Salah satu aspek yang efektif untuk diperhatikan adalah sikan disiplin dalam belajar. Sifat ini harus ditanamkan dalam diri peserta didikkarena, disiplin tidak hanya berkaitan dengan kepatuhan terhadap aturan saja akan tetapi mencakup pengelolaan waktu, tanggung jawab, dan kemampuan untuk mengatur diri sendiri. Dalam konteks Pendidikan, karakter disiplin dapat berkontribusu pada pencapaian akademik yang lebih baik dan mengembangkan kepribadian siswa. Oleh sebab itu, penting bagi pendidik untuk menerapkan strategi pembelajaran yang efektif dalam membangun karakter disiplin di dalam kelas.
Menanamkan sikap disiplin pada peserta didik merupakan hal yang penting dalam Pendidikan, karena disiplin tidak akan datang dengan sendirinya, akan tetapi harus melalui Latihan atau kebiasaan pada kehidupan pribadinya. Mengingat pentingnya Pendidikan karakter disiplin di sekolah terutama dalam kelas, maka penting untuk menerapkan berbagai kebijakan sekolah yang dapat mendukung keberhasilan dalam karakter disiplin. Disilin juga merupakan kunci dari keberhasilan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti dalam dunia akademik, sosial, dan professional.
Peserta didik yang memiliki karakter disiplin cenderung lebih mampu dalam mengatur waktu terutama dalam belajar, kemudian dalam lingkungan sekolah mereka akan bersikap baik kepada orang lain. Selain itu, karakter disiplin juga berkontribusi pada perkembangan keterampilan sosial dan emosional pada peserta didik, yang sangat penting untuk kehidupan mereka di masa depan. Menanamkan karakter disiplin akan lebih baik jika diterapkan sejak dini atau pada sekolah dasar, ketika peserta didik sudah melakukan sikap disiplin dari sejak sekolah dasar maka setelah mereka dewasa mereka akan lebih mudah dalam keberlangsungan hidupnya karena sudah melakukan sikap disiplin.
Sikap disiplin sendiri tidak akan muncul dengan sendirinya akan tetapi harus ada dorongan dari orang-orang sekitarnya seperti pada kedua orang tua atau keluarga jika di lingkungan rumah, pendidik atau guru juga merupakan komponen penting dalam keberhasilan penerapan sikap disiplin. Pendidik dengan keteladanan sangat berpengaruh dalam pembentukakan karakter disiplin peserta didik. Ada penelitian yang mengatakan bahwa keteladanan dan perhatian pendidik memiliki pengaruh yang positif terhadap kedisplinan peserta didik, karena adanya guru yang perhatian yang ikut mempengaruhi interaksi tentang tata tertib dan peraturan sekolah, dan pada gilirannya akan mempengaruhi kedisiplinan peserta didik.
Adapun strategi pembelajaran untuk membangun karakter disiplin. Salah satu Langkah awal dalam membangun karakter disiplin di kelas adalah dengan menetapkan aturan dan yang jelas. Guru perlu menjelaskan kepada peserta didik mengenai aturan yang berlaku di kelas, serta konsekuensi yang akan diterima jika aturan tersebut dilanggar. Dengan adanya aturan yang jelas, siswa akan lebih memahami apa yang diharapkan dari mereka dan dapat lebih mudah untuk mematuhi aturan tersebut.
Kemudian ada, penerapan pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek, dalam strategi pembelajaran dapat menjadi alat yang efektif untuk membangun karakter disiplin di kelas. Melalui proyek ini peserta didik terlibat langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi proyek yang releven dengan kehidupan sehari-hari. prosos ini mendorong peserta didik untuk mengatur waktu, menetapkan tujuan, dan menyelesaikan tugas sesusi dengan waktu yang di tentukan. dengan demikian, peserta didik menjadi belajar untuk bertanggung jawab atas pekerjaannya dan menghargai pentingnya disiplin dalam mencapai hasil yang diinginkan.
Selain hal itu, pembelajaran berbasisi proyek ini, dapat mendorong kerja sama dan kolaborasi antar peserta didik, yang merupakan aspek penting dalam Pembangunan karakter disiplin. Pada kelompok, peserta didik harus saling berkomunikasi, berbagi tanggung jawab, dan menghormati pendapat satu sama lain. Hal ini tidak hanya mengajarkan mereka tentang disiplin pribadi, tetapi disiplin sosial dalam bekerja sama dengan orang lain. Dengan melakukan refleksi setelah proyek selesai, siswa dapat mengevaluasi pengalaman mereka dan memahami bagaimana sikap disiplin berkontribusi pada keberhasilan proyek, sehingga karakter disiplin dapat terinternalisasi dalam diri mereka.
