Esai

Tiga Patung Yesus di Tengah Lingkungan Muslim: Harmoni Tersembunyi di Desa Cumedak

3 Mins read

Tiga patung Yesus yang menghiasi Gereja Kristen Jawi Wetan di desa Cumedak, menjadi pemandangan langka yang menjadi ciri khas di wilayah tersebut, patung tersebut terletak di Dusun Paleran, Desa Cumedak, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember Jawa Timur.

Ketiga patung Yesus ini merupakan bagian dari kompleks Gereja Kristen Jawi Wetan yang telah berdiri sejak beberapa dekade lalu. Bentuk tiga patung tersebut berupa tiga salib yang masing-masing dihiasi dengan korpus atau tubuh Yesus dalam berbagai ekspresi pengorbanan. Salib-salib ini berdiri dengan kokoh di atas pondasi batu, menampilkan detail artistik yang menggambarkan kesakralan dan penderitaan Yesus di kayu salib.

Hal yang unik dari keberadaan tiga patung yesus ini adalah lokasinya yang berada di tengah masyarakat Muslim yang kuat memegang tradisi keislaman. Bagi orang awam di luar wilayah tersebut, tentu menjadi pemandangan yang mengejutkan karena memungkinkan terjadinya konflik antar umat beragama. Akan tetapi tidak sedikitpun terlihat sebuah kericuhan pada lingkungan tersebut.

Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di Dusun Paleran mulai dibangun pada tahun 1958 dengan bahan bahan yang sederhana seperti bambu. Seiring dengan berjalannya waktu, dilakukan tahap renovasi termasuk pembuatan tiga patung Yesus yang kemudian diresmikan pada tahun 1989.

Jika dilihat dari kacamata Sejarah, masyarakat muslim yang merupakan mayoritas pada desa tersebut juga ikut membantu dalam proses Pembangunan gereja termasuk ketiga patung Yesus tanpa adanya permintaan dari Masyarakat Kristen ataupun pihak gereja.

Aksi dari umat Islam pada saat itu tentu membuat kemudahan bagi umat kristen dalam proses pembangunan. Hal ini menandakan adanya dukungan positif dari msayarakat muslim yang mencerminkan nilai toleransi.

Belum banyak yang mengetahui mengenai adanya tiga patung Yesus yang berdiri tegak di desa Cumedak. Meskipun desa ini memiliki daya tarik spiritual dan sejarah yang mendalam, lokasinya yang berada di wilayah pedesaan dengan akses yang terbatas membuatnya belum menjadi perhatian utama masyarakat Jember akan sebuah desa yang menyimpan harmoni tersembunyi.

Baca...  Maulid Nabi Muhammad SAW: Makna, Sejarah dan Hikmahnya di Masa Kini

Kawasan ini terletak cukup jauh dari pusat kota. Perkebunan dan perbukitan  asri yang mengelilinginya, memberikan suasana yang tenang dan damai, tetapi sekaligus menjadikannya kurang dikenal oleh khalayak ramai.

Menurut warga setempat, masyarakat yang menganut agama kristen di Desa Cumedak berasal dari satu leluhur yang sama. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, terlahirlah umat Kristen yang menempati wilayah tersebut.

Meskipun demikian, Dusun Paleran yang merupakan tempat berdirinya ketiga patung yesus, bukan berarti hanya dihuni oleh masyarakat Kristen. Masyarakat yang menganut agama Islam juga menempati wilayah tersebut. Hal ini dibuktikan dengan rumah mereka yang saling berdampingan dan berhadapan. Artinya terdapat harmoni yang tersembunyi dalam kawasan tiga patung Yesus di Desa Cumedak.

Muhammad Ali Ghofur yang merupakan warga setempat menyatakan bahwa fenomena tersebut tidak menjadikan masyarakat di Desa Cumedak terpecah belah, justru menjadi simbol toleransi dan saling menghormati antara umat muslim dan kristen di Desa Cumedak.

“Meskipun berbeda agama, kami merasa patung-patung ini membawa pesan kebaikan dan kedamaian bagi semua warga” ucap pemuda tersebut. Bagi Ali, Masyarakat di Desa Cumedak sudah terbiasa dengan motif kehidupan yang berjalan atas keberagaman. Bahkan masyarakat tetap saling membantu dalam berbagai kegiatan sosial.

Pemandangan indah di sekitar ketiga patung Yesus berupa umat muslim yang berlalu Lalang dengan sarung dan kopyah khas ala madura dan anak anak kecil yang melintasi ketiga patung tersebut untuk pergi mengaji bukan lagi menjadi pemandangan yang tabu. Melainkan menjadi pemandangan sehari hari bagi masyarakat yang berada di wilayah tersebut. Itulah yang diceritakan oleh pemuda dengan sapaan Ali tersebut.

Maka secara filosofis, keberadaan ketiga patung tersebut di tengah komunitas Muslim mengungkapkan suatu bentuk dialog simbolik antara agama-agama yang berbeda. Meskipun patung Yesus mengacu pada tokoh sentral dalam agama Kristen, yang dalam tradisi Islam tidak dipandang sebagai Tuhan, melainkan sebagai nabi, keberadaannya di lingkungan Muslim mencerminkan prinsip toleransi bahwa masing-masing agama menyuguhkan pendekatan yang sah terhadap pemahaman spiritual yang mendalam.

Baca...  Kedurjanaan Sistem

Dalam konteks ini, patung-patung Yesus tersebut bisa dilihat sebagai objek yang membuka ruang untuk refleksi bersama, menggugah kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan universal seperti kasih, perdamaian, dan toleransi antar umat beragama. Sehingga terwujud sebuah harmoni melalui patung patung Yesus di tengah lingkungan muslim.

Oleh karena itu, tiga patung Yesus di Desa Cumedak merupakan warisan spiritual yang tidak hanya menjadi kebanggaan Masyarakat Kristen setempat, tetapi juga menjadi simbol persaudaraan di tengah Masyarakat muslim. Dengan menjaga dan merawatnya, generasi mendatang dapat terus mengambil hikmah dari sejarah dan nilai-nilai yang dihadirkannya. Desa Cumedak, melalui ikon ini, menjadi contoh nyata bahwa harmoni dapat terwujud di tengah perbedaan, menjadikan tempat ini istimewa dalam perjalanan sejarah Kabupaten Jember.

1 posts

About author
Mahasiswa
Articles
Related posts
Esai

Analisis Sejarah Metodologi Tafsir: Evolusi Interpretasi Al-Qur'an di Setiap Zaman

4 Mins read
Tafsir adalah ilmu yang membahas cara memahami dan menjelaskan makna ayat-ayat Al-Qur’an. Sebagai petunjuk hidup umat Islam, Al-Qur’an membutuhkan pemahaman yang mendalam…
Esai

Konsep Dasar Tafsir Sosial Kemasyarakatan Trend Poligami

3 Mins read
Konsep pernikahan yang secara umum dipahami sebagai penyatuan ikatan antara laki-laki dengan perempuan sebagai pasangan suami istri telah mengalami perkembangan dalam jumlah…
Esai

Gesekan Awal Para Orientalis Mengenal Ketafsiran

3 Mins read
Pada pemikiran tafsir orientalis, saya merasa canggung, karena tidak pernah mengenal detail tentang para orientalis. Namun, membaca terkait pemikir non Muslim, saya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Keislaman

Adab Yang Terlupakan: Tantangan Pendidikan Sopan Santun Anak Kepada Orang Tua

Verified by MonsterInsights