Esai

Strategi Ilmu Kalam dalam Membangun Kesadaran Keagamaan Moderat untuk Mengatasi Radikalisme dan Sekularisme

3 Mins read

Ditengah dinamika kehidupan umat Islam saat ini, terdapat dua tantangan besar yang mengancam keharmonisan dan keutuhan keagamaan, yaitu radikalisme dan sekularisme.

Radikalisme sering ditandai dengan sikap ekstrem, sikap intoleran, serta kekerasan yang diklaim atas nama agama, sementara sekularisme berupaya untuk memisahkan agama dari ranah social dan politik, menjadikan agama hanya sebagai urusan pribadi.

Kedua fenomena ini berpotensi merusak nilai-nilai moderat yang menjadi ciri khas Islam rahmatan lil ‘alamin. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang efektif untuk membangun kesadaran keagamaan yang moderat. Salah satu pendekatan yang strategis dan relevan adalah melalui ilmu kalam.

Ilmu kalam adalah cabang ilmu dalam Islam yang membahas tentang akidah dan kepercayaan melalui argumen yang rasional. Sejarah mencatat, ilmu kalam berkembang pesat sejak masa klasik Islam sebagai respons terhadap tantangan internal dan eksternal, seperti munculnya kelompok-kelompok ekstrem (misalnya Khawarij dan Mu’tazilah), serta pengaruh filsafat dan pemikiran asing.

Para ulama kalam seperti Imam Al-Asy’ari dan Al-Maturidi menekankan pentingnya rasionalitas dalam memahami ajaran Islam, sehingga umat tidak mudah terjebak pada tafsir tekstual yang sempit atau terpengaruh arus pemikiran sekuler yang menafikan peran agama.

Menurut Busthomi (2024), ilmu kalam berperan sebagai alat untuk memperkuat pemahaman tauhid dan menegaskan kebenaran ajaran Islam dengan menggunakan logika dan bukti yang sistematis.

Dengan pendekatan yang rasional ini, ilmu kalam mampu menjawab berbagai tantangan ideologis yang muncul, termasuk radikalisme yang cenderung mengandalkan pemahaman tekstual dan sekularisme yang menghilangkan peran agama dari kehidupan public.

Radikalisme, seperti yang dijelaskan oleh Thoyyib (2018) (Thoyyib, 2018), muncul dari ketidakpuasan social-politik serta pemahaman agama yang ekstrem. Sikap radikal ini membahayakan pluralism dan menghancurkan tatanan sosial melalui kekerasan dan intoleransi.

Baca...  Benarkah Teori Sains tidak Selalu Identik dengan Fakta Empiris ?

Contoh nyata dapat ditemukan pada berbagai aksi terorisme yang mengatasnamakan agama, serta gerakan-gerakan yang menolak dialog dan keberagaman. Disisi lain, menurut Busthomi (2024), memindahkan agama ke ranah privat dan menolak eksistensi agama dalam kehidupan sosial dan politik.

Sekularisme seringkali dipicu oleh modernisasi yang berlebihan, sehingga agama dianggap tidak lagi relevan dalam pengambilan keputusan publik dan kebijakan negara.  Meskipun kedua pandangan ini berbeda, namun keduamya sama-sama menimbulkan disintegrasi sosial dan melemahkan peran agama sebagai landasan moral masyarakat.

Dalam menghadapi radikalisme, ilmu kalam menawarkan strategi dengan memperkuat pemahaman akidah yang benar dan rasional. Kalam menggunakan argumentasi logis untuk membantah klaim-klaim radikal yang menyimpang dari ajaran Islam yang damai dan toleran.

Kalam menegaskan bahwa Islam mengajarkan penghormatan terhadap hak asasi manusia dan keberagaman, sehingga kekerasan dan eksklusivitas tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam yang sejati (Ayu Fathimah & Kambali, 2024).

Dengan demikian, kalam menjadi alat yang efektif untuk menolak ideologi radikal yang berbahaya. Sebagai contoh, pendekatan kalam dapat digunakan untuk membantah pandangan kelompok ekstrem yang mengkafirkan pihak lain hanya karena perbedaan pemahaman.

Dengan logika dan dalil yang kuat, kalam menegaskan pentingnya prinsip tasamuh (toleransi) dan ta’addudiyah (pluralitas) dalam Islam. Selain itu, ilmu kalam juga mengajarkan bahwa jihad dalam Islam lebih menekankan pada perjuangan memperbaiki diri dan masyarakat, bukan sekadar perang fisik atau kekerasan.

Selain itu, ilmu kalam juga berperan penting dalam melawan sekularisme. Kalam menegaskan bahwa Islam adalah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan, tidak hanya spiritualistas pribadi.

Menurut Busthomi (2024), kalam secara rasional menunjukkan bahwa pemisahan agama dari kehidupan sosial dan politik bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam yang menyeluruh. Dengan begitu, kalam menciptakan kesempatan untuk dialog antara agama dan modernitas tanpa mengorbankan nilai-nilai akidah, sehingga masyarakat dapat menyadari pentingnya peran agama dalam membangun masyarakat yang bermartabat.

Baca...  Peran Ilmu Kalam dalam Menjawab Tantangan Sekularisme dan Radikalisme di Era Modern

Kalam juga dapat digunakan untuk menjawab tuduhan bahwa agama adalah sumber konflik dan keterbelakangan. Dengan pendekatan ilmiah dan rasional, kalam menunjukkan bahwa agama justru menjadi sumber inspirasi kemajuan ilmu pengetahuan, perdamaian, dan keadilan sosial sepanjang sejarah peradaban Islam.

Pentingnya membangun kesadaran keagamaan moderat melalui ilmu kalam juga diungkapkan oleh Yono (2016) (Yono, 2016), yang menyatakan bahwa Pendidikan yang berbasis kalam yang menekankan dialog serta argumentasi ilmiah dapat mendorong umat untuk berpikir kritis dan terbuka terhadap terhadap perbedaan.

Dakwah dan Pendidikan yang mengintegrasikan kalam dapat mencegah umat dari sikap ekstrem dan sekuler yang menghalangi peran agama dalam kehidupan sosial. Kesadaran moderat ini sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan berkeadaban.

Pelaksanaan strategi ilmu kalam dalam mendorong kesadaran moderat harus didukung oleh berbagai pihak, termasuk institusi Pendidikan, organisasi keagamaan, dan pemerintah. Kurikulum pendidikan agama perlu memasukkan materi kalam yang relevan dengan tantangan zaman sekarang.

Tokoh agama dan pendakwah seharusnya mengedepankan pendekatan dialogis dan rasional dalam menyampaikan ajaran Islam. Pemerintah dapat mendukung program deradikalisasi yang berbasis pendidikan kalam serta memperkuat peran agama dalam kehidupan sosial tanpa menjadikan agama sebagai alat politik yang sempit (Busthomi, 2024).

Kesimpulannya, ilmu kalam memiliki peran penting dalam membangun kesadaran beragama yang moderat untuk menghadapi radikalisme dan sekularisme. Dengan menggunakan pendekatan argumen logis dan memperkuat akidah yang benar, kalam menolak ekstremisme dan menekankan posisi agama secara seimbang dalam kehidupan.

Melalui pendidikan dan dakwah yang berlandaskan pada kalam, umat Islam dapat diarahkan pada pemahaman agama yang seimbang, toleran, dan sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga dapat tercipta masyarakat yang harmonis dan beradab.

Baca...  Ilmu Kalam dalam Menghadapi Tantangan dan Kontribusi Radikalisme dan Sekularisme

Referensi

Ayu Fathimah, N., & Kambali. (2024). Kalam Menjawab Tantangan Dan Persoalan Islam Masa. Risalah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 1803-1813.

Busthomi, F. (2024). Radikalisme dan Sekularisme Sebagai Ancaman Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara. Jurnal Al-Karim, 226-239.

Thoyyib, M. (2018). RADIKALISME ISLAM INDONESIA. TA’LIM : Jurnal Studi Pendidikan Islam, 90-105.

Yono. (2016). Menakar Akar-Akar Gerakan Radikalisme Agama Di Indonesia. Mizan; Jurnal Ilmu Syariah, 311-326.

1 posts

About author
Mahasiswi
Articles
Related posts
Esai

Ilmu Kalam Terhadap Persoalan Radikalisme dan Sekularisme

3 Mins read
Ilmu kalam merupakan cabang ilmu dalam Islam yang membahas masalah akidah atau keyakinan terhadap ketuhanan dengan menggunakan dalil aqli (rasional) maupun naqli…
ArtikelEsaiHukum

Mengenal Pinjaman Online dan Berbagai Masalahnya

6 Mins read
Kuliahalislam.com. Pinjaman Online mulai menjamur di Indonesia dengan menawarkan iklan berbagai kemudahan untuk disetujui, bunga yang rendah dan tenor atau jangka pinjaman…
Esai

Kinerja Pemimpin Daerah Dalam Birokrasi Pemerintahan

2 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Persoalan serius yang seolah-olah menjadi budaya dalam birokrasi pemerintahan dan lembaga penyelenggara kekuasaan negara adalah agenda seremonial prosedural yang berjalan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Keislaman

Membedah Akar Ideologis Radikalisme dan Sekularisme

Verified by MonsterInsights