Ada juga strategi yang digunakan yaitu penggunaan teknik rewaed dan punishment. Teknik reward (penghargaan) dan punishment (hukuman) dapat digunakan untuk mendorong peserta didik agar lebih disiplin. Penghargaan dapat diberikan kepada siswa yang menunjukkan perilaku disiplin, seperti menyelesaikan tugas tepat waktu atau mengikuti aturan kelas. Sebaliknya, hukuman dapat diterapkan bagi siswa yang melanggar aturan. Namun, penting untuk memastikan bahwa hukuman yang diberikan bersifat mendidik dan tidak merugikan siswa secara emosional.
Di sisi lain, punishment dapat diterapkan untuk mengoreksi perilaku yang tidak disiplin, seperti keterlambatan, ketidak hadiran tanpa alasan, atau kurangnya partisipasi dalam kegiatan kelas. Hukuman yang diberikan harus bersifat mendidik dan proporsional, seperti memberikan tugas tambahan atau meminta siswa untuk melakukan refleksi tentang perilaku mereka. Penting untuk memastikan bahwa hukuman tidak bersifat merendahkan atau menghukum secara emosional, tetapi lebih kepada memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dari kesalahan mereka. Dengan kombinasi yang tepat antara reward dan punishment, siswa dapat memahami konsekuensi dari tindakan mereka, sehingga membangun karakter disiplin yang kuat dalam diri mereka.
Pembelajaran melalui teladan menjadi salah satu strategi yang efektif dalam membangun karakter disiplin di kelas. Pada pendekatan ini, guru berperan menjadi model atau contoh yang dapat ditiru oleh peserta didik. Ketika guru menunjukkan sikap disilin, seperti datang tepat waktu, mematuhi aturan, dan menyelesaikan tugas dengan baik, siswa akan cenderung untuk menirukan perilaku tersebut. Dengan melihat secara langsung bagaiman guru menerapkan disiplin dalam kehidupan sehari-hari, pserta didik menjadi tau bagaimana pentingnya sikap disiplin dan bagaimana hal itu berkontribusi pada keberhasilan mereka di sekolah.
Adapun, pembelajaran melalui teladan juga dapat melibatkan peserta didik yang memiliki karakter disiplin yang baik untuk berbagi pengalaman dan praktik mereka dengan teman-teman sekelas. Misalnya, peserta didik yang selalu tepat waktu dalam mengumpulkan tugas atau aktif dalam kegiatan kelas dapat diundang untuk berbicara tentang kebiasaan mereka. Dengan cara ini, siswa lain dapat belajar dari pengalaman rekan mereka dan termotivasi untuk mengadopsi sikap disiplin yang sama. Lingkungan yang saling mendukung ini akan menciptakan budaya disiplin di kelas, di mana setiap siswa merasa terinspirasi untuk berperilaku baik.
Penting untuk diingat bahwa pembelajaran melalui teladan harus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Guru perlu memberikan umpan balik positif kepada peserta didik yang menunjukkan perilaku disiplin, serta mendiskusikan konsekuensi dari tindakan yang tidak disiplin. Dengan menciptakan suasana kelas yang positif dan mendukung, peserta didik akan merasa lebih termotivasi untuk mengikuti teladan yang ada. Seiring waktu, pembelajaran melalui teladan akan membantu membentuk karakter disiplin yang kuat dalam diri siswa, yang tidak hanya bermanfaat di lingkungan sekolah, tetapi juga dalam kehidupan mereka di luar kelas.
Pada strategi yang lain seperti penerapan pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran kooperatif sendiri ialah metode yang melibatkan kerja sama antar peserta didik dalam kelompok kecil. Dalam pembelajaran ini, peserta didik diajarkan untuk saling menghargai, berkomunikasi, dan bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Melalui pembelajaran kooperatif, peserta didik akan belajar disiplin dalam berkontribusi terhadap kelompok dan menghargai waktu serta usaha teman-teman mereka.
Pembelajaran kooperatif juga menciptakan lingkungan yang mendukung interaksi positif antar siswa. Dalam kelompok, siswa belajar untuk menghargai pendapat dan kontribusi teman-teman mereka, serta mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik. Ketika siswa saling mendukung dan memberikan umpan balik, mereka akan lebih termotivasi untuk menjaga disiplin dalam menyelesaikan tugas dan memenuhi komitmen yang telah disepakati. Dengan cara ini, karakter disiplin dapat terbangun secara alami melalui pengalaman kolaboratif yang mereka jalani bersama.
Penting untuk diingat bahwa keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam membangun karakter disiplin sangat bergantung pada peran guru sebagai fasilitator. Guru perlu merancang aktivitas yang menantang dan relevan, serta memberikan bimbingan yang diperlukan agar siswa dapat bekerja sama dengan efektif. Selain itu, guru juga harus melakukan evaluasi terhadap proses kerja kelompok dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Dengan pendekatan yang tepat, pembelajaran kooperatif tidak hanya akan meningkatkan disiplin siswa, tetapi juga membangun rasa tanggung jawab, kerja sama, dan saling menghargai di antara mereka, yang merupakan bagian penting dari karakter yang baik.
