Artikel

Sejarah Samiri dan Samirah Dalam Islam dan Yahudi

5 Mins read

KULIAHALISLAM.COM – Dalam QS. Thaha ayat 83-98, Allah
menceritakan tentang apa yang dikerjakan oleh Bani Israil ketika Nabi Musa
pergi meninggalkan mereka untuk melaksanakan perjanjian pada waktu yang
ditentukan oleh Tuhannya. Nabi Musa menetap di bukit Thur untuk bermunajat kepada
Tuhannya. Pada saat itu ada seorang laki-laki bernama Harun as-Samiri membuat
anak sapi yang bertubuh, bersuara dan terbuat dari perhiasan emas.

Menurut Ibnu Katsir, samiri nama
aslinya adalah Musa bin Dhafiri, awalnya ia memuja sapi namun ia menonjolkan
keisalamannya di tengah-tengah Bani Israil. Samiri berkata : “Aku mengetahui
sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya”. Maksudnya, ia dapat melihat Malaikat
Jibiril saat Malaikat Jibril datang untuk membinasakan Fir’aun, lalu ia ambil
segenggam dari jejak kuda Malikat Jibril.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari
Ikrimah bahwa Samiri melihat Malaikat Jibril, lalu timbul bisikan dalam hatinya
untuk mengambil jejak kuda Malaikat Jibril dan hatinya berkata : “ Jika kamu
mengambil segenggam tanah yang diinjak oleh Malaikat, kemudian kamu menyimpannya
dan lalu kamu katakan sesuatu itu ‘jadilah’! niscaya sesuatu itu akan menjadi.
Kemudian Samiri melemparkan perhaisan yang dilebur sambil mengatakan ‘jadilah’!
maka perhiasan pun menjadi patung anak sapi yang berbentuk dan bersuara.

Samiri  meminta Bani Israil mengumpulkan perhiasan
kaum Qitbhi Mesir. Setelah perhiasan tersebut terkumpul, maka Samiri
mengumpulkan arsitek-arsitek ulung dan bersama mereka ia mencairkan emas dalam
bejana dan mendinginkannya dengan air laut.Samiri melemparkan segenggam tanah
yang diinjak Malaikat Jibril ke dalam perhiasan itu tanpa ada yang mengetahui
bahwa tanah itu bekas telapak  Malaikat 
Jibril dan ia  meminta Nabi Harun mendoakan apa yang diminta
Samiri saat itu tanpa mengetahui bahwa yang diminta Samiri dalam hatinya adalah
seekor anak sapi yang besar.

Bani Israil Menyembah Seekor Sapi

Tiba-tiba seekor sapi yang sempurna
bentuknya berada di depan mereka. Samiri berkata : “Aku meminta kepada Allah
agar perhiasan itu menjadi seekor anak sapi dan lalu Dia menjadi anak sapi
”.Seekor
sapi yang berukuran besar dan sapi itu mengeluarkan suara. Samiri menyatakan
bahwa dirinya adalah seorang Rasul dan menyuruh Bani Israil untuk sujud menyembah sapi
itu. Kaum Bani Israil sujud kepada sapi  itu kecuali Nabi Harun dan Yusa’ bin Nun yang
masih kecil serta orang-orang yang bertaqwa.

Baca...  Menjadi Manusia Seperti Thales

فَأَخْرَجَ لَهُمْ
عِجْلًا جَسَدًا لَّهُۥ خُوَارٌ فَقَالُوا۟ هَٰذَآ إِلَٰهُكُمْ وَإِلَٰهُ مُوسَىٰ
فَنَسِىَ

Arab-Latin: Fa akhraja lahum
‘ijlan jasadal lahụ khuwārun fa qālụ hāżā ilāhukum wa ilāhu mụsā fa nasiy
.Artinya:
Kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang
bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata: “Inilah Tuhanmu dan Tuhan
Musa, tetapi Musa telah lupa”. (Q.S Thaha ayat 88).

Ibnu Abbas berkata : “ Demi Allah,
anak sapi itu tidak pernah bersuara. Suara yang keluar darinya karena adanya
angin masuk dari duburnya lalu keluar dari mulutnya
”. Perhiasan itu menjadi
anak sapi yang tidak berongga dan tidak bernyawa. Yang  aneh adalah Bani Israil ternyata mau dipermainkan
setan. Nabi Harun mengingatkan Bani Israil agar tidak menyembah sapi itu.

