Tips Menghindari Perilaku Ghibah dalam Hidup
Oleh: Muhammad Kafi Mashudi
KULIAHALISLAM.COM – Definisi ghibah sendiri sebagaimana tercermin dari sebuah kisah sahabat. Suatu ketika seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW. Apa ghibah itu ya Rasulullah? Rasul menjawab;
“Ghibah adalah kamu menyebutkan sesuatu yang tidak disenangi dari seseorang dan bila yang kamu sebutkan adalah kebenaran (haq) maka itu ghibah dan bila yang kamu sebutkan adalah tidak benar (batil) tentang seseorang maka itu adalah kebohongan.” (Ibnu Battal Abu al-Hasan bin Kholaf bin Abdul Malik, Syarah Sahih al-Bukhari, juz 9, h. 245).
Dalam Al Qur’an, Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 12:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Nabi juga bersabda:
إنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ
Sesungguhnya darah-darah, harta-harta, dan kehormatan-kehormatan ialah haram atas kalian. (Ibnu Daqiq al-‘id, Syarah al-Arba’in an-Nawawi Fi al-Ahadis an-Nabawiyah, juz 1, h. 106)
اَلْغِيْبَةُ تَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارَ الْحَطَبَ
Ghibah memakan kebaikan seperti api yang memakan kayu bakar. (Ibnu Battal Abu al-Hasan bin Kholaf bin Abdul Malik, Syarah Sahih al-Bukhari, juz 9, h. 245)
Sungguh rugi rasanya jika perilaku ghibah dibiarkan meraja rela. Bagaimana tidak, selain menyebabkan mudharat yang besar bagi masyarakat sekitar, ghibah juga salah satu wadah dalam rangka mengkotori lidah yang Allah karuniakan.Mungkin kamu suka ber-Islam dengan Penuh Cinta Kasih.
Cara Melawan Perilaku Ghibah
Maka dari itu, agar melawan perilaku ghibah dengan baik, tentu perlu dipahami tiga tips, di antaranya:
1. Merenungi Kekurangan Diri Sendiri
Merenungi kekurangan diri sendiri berarti mengoreksi diri sendiri. Perlu digaris bawahi, kejelekan atau kekurangan bukan hanya terdapat dalam diri saudara atau tetangga saja, melainkan juga terdapat dalam diri kita masing-masing. Oleh karena itu, dengan merenungi bahwa diri kita sendiri memiliki kekurangan, Insha Allah kita akan dapat menahan dari perbuatan ghibah.
2. Beristigfar
Untuk tips ini, terealisasi bagi yang terlanjur melakukan ghibah. Imam Ghazali menyatakan bahwa apabila kita terlanjur menggunjing, maka segeralah supaya beristigfar, lalu meminta maaf kepada orang yang kita gunjingkan. Kalau tidak sempat menemuinya, maka perbanyaklah memuji dan mendo’akan serta menyebut kebaikannya. Dengan cara demikian, tentunya kita akan terbebas dari dosa ghibah.
3. Mengingat Pedihnya Azab Allah
Dalam hal ini, kita cukup mengingat azab Allah kepada wanita yang suka mengghibah atas saksi mata Rasulullah dalam perjalanan Mi’raj yang berangsur-angsur memakan daging tubuhnya sendiri dan mencabik-cabik wajahnya dengan bekas kukunya.
Tentunya, azab tersebut sangat mengerikan bilamana dibayangkan. Dengan mengingat azab ini, Insha Allah kita dapat menahan diri dari perilaku ghibah.
4. Berkumpul dengan Orang Saleh.
Tidak dapat dipungkiri jika pergaulan merupakan hal yang dapat membawa dampak besar pada kehidupan sehari-hari seseorang. Maka agar terhindar dari pergaulan yang salah, ada baiknya seorang muslim harus memilih dengan siapa ia berkumpul.
Dalam hadits, Rasulullah bersabda: “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
5. Menjaga Lidah/Ucapan
Seseorang dapat ghibah karena dirinya tidak bisa menjaga lidah dan mulutnya untuk berkata sesuatu yang baik. Ketika tahu apa yang akan dibicarakan merupakan hal yang buruk, lebih baik tidak usah dikatakan, supaya terhindar dari bahaya lisan.
Dari Sahl bin Sa’ad RA, Rosulullah Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang dapat memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya – yakni mulut atau lidah, serta antara kedua kakinya – yakni kemaluannya, maka saya memberikan jaminan syurga untuknya.” (Muttafaq ‘alaih)
6. Intropeksi Diri.
Sebelum terlena dengan pembicaraan seru saat berkumpul dengan teman-teman yang kemungkinan besar dapat membawa seseorang untuk melakukan ghibah, alangkah baiknya orang tersebut harus intropeksi diri terlebih dahulu.
Intropeksi diri akan membuat seseorang merasa malu jika harus membicarakan keburukan orang lain sedangkan diri sendiri masih memiliki banyak kesalahan yang harus dibenahi.
Demikian tiga tips melawan perilaku ghibah dengan baik. Tentu saja setidaknya dengan tiga tips tersebut bisa membantu dalam meminimalisir stigma ghibah yang sudah mandarah daging di masyarakat