Sumber Gambar : Panrita.id |
KULIAHALISLAM.COM – Saya (M Quraish Shihab) ingin berusaha menjelaskan apa duduk solanya dan bagaimana politik itu sering kotor. Ada orang-orang yang memang sengaja tapi banyak mereka yang tidak tahu tetapi merasa tahu. Ini susahnya.
Sedikit saya gambarkan itu, ini di Metro Tv, saya ditanya oleh Pembawa Acara : Bagaimana
Nabi Muhammad begitu hebat, mendapat kedudukan tinggi di sisi
Allah, masuk surga dan lain-lain sebagainya.
Kita ini
bagaimana ? Pertanyaannya seperti itu. Jadi saya jelaskan, bahwa tidak ada yang masuk surga karena amalnya. Itu berdasarkan Hadits Nabi.
Ada seorang
sahabat beliau sangat baik, orang-orang yang di sekeliling beliau lantas
berkata : Berbahagialah engkau, engkau akan masuk surga karena amalmu banyak.
Nabi menoleh : Siapa yang bilang begitu, tidak ada seorang pun diantara kamu
yang masuk surga karena amalnya (Laa yadkhulu ahadakumul jannah bi’amalihi).
Engkau pun tidak ? kata sahabat. Nabi berkata : “Saya pun tidak, kecuali kalau Allah
memberi Rahmat kepadaku”. Ini yang disebarkan !.
Waktu itu saya ada di Makassar, kembali saya disampaikan salah satu teman sebelum sampai di rumah. Pak Qurais, ini sudah 60 ribu memaki-maki bapak, ini harus dibantah.
Saya (M Qurais Shihab) bilang : Enggak usahlah saya bantah. Datang teman dari MUI : Benar enggak pak Qurais bilang begitu ?.
Jadi, saya bilang : Jangan berhenti di
sana, lihat semua apa yang saya sampaikan, Bukalah YouTube lihat apa yang saya sampaikan.
Saya katakan begini, bahwa walaupun demikian, Allah telah bersumpah, “Wa lasawfa yu’thiika rabbuka fa tardhaa (Q.S Ad-Dhuha ayat 5). Allah bersumpah : Demi Allah, engkau
akan Allah berikan sampai kamu puas dan tentu termasuk di dalamnya masuk surga, bahkan lebih dari surga.
Adakah yang lebih dari surga ? Ada, dapat ridha Allah itu lebih dari Surga, melihat Tuhan itu lebih dari Surga. Ada riwayat yang menyatakan bahwa Nabi tidak akan puas kecuali kalau seluruh umatnya masuk surga. Persoalnya ini tidak disebut. Yang disebut Pak Qurais sesat, kafir.
Berbagai tanggapan datang, datanglah orang-orang yang berkata begini kalau demikian apa gunanya kita beramal ? kalau memang amal tidak memasukkan kita ke surga, Bukankah Allah berfirman : Udkhulul Jannata bimaa kuntum ta’maluun (Q.S An-Nahl :32), artinya Masuklah ke Surga. Ia tafsirkan disebabkan karena amal kamu. Kan ini sebabnya amal ? itu tanggapan banyak seperti itu.
Saya mau jawab, teman-teman bilang jangan jawab karena persoalannya bukan persoalan tidak mengerti.
Untuk kita di sini, Saya ingin sedikit jelaskan. Ada yang pernah bermimpi Imam Al Ghazali. Ia bertanya : “bagaimana keadaamu sekarang” ? Ia menjawab : Alhamdulillah saya sangat bahagia.
Dijawab, ya wajar kamu amalmu banyak bukumu banyak dan sebagainya. Imam Al-Ghazali berkata : “Bukan itu, saya pernah menulis, ada lalat di ujung pena saya, saya biarkan lalat itu sampai dia puas. Allah merahmati saya”.
Dan dilanjutkan hadis-hadis, bahwa ada orang yang bergelimang dosa diampuni Allah karena memberi minum seekor Anjing.
Jadi, bukan karena amal. Kalau amal Anda jadikan sebab bahwa anda wajar masuk surga yang dianugerahkan Allah kepada anda tidak cukup untuk membalas jasa Allah itu dengan seluruh Apa yang anda miliki termasuk hidup ada.
Amal itu buat kita, jangan anggap karena amal lantas masuk surga. Amal baik itu kita telah nikmati dampaknya dalam hidup ini. Surga hak prerogatif Allah.
Itu ada dari Saudi ada yang bawa dalil-dalil, anehnya, dalil-dalil yang dibawa itu justru menunjukan bahwa Ulama-Ulama memang mengatakan : Tidak ada yang masuk surga karena amalnya. Dia bawa pendapat Ibnu Katsir.
Ibnu Katsir berkata : Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut bahwa Surga itu kami wariskan kepadamu, Alladzina yaritsuunal firdaus (Q.S Al-Mu’minuun 11) artinya mereka itulah yang mewarisi Surga Firdaus.
Koq mewaris ? Apa maknanya mewarisi ? Apakah anda punya usaha untuk menerima warisan ? Bisa berusaha ? Begitu anda berusaha mewarisi warisan, anda tidak dapat warisan itu. Itu anugerah Tuhan. Jadi bukan amal. “Ulaika umul waritsun. Alladzina yaritsunaal firdaus”. Ibnu Katsir itu dijunjung tinggi di Saudi Arabia.
Banyak orang yang tidak memahami dengan benar bahasa Arab, dalam bahasa Arab. Udkhulul jannata bima, “Ba” diartikannya sebab. “Ba” itu punya 14 makna. Diterjemahan-terjemahan, “Wau” itu selalu diartikan “dan”. Wau Tidak selalu diartikan “dan”.
Ba memiliki 14 makna, bisa berarti sebab, sumpah, huruf yang menghubungkan. Bermacam-macam maknanya. Kenapa, anda mau katakan masuk surga disebabkan amalmu ?
Kenapa kita tidak berkata : Memang amal itu perlu, tetapi amal itu yang mengundang rahmat Allah. Jadi, orang masuk Surga dulu karena Rahmat-Nya lalu tempat anda di Surga tiketnya dari Allah.
Jangan ada yang berbangga bahwa saya sudah beramal pasti masuk surga. Biasa jadi, amal kecil yang anda lakukan kalau itu disertai ketulusan dan keikhlasan. Itu yang menjadikan Allah memberikan rahmat kepada anda dan dengan rahmat-Nya bisa masuk Surga.
Ada teman di MUI bilang gini : Iya benar pak Qurais tetapi mestinya itu tidak dijelaskan, orang enggak ngerti. Sya (M Qurais Shihab) bilang : ” Saya beda pendapat dengan anda, saya mengajar. Kalau seorang yang menyampaikan ajaran agama harus turun ke tingkat, dia punya sasaran dakwah, tidak mau ini saja yang pandai. Kita harus sampaikan.
Banyak yang memaki-maki saya dan itu makiannya macam-macam. Jadi ini berkata karena sikap politik saya. Sejak awal saya netral. Sya katakan mari kita saling memafkan, mari kita legowo.
Sumber : Youtube Muhammad Quraish Shihab