وَلَقَدْ قَالَ لَهُمْ هَٰرُونُ مِن قَبْلُ يَٰقَوْمِ
إِنَّمَا فُتِنتُم بِهِۦ ۖ وَإِنَّ رَبَّكُمُ ٱلرَّحْمَٰنُ فَٱتَّبِعُونِى وَأَطِيعُوٓا۟
أَمْرِى

Arab-Latin: Wa laqad qāla lahum
hārụnu ming qablu yā qaumi innamā futintum bih, wa inna rabbakumur-raḥmānu
fattabi’ụnī wa aṭī’ū amrī
. Artinya: Dan sesungguhnya Harun telah berkata
kepada mereka sebelumnya: “Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi
cobaan dengan anak lembu. itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (Tuhan) Yang Maha
Pemurah, maka ikutilah aku dan taatilah perintahku”. (Q.S Thaha 90).

Allah memberitahukan dalam Q.S Thaha
ayat 90 bahwasanya Nabi Harun telah mengingatkan Bani Israil agar tidak
menyembah anak sapi itu tetapi mereka menjawab :“Kami akan tetap menyembah
patung anak sapi itu hinga Musa kembali kepada kami,
(Q.S Thaha 91)”. Allah
menceritakan tentang Nabi Musa ketika dia pulang kepada kaumnya. Nabi Musa
melihat kemusyrikan yang mereka lakukan. Maka Nabi Musa marah besar.

Nabi Musa berkata : “ Hai Harun,
apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat. Sehingga kamu
tidak mengikuti aku ?. Maka apakah kamu sudah mendurhakai perintahku?
”.
Harun berkata : “ Hai purta ibuku, jangan kamu pegang janggutku dan jangan
pula kepalaku.Sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata : “ Kamu telah
memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara ucapanku
”. (QS Thaha
ayat 92-94).

Baca...  Peran Penting Perempuan di Bidang Politik Untuk Membangun Bangsa Indonesia

Berkata Musa, “Apakah yang mendorongmu (berbuat
demikian) hai Samiri?” Samiri menjawab, ‘Aku mengetahui sesuatu yang
mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul, lalu aku
melemparkannya dan demikianlah nafsuku membujukku
.” Berkata Musa, “Pergilah
kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan dunia ini (hanya
dapat) mengatakan, “Janganlah menyentuh (aku).’ Dan
sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak
dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya.
Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan
menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang
berserakan). Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah), selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi
segala sesuatu
.”

Hukuman Nabi Musa Kepada Samiri

Musa bertanya kepada Samiri, “Apakah yang mendorongmu berbuat seperti
itu, dan apakah yang membuatmu berani melakukan apa yang kamu lakukan
itu?”
. Samiri menjawab “Nafsuku membuat
hal itu indah dan mempesona bagi diriku”. Nabi Musa berkata : “Pergilah kamu !
Maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini hanya mengatakan
‘tidak ada sentuhan’.” Maksudnya adalah Samiri dihukum di dunia dengan tidak
boleh menyentuh manusia dan manusia tidak boleh menyentuhnya.

Ibnu Abbas berkata : “ Nabi Musa
menguliti patung sapi itu dengan kikir, kemudian membakarnya ke dalam api”.
Muhammad ibnu Ishaq
telah meriwayatkan dari Hakim ibnu Jubair, dari Sa’id ibnu Jubair,dari Ibnu
Abbas yang mengatakan bahwa Samiri adalah seorang lelaki dari kalangan penduduk
Baj irma, yaitu dari kalangan kaum yang menyembah sapi. Dan kecintaannya
terhadap penyembahan sapi melekat dalam dirinya. Dia secara lahiriah
menampakkan ke­islamannya di mata orang-orang Bani Israil, dan nama aslinya
ialah Musa ibnu Zafar. Menurut riwayat yang lain dari Ibnu Abbas, Samiri
berasal dari Kirman. Qatadah mengatakan bahwa Samixri berasal dari suatu kota
yang disebut Samara.