Adapun disiplin dalam keterkaitannya dengan waktu, pada pengembang karakter disiplin tak luput dari disiplin waktu. Pada disiplin waktu ini, peserta didik sangat perlu untuk mempelajari keleterampilan dalam memenejemenkan waktu seperti pada waktu belajar dan aktivitas yang lainnya. guru dapat melatih tentang bagaimana cara untuk membuat jadwa belajar, menetapkan prioritas, dan menghindari prokratisme. Dengan keterampilan menejemn waktu yang baik, peserta didik akan lebih mampu disiplin dalam menyelasaikan tugas dan mencapai tujuan akademik mereka.
Perlu kita ketahui, pengembangan keterampilan manajemen waktu merupakan aspek penting dalam strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun karakter disiplin di kelas. Dengan mengajarkan peserta didik bagaimana cara mengatur waktu mereka secara efektif, mereka dapat belajar untuk memprioritaskan tugas dan menghindari penundaan. Misalnya, guru dapat memperkenalkan teknik seperti membuat daftar tugas harian atau menggunakan kalender untuk merencanakan kegiatan belajar. Dengan cara ini, peserta didik akan lebih mampu mengelola waktu mereka, sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan mengurangi stres yang disebabkan oleh tenggat waktu yang mendekat.
Guru dapat menciptakan situasi di mana peserta didik harus bekerja dalam batas waktu tertentu untuk menyelesaikan proyek atau tugas. Melalui pengalaman ini, peserta didik belajar untuk fokus dan memanfaatkan waktu yang tersedia dengan sebaik-baiknya. Diskusi kelompok atau presentasi yang memiliki waktu terbatas juga dapat membantu siswa memahami pentingnya disiplin dalam mengatur waktu. Dengan memberikan kesempatan untuk berlatih manajemen waktu dalam konteks pembelajaran, siswa akan lebih siap menghadapi tantangan di dunia nyata, di mana keterampilan ini sangat dibutuhkan.
Penting bagi guru untuk memberikan umpan balik yang konstruktif mengenai cara peserta didik mengelola waktu mereka. Dengan melakukan refleksi setelah menyelesaikan tugas atau proyek, peserta didik dapat mengevaluasi apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki dalam manajemen waktu mereka. Umpan balik ini akan membantu siswa menyadari pentingnya disiplin dalam mengatur waktu dan bagaimana hal itu berkontribusi pada keberhasilan mereka. Dengan demikian, pengembangan keterampilan manajemen waktu tidak hanya membangun karakter disiplin, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menjadi individu yang lebih produktif dan bertanggung jawab di masa depan.
Terakhir ada reflesi diri, refleksi diri itu sendiri adalah proses di mana peserta didik merenungkan pengalaman, tindakan dan perasaan mereka untuk memahami diri sendiri dengan lebih baik. Dengan memberikan waktu bagi peserta didik untuk berpikir tentang tindakan dan keputusan mereka, mereka dapat mengidentifikasi pola perilaku yang perlu diperbaiki serta aspek positif yang perlu dipertahankan. Misalnya, setelah menyelesaikan proyek atau tugas, peserta didik dapat diminta untuk menulis jurnal refleksi yang mencakup apa yang telah mereka pelajari tentang manajemen waktu, kerja sama, dan disiplin.
Selain itu, refleksi diri juga dapat dilakukan melalui diskusi kelompok di mana siswa saling berbagi pengalaman dan pandangan mereka. Dengan mendengarkan perspektif teman-teman sekelas, siswa dapat memperoleh wawasan baru dan memahami pentingnya disiplin dalam konteks yang lebih luas. Proses ini tidak hanya membantu siswa untuk lebih sadar akan tindakan mereka, tetapi juga mendorong mereka untuk bertanggung jawab atas perkembangan pribadi mereka. Dengan demikian, refleksi diri menjadi alat yang efektif untuk membangun karakter disiplin, karena siswa belajar untuk mengevaluasi diri dan berkomitmen untuk perbaikan berkelanjutan.
Referensi:
Febrina Dafit & Nurul Amelia (2023). Strategi Guru dalam Menanamkan Karakter Disiplin Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Imiah dan Pembelajaran. 7(1). Hal:142-149
Elly Sukmanasa (2016). Hubungan Antara Disiplin Belajara dengan pada Mata Palajaran Pengetahuan sosial. Jurnal Kreatif. Hal:11-24
Nama: Anisa Fitriani
Dosen: Prof. Dr. Rianawati M.Ag
Asisten Dosen:Tri Wibowo M.Pd
Makul: Pendidikan Karakter