ArtikelEsai

Bingkai Asa Dakwah dari Sudut Ibukota

2 Mins read

Pada Selasa malam, 10 Juni 2025 lalu menjadi tonggak sejarah bagi pengembangan strategi dakwah masyarakat kosmopolitan. Terbentuknya Formatur Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Cilandak dengan 7 personil dalam muscab ke I menjadi sebuah hal yang patut disyukuri prosesnya. Dirintis sejak 10 Tahun yang lalu, oleh ayahanda Prof. Din Syamsudin; mantan ketua PP Muhammadiyah yang saat itu dimulai dari Pembentukan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Pondoklabu. Beliau dengan rela hati turun gunung dalam membangkitkan ghirah dan menyuburkan dakwah, ditengah masyarakat kosmopolitan Ibukota Jakarta.

 

“Tantangan dakwah islam kosmopolitan, memang sangat besar dan kompleks. Namun tidak boleh menutup asa dan usaha kita dalam terus berkiprah sekaligus berkontribusi mencerahkan Masyarakat”, begitulah kira-kira pandangan Prof Din Syamsudin yang juga dikutip oleh berbagai media saat pembukaan muscab PCM Cilandak ke I. Taujih pembuka dari beliau, seolah menyiratkan harapan dan semangat baru dalam dakwah yang mencerahkan di Masyarakat kosmopolitan, terutama di Jakarta Selatan sebagai denyut Ibukota.

 

Pengembangan dakwah yang mencerahkan sekaligus menggembirakan, akan menjadi tantangan kedepan bagi PCM Cilandak yang rencananya dilantik pada Ahad 15 Juni 2025 nanti Di Masjid Alhusna, Cilandak. Fenomena kecenderungan apatisme-hedonisme Masyarakat urban serta dilema kajian rohani agama dengan pemahaman monopoli eksklusifisme tafsir mazhab tertentu; menjadi persoalan terdekat yang wajib dijawab oleh pimpinan, kader dan warga Muhammadiyah. Menyitir tulisan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir dalam buku “Menggugat modernitas Muhammadiyah”, persoalan tersebut dapat diurai menggunakan adaptasi dakwah kultural. Dengan pendekatan dakwah kultural yang multiperspektif, menjadikan kader-kader Muhammadiyah mempunyai pemahaman yang tidak mudah menghakimi orang lain yang salah dalam tatacara ibadah, sekaligus tidak mudah menjadi pribadi yang memandang remeh perbuatan dosa.

Baca...  Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Islam

 

Heterogenitas budaya juga menjadi fakta menarik dalam pola pengembangan dakwah nanti di masyarakat urban Jakarta yang terdiri dari ragam suku Nusantara. Bahkan di Jakarta Selatan, saat ini sudah mulai menjamur ekspatriat negara asig yang menambah kompleksitas masyarakat urban kosmopolitan. Erin Meyer, dalam bukunya ”The Culture Map” menjelaskan bahwa sebuah situasi kelompok/Masyarakat dengan budaya yang kompleks, lebih tepat menggunakan gaya komunikasi low context process; yang digambarkan oleh anthropologis Edward T. Hall sebagai gaya komunikasi yang mengedepankan pendekatan logika rasionalitas dan to do Point.

 

Dalam strategi pengembangan dakwah, Pimpinan Muhammadiyah Cilandak diharapkan mampu menjangkau semua kalangan dengan ragam budaya. Bahkan bila ditilik perjuangan kebelakang, K.H Ahmad Dahlan juga melepas sekat-sekat ”ndoro-priyayi (Jelata-Bangsawan)” dan ”Santri-Abangan (Pendidikan Pesantren-Pendidikan Belanda). Pemahaman Muhammadiyah dengan sikap keterbukaan, toleransi dan welas asih pada sesama adalah kunci bagi pengembangan dakwah Muhammadiyah di masa mendatang. Terlebih lagi ruh perjuangan kader sang surya adalah pengejewantahan dari tafsir Surat Al-Maun, yang kemudian menjadi Etika Almaun. Menurut salah seorang cendekia Muhammadiyah Abdul Munir Mulkan, Etika Almaun merupakan sebuah dasar dari etika kerja sosial kader muhammadiyah dalam membela kaum tertindas, keberpihakan profetis sekaligus nilai-nilai kerelawanan dalam dakwah Muhammadiyah.

 

Oleh karenanya para pimpinan, kader dan warga muhammadiyah di Cilandak mulai dari ranting hingga cabang agar dapat berkomitmen padu dalam mewujudkan dakwah muhammadiyah yang mencerahkan sekaligus menggembirakan dari sudut kota Jakarta, Kota Sejuta Majelis Taklim. Komitmen ini adalah menegakkan gerakan amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, serta mengaplikasikan etika almaun dalam kegiatan bermuamalah. Dengan demikian, harapan dari Profesor Din Syamsudin dalam taujihnya dapat kita bingkai menjadi sebuah cerita manis yang bisa kita turunkan pada kader dakwah selanjutnya.

Baca...  Mengenang Tokoh Yang Wafat; Memetik Kiprah dan Karya

 

Billahi fil sabil Haq

Nashrun Minnallah wa fathun Qarib

 

Achmad P Nugroho

Sekretaris Umum PRM Lebakbulus/

Mide Formatur PCM Cilandak

11 posts

About author
Penggemar Buku, Teh, Kopi, Coklat dan senja. Bekerja paruh lepas menjadi Redaktur Kuliahalislam.com .Lekat dengan dunia aktivisme, Saat ini diamanahkan sebagai Bendahara Umum PCM Cilandak,Jakarta Selatan periode 2022-2027 dan Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Pengurus Besar Gerakan Pemuda Persaudaraan Muslim Indonesia (PARMUSI) periode 2024-2027.
Articles
Related posts
Artikel

Meningkatkan Jaringan Bisnis Secara Profesional: Tips dan Trik Networking Ala BNI

3 Mins read
Di era bisnis yang semakin kompetitif, memiliki produk unggulan atau layanan terbaik saja tidak cukup. Salah satu kekuatan yang justru sering menjadi…
Artikel

3 Cara Berlangganan Apple Music Tanpa Kartu Kredit

3 Mins read
Cara berlangganan Apple Music tanpa kartu kredit ternyata bisa kamu lakukan, lho. Terlebih, opsi pembayaran digital akhir-akhir ini terus mengalami perkembangan. Sehingga,…
EsaiOpini

Mengurai Islam Politik di Indonesia

4 Mins read
Setiap kali membicarakan hubungan agama dan politik, setiap kali pula ditemukan semacam ambiguitas bahkan absurditas di dalamnya. Kesan ini timbul karena hubungan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights