Artikel

Surat Umar bin Khattab Kepada Penghuni Sungai Nil

2 Mins read

KULIAHALISLAM.COM – Setelah Amr bin Ash memerintah Mesir, beberapa orang
Mesir menemuinya bertepatan dengan datangnya Bulan Ba’unah menurut
kalender Koptik Mesir. Mereka berkata bahwa : 

Ada suatu kebiasaan dan adat
yang berlaku untuk Sungai Nil yang harus kami laksanakan. Bila malam kedua
belas bulan ini kami pergi mencari gadis perawan di tempat orangtuanya, kami
minta kerelaan orangtuanya dan kami ambil anak gadis itu, kami beri dia hiasan
terbaik dan kami hanyutkan dia ke dalam Sungai Nil.

Amr bin Ash berkata pada mereka: “Dalam Islam yang
demikian tidak mungkin, Islam membasmi apa yang sebelumnya.”

Melihat yang demikian, Amar bin Ash menulis surat kepada Amirul Mukminin Umar bin
Khattab. Dalam jawabnya Umar bin Khattab mengatakan : “Sikap anda benar.
Islam nenghapus yang sebelumnya. Bersama ini saya kirimkan kepada anda sebuah
berkas untuk dilemparkan ke dalam Sungai Nil, bila surat ini sudah anda terima.

Setelah surat diterima Amr bin Ash dan isi berkas itu
dibacanya, ternyata isinya: “Dari hamba Allah, Umar Amirul mukminin kepada
Sungai Nil Mesir. Amma Ba’du. Kalau selama ini engkau mengalir dari pihakmu
sendiri maka janganlah mengalir. Tetapi jika Allah yang Maha Tunggal dan Maha
Perkasa Yang membuatmu mengalir maka kami berdoa kepada Allah Yang Maha Tunggal
Maha Perkasa agar membuatmu mengalir.

Isi surat dan berkas itu oleh Amr bin Ash diberitahukan
kepada mereka. Berkas itu kemudian dilemparkan ke dalam Sungai Nil sehari
sebelum hari Raya Salib. Penduduk Mesir sudah bersiap-siap akan keluar dan
meninggalkan negerinya, sebab tak ada apapun yang membuat mereka akan tinggal
menentap selain Sungai Nil.

Baca...  Mengenal Syekh Muhammad Nawawi Al Jawi Al Bantani

Pada hari Raya
Salib itu Allah mengalirkannya enam belas depa dalam satu malam dan penduduk
Mesir selamat dari tahun yang sial itu. Demikianlah cerita “Pengantin Sungai
Nil” itu seperti yang dikutip sejarawan Muslim. Teks ini kita salin dari kitab
an-Nujum az-Zahirah oleh Ibn Tagri Bardi (1411-1479 M).

Sejarawan Barat dan Kristen banyak yang menyatakan
tradisi pengantin Sungai Nil itu bukan berasal dari Kristen. Bulter berkata bahwa
tradisi itu berasal dari Dinasti Fir’aun Mesir. Tetapi ilmu pengetahuan telah
membuktikan belum pernah terjadi masa Fir’aun untuk mendorong datangnya air
pasang, Fir’aun melemparkan anak perawan ke dalam Sungai Nil.

Andaikata benar bahwa Fir’aun melakukan itu maka itu
merupakan pukulan terhadap ilmu dan kebijaksanan mereka. Prof. Salim Hasan menurut penelitian bahwa apa
yang dikatakan tentang berkas yang dikirimkan Umar bin Khattab kemudian
dilemparkan ke dalam Sungai Nil agar air pasang, kalaupun itu benar, tak lebih
bahwa Khalifah hanya sekedar mau menyesuaikan adat kebiasaan.

Para pendeta
Mesir dan sebagian Rajanya pada permulaan pergantian musim panas  mengadakan pesta kurban dengan menyajikan lembu, angsa, dan kurban-kurban lain berupa roti dan sebagainya untuk Dewa. Kemudian ke dalam sungai itu dilemparkan pula berkas tertutup dari kertas papyrus berisi perintah tertulis kepada Sungai Nil agar mengalirkan air pasang
yang sedang.

Pesta ini diadakan bersamaan pada hari datangnya air
Sungai Nil musim panas yang mengalir dari Aswan ke daerah-daerah sebagai tanda
datangnya banjir Nil yang besar.

Berkas itu dibiarkan dilemparkan ke dalam Sungai Nil
supaya air pasang datang dan kesuburan dinikmati seluruh negeri. Setelah Arab
masuk di Mesir, para sejarawan menghubungkan dokumen Islam yang pertama itu
kepada Umar bin Khattab yang memerintakan Sungai Nil supaya mengalir seperti
yang dulu diperintahkan pemimpin Roma pada masa Kristen dan seperti yang diperintahkan
oleh pendeta-pendeta dan beberapa Raja Fir’aun.

Baca...  Refleksi Milad Ke-59, IMM Bekasi Raya

Mengenai cerita “Pengantin Sungai Nil” ini hanya takhayul saja berdasarkan dongeng yang disebarkan sejarawan Yunani Plutarch.  Ringkasnya bahwa Raja Mesir bernama Aegypus memohonkan ilham agar diberi petunjuk untuk menghindari bencana yang akan menimpa negeri itu. Petunjuk yang diterimanya menyebutkan bahwa ia harus membuat kurban dengan melemparkan anak gadisnya ke Sungai Nil.

Mitos pengantin sungai Nil itu bukan berasal dari Islam namun Umar melakukan seperti yang dijelaskan tadi untuk menghargai adat yang berlaku disitu dan mengganti tradisi melempar gadis perawan ke Sungai Nil dengan melempar surat kedalam Sungai Nil. 

2366 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Artikel

Tidak Bisa Mengetik di Word karena "Selection is Locked", Ini Solusinya!

2 Mins read
Kompak – Salah satu masalah yang sering ditemui pengguna Microsoft Word adalah pesan “Selection is Locked” yang muncul saat mencoba mengetik atau…
Artikel

Ingin Rumah Lebih Sejuk? Coba Roster Jogja dari AM Roster

4 Mins read
Mendapatkan rumah yang sejuk merupakan impian bagi setiap orang, terutama di negara tropis seperti Indonesia. Salah satu cara untuk menciptakan suhu udara…
Artikel

Sekolah Bisnis Online dan Konsultan Feasibility Study: Meningkatkan Kualitas Bisnis di Era Digital

4 Mins read
Pendahuluan Di era digital yang terus berkembang, memulai dan mengelola bisnis bukan lagi hal yang sulit. Teknologi internet memberikan akses ke berbagai…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights