orang di dunia memanfaatkan teknologi sebagai kebutuhan dan penunjang aktivitas mereka. Oleh karenanya, di era saat ini manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan digital yang sangat cepat.
Pun sama halnya dengan organisasi. Apabila di tengah arus digital ini tidak dapat beradaptasi, maka ia akan menjadi sebuah organisasi kolot dan stagnan.
IMM hendaknya melakukan transformasi gerakan, menyesuaikan era yang sudah berubah dari sebelum-sebelumnya. Transformasi gerakan yang dimaksud ialah suatu cara berorganisasi yang berbeda dalam gerakan-gerakannya tanpa meninggalkan esensi ruh organisasi.
Islam Transformatif sebagai Paradigma
Menurut Moeslim Abdurrahman, Islam transformatif yaitu suatu paradigma yang mendialogkan antara penafsiran teks dan konteks sehingga lahirlah kekuatan aksi sebagai bentuk transformasi yang terlepas dari pemaksaan teks, namun ia benar-benar sesuai kebutuhan teks.
Islam transformatif bertujuan membentuk gerakan transformatif yang menumbuhkan kepedulian terhadap nasib sesama, melahirkan aksi solidaritas, didasarkan pada liberasi, humanisasi, dan transendensi.
Gerakan Praksis IMM
Djazman al-Kindi (2020: 154) menjelaskan beberapa identitas IMM, yang salah satunya ialah bahwa IMM ialah organisasi kader yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiswaan yang kemudian dikenal sebagai Trilogi IMM.
Dengan berlandaskan ketiga hal tersebut, IMM harus senantiasa memantapkan langkahnya menjadi sebuah organisasi yang konsisten dalam sisi spiritual, sosial, dan intelektual.
Aktualisasi yang dapat dilakukan ialah dengan langkah gerakan praksis IMM. Gerakan praksis yang tentunya berlandasakan pada trilogi IMM.
Gerakan praksis juga merupakan identitas Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan. Pasalnya dari awal berdiri hingga saat ini dan seterusnya, Muhammadiyah selalu tumbuh dengan semangat praksis yang kuat.
Gerakan Digital IMM
Era baru dalam sejarah manusia telah dimulai sejak populernya kata “digitalisasi”, ini yang disebut Alvin Toffler (1980) sebagai era masyarakat informasi. Perlu dipahami bahwa transformasi kehidupan manusia selalu diawali dengan inovasi dalam memenuhi kebutuhan manusia, terutama kebutuhan ekonomi yang mengilhami terjadinya revolusi industri (DPP IMM, 2021: 121).
Digitalisasi sendiri mulai berkembang setelah manusia mengenal komputer sebagai alat yang memudahkan manusia dalam mengelola sistem manajemen informasi. Selanjutnya sejak saat itu perkembangan digitalisasi sangat cepat yang pada akhirnya sampai kepada era digital seperti saat ini.
Di posisi inilah, beradaptasi dengan zaman adalah suatu keniscayaan bagi IMM. IMM memiliki kemampuan intelektual untuk kesana. Daya pengetahuan, inovasi, dan keterampilanlah yang akan mengarahkan agar IMM bisa adaptif.
Tipologi era mahasiswa dewasa inipun telah berubah, dimana mereka lebih banyak bercengkerama dengan gadget mereka, akrab dengan berbagai media sosial. Mereka bukan lagi generasi yang suka berjam-jam betah ketika membaca buku, diskusi, dan berdebat. IMM sudah seyogyanya membaca fenomena tersebut secara lebih jeli dengan memulai gerakan-gerakan digitalnya.
Gerakan ini dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, baik melalui teks, audio, visual, maupun audio visual. Secara teks semisal dapat dilakukan melalui artikel website, secara audio misal melalui podcast, secara visual dapat berupa poster maupun infografis, dan secara audio visual dapat berupa video.
Kendati demikian, sebenarnya gerakan digital di IMM sendiri telah marak dilakukan dari tingkat DPP sampai dengan komisariat. Namun, gerakan digital yang dilakukan masih banyak yang hanya sebatas melaporkan kegiatan.
Padahal jika dikembangkan lagi, gerakan digital ini dapat menjadi senjata dari IMM untuk melakukan edukasi, sampai dengan kritik saran untuk pihak yang menyeleweng dan hal-hal lain yang lebih berdampak baik bagi siapapun, dan tentunya gerakan digital ini harus berbasis riset dan keilmuan yang matang.
Gerakan Digital-Praksis IMM
Dengan menerapkan paradigma transformatif, kemudian yang penulis tawarkan ialah memadukan gerakan praksis (aksi) dengan gerakan digital. Hal ini merupakan sebuah transformasi gerakan IMM yang biasanya berorientasi hanya pada ranah praksis saja, namun sekarang juga mencoba untuk bergerak lebih luas, yaitu dengan digital.
Keduanya memiliki penekanan yang sama-sama kuat dan saling melengkapi satu sama lain. Target gerakan praksis ialah masyarakat secara langsung, sedangkan target dari gerakan digital ialah masyarakat dunia maya.
Oleh : Nizam Zulfa (Kandidat Calon Ketua PC IMM Sleman)