Setelah diusir Nabi Musa, ia mengembara di jalan-jalan Sinai menjauhi Nabi
Musa dan Bani Israil. Lalu, suatu ketika, ia duduk-duduk di puncak gunung yang
tinggi memandangi orang-orang berpergian menaiki perahu. Ia berharap dapat
menumpang perahu itu dan menjelajahi dunia. Untuk pertamakalinya ia pergi ke
negeri yang bernama “Bilad Al-Ghal (Negeri Makmur)” dan menjelajahi negeri
lainnya hingga tiba di laut Yaman.

Baca...  Mengenal Syekh Muhammad Arsyad Thalib Lubis Pendiri Al Jam'iyatul Washliyah

Kemudian akhirnya Samiri kembali kenegerinya yaitu Samirah. Samirah adalah
ibukota kerajaan Israil warisan Nabi Sulaiman. Orang yang memilih Samirah
sebagai ibukota Israil adalah Raja ‘Umari yang berkuasa di Israil tahun 885-874
Sebelum Masehi. Samirah terletak di lembah Sa’ir. Jarak Samirah dengan Al-Qudus
adalah sekitar 42 Mil ke arah utara.

Sekte Yahudi As-Samirah

Imam Syahrastani dalam kitabnya Al-Milal Wa An-Nihal menyebutkan bahwa As-Samirah merupakan sebuah kelompok masyarakat Yahudi yang menghuni pegunungan Baith Al-Maqdis dan tinggal di desa-desa di Mesir. Mereka mengakui kenabian Nabi Musa Alaihisalam,Harun dan Yusa bin Nun. Menurut mereka tidak ada Nabi lagi sesudah Nabi Musa alaihisalam. Di kalangan kelompok Samirah lahir seorang laki-laki bernama Al-Afan yang dirinya sebagai Nabi yang diberitakan Nabi Musa, dia adalah bintang kejora yang disebut dalam Kitab Taurat, cahayanya lebih terang dibandingkan cahaya bulan purnama dan orang ini lahir sekitar seratus tahun sebelum lahirnya Al-Masih.

Kelompok As-Samirah terbagai dua kelompok kecil yaitu kelompok Dustania atau dinamakan juga Alfania dan kelompok Kutania. Mereka mempercayai dunia dan akhirat dan meyakini ada pahala dan dosa di akhirat. Kedua kelompok ini berbeda dalam hal hukum dan syariatnya saja. Kiblat kelompok As-Samariyah adalah sebuah bukit yang bernama Ghuraizin yang terletak antara kota Baith Al-Maqdis dan Nablus.

Menurut mereka, Tuhan memerintahkan Daud untuk membangun Baith Al-Maqdis di pegunungan Nablus yaitu Gunung Tursinai tempat Nabi Musa berbicara langsung dengan Tuhan. Tetapi Nabi Daud memindahkannya ke Elia. Di sana dibangun sebuah bangunan yang menyalahi perintah Tuhan. Karena itu Nabi Daud dianggap telah melakukan perbuatan zalim. Samiriyah menghadap ke arah kiblat yang berbeda dengan kelompok yahudi lainnya. Bahasa mereka juga tidak memakai bahasa Yahudi. Kitab Taurat menurut mereka diturunkan dalam bahasa yang mirip dengan bahasa Ibrani yang kemudia disalin ke dalam bahasa Siryac.

2369 posts

About author
KULIAHALISLAM.COM merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Artikel

UMKM Jasa Katering Aqiqah: Solusi Praktis untuk Ibadah Aqiqah

2 Mins read
Layanan Katering Aqiqah Semakin Populer Menyambut kelahiran buah hati dengan aqiqah menjadi salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan dalam Islam. Kini, banyak…
Artikel

Daftar HP Suport NFC 2024: Pilihan Terbaik untuk Kemudahan Transaksi Digital

2 Mins read
NFC (Near Field Communication) semakin menjadi fitur yang wajib ada di smartphone modern. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk melakukan berbagai aktivitas tanpa…
Artikel

Kenapa Jasa Anti Rayap Diperlukan?

2 Mins read
  Kami Pest Control Indonesia dengan Brand UniPest menawarkan layanan jasa anti rayap untuk melindungi bangunan dari serangan rayap. Rayap merupakan hama yang dapat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights