Artikel

Sejarah Pengumpulan Alqur’an Menurut Richard Bell

4 Mins read


Penulis: Septia Sekar Mutiara Subagiyo*

Kajian dan pemikiran atas Alqur’an dari masa ke masa tentunya mengalami peningkatan dalam perkembangannya. Para pengkaji Alqur’an pun tidak hanya muncul dari internal kaum muslim saja, melainkan juga banyak dari kalangan non-muslim. 

Masyarakat Barat mulai berbondong-bondong tertarik untuk mengkaji segala hal yang berkaitan dengan dunia ketimuran, terlebih jika menjadikan Alqur’an sebagai objek kajian yang sentral dikarenakan kitab suci umat Islam yang merupakan agama terbesar di belahan Timur. 

Salah satunya seperti orientalis dari Britania Raya Richard Bell dengan fokus kajian sejarah pengumpulan Alqur’an.

Biografi Richard Bell

Richard Bell merupakan orientalis yang hidup pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Menurut beberapa sumber, Bell lahir pada tahun 1876 dan meninggal pada tahun 1952 di Edinburgh, Britania Raya. 

Bell merupakan seorang guru besar dalam bahasa Arab di Universitas Edinburg. Beliau mengawali karirnya sebagai sarjana Alqur’an lewat publikasi bahan-bahan kuliah yang diberikannya di Edinburg University, The Origins of Islam in its Crhistian Environment (1926). 

Selain itu, Richard Bell juga dikenal sebagai salah satu sarjana Alqur’an yang berpengaruh dan memiliki murid-murid yang hebat di antaranya W. Montgomery Watt yang merevisi buku “Introduction to The Quran” meskipun demikian, Watt tidak melakukan perubahan sedikitpun dari pemikiran Richard Bell yang ada pada buku aslinya, namun hanya menambahkan bibliografi yang lebih luas isinya secara lebih logis. 

Richard Bell merupakan salah satu orientalis yang mempunyai pandangan yang baik kepada Muhammmad SAW, Bell berbicara mengenai karakter praktis dan faktual dari kegiatan Nabi Muhammad SAW sebagai pribadi dan bahkan seorang Nabi.

Pemikiran Richard Bell atas Alqur’an dan Sejarah Pengumpulannya 

Dimulai dengan sejarah kepenulisan Alqur’an pada masa Rasulullah, Bell membahas dengan sangat teliti tentang sejarah pengumpulan Alqur’an dari mulai pra Islam sampai Alqur’an selesai ditulis secara keseluruhan. 

Baca...  Problematika Israiliyat dan Pengaruhnya dalam Islam

Mengenai Arab pra Islam, Bell berpendapat bahwa meskipun orang-orang awam Makkah pada saat itu masih buta akan kegiatan tulis menulis, namun banyak bukti-bukti arkeologis yang menunjukkan bahwa suatu bentuk tulisan telah dikenal di Arab selama berabad-abad. 

Sehingga secara umum, penulisan ayat-ayat Qur’an sudah mulai dilakukan pada zaman nabi, walaupun dengan media yang sederhana seperti kertas kulit, lempengan batu, tulang belikat, dsb.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, kepemimpinan dilanjutkan oleh Khulafaur Rosyidin. Di masa khalifah Abu Bakar, tulisan-tulisan Alqur’an yang berada di beberapa media tulis pada saat itu mulai dikumpulkan. 

Hal ini dijelaskan dalam hadis Sahih Bukhori bahwa awal pengumpulan Alqur’an dilakukan pada masa Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq. Hadis inilah yang kemudian dijadikan landasan oleh Richard Bell untuk mengkritik terhadap pengumpulan Alqur’an. Richard Bell memiliki 4 pemikiran tentang pengumpulan Alqur’an ini, yaitu:

Terdapat beberapa hadis yang menjelaskan bahwa penggagas utama penyusunan Alqur’an bukanlah Umar melainkan Abu Bakar ash-Shiddiq. 

Menurut Richard, para sahabat penghafal Alqur’an yang disebutkan dalam hadis banyak yang gugur dalam perang itu aslinya hanya sebagian kecil saja yang menjadi penghafal, sementara sebagian besar yang lain adalah sahabat yang baru masuk Islam.

Belum ada bukti resmi dikumpulkannya Alqur’an sebagai bukti keabsahan Alqur’an. Hal itu karena pada masa Khalifah Utsman bin Affan terjadi pertikaian karena adanya resensi Alqur’an.

Richard berpendapat bahwa shuhuf Alqur’an yang telah dikumpulkan oleh Zaid bin Tsabit tidak mungkin diserahkan kepada Hafsah binti Umar sepeninggal Abu Bakar, karena shuhuf itu adalah dokumen resmi negara yang tidak sembarang orang bisa menyimpannya. Dia berpendapat bahwa shuhuf yang disimpan Hafsah bukanlah salinan resmi ayat-ayat Alqur’an.

Baca...  Meneladani Pemikiran Rasionalitas Ibnu Bajjah di Era Modern

Pengumpulan Alqur’an selanjutnya dilaksanakan pada masa khalifah Utsman bin Affan. Hal ini dilakukan karena adanya perbedaan dalam membaca Alqur’an yang terjadi di beberapa wilayah. 

Kemudian di tahun yang sama, yakni tahun 25 H khalifah Utsman membentuk panitia pengkodifikasian Alqur’an dan langsung diawasi oleh beliau, dengan menjadikan shuhuf yang dibawa oleh Hafshah binti Umar sebagai patokannya. Kemudian shuhuf lain yang disimpan oleh sahabat lain resmi dibakar.

Dari hal ini Richard kembali mengkritik bahwa shuhuf yang dibawa Hafsah tidak memiliki peranan penting dalam pembukuan Alqur’an. Hal ini dibuktikan ketika khalifah Marwan menjadi gubernur Madinah beliau menginginkan shuhuf yang ada ditangan Hafsah untuk dimusnahkkan. 

Menurut Richard hal ini tidak mungkin direkayasa adanya, karena secara tidak langsung hal ini membuktikan bahwa shuhuf yang dipegang oleh Hafsah binti Umar tidak memadai sebagai patokan untuk teks resmi Alqur’an.

Selain tentang shuhuf yang ada ditangan Hafsah, Richard juga mengkritik mengenai pernyataan bahwa khalifah Utsman membakar seluruh mushaf selain mushaf resmi Utsmani. Ia berpendapat sama seperti pendapat Arthur Jeffery yang ia kutip yaitu selain mushaf resmi Utsmani, terdapat 15 mushaf lain yang mempunyai beberapa bacaan yang berbeda. 

Richard mengatakan bahwa mushaf non-muslim masih mendapatkan tempat diantara umat muslim pada masa itu. Ia juga berpendapat bahwa naskah non-resmi ini digunakan acuan oleh sebagian besar tafsir Alqur’an seperti Tafsir at-Thabari dan Tafsir al-Zamakhsyari.

Dengan ini, maka Richard berpendapat bahwa tidak ada perbedaan Alqur’an dari sebelum Nabi wafat sampai pada saat Alqur’an dibukukan secara resmi pada masa Khalifah Utsman, selain perbedaan dalam hal cara membacanya saja. Ia juga menyimpulkan bagaimana pun bentuk Alqur’an sebelumnya, sudah jelas bahwa Alqur’an yang berada ditangan umat Islam saat ini merupakan mushaf Utsmani.

Baca...  Siluet Masa Depan Perempuan Desa Membincang Sosok Perempuan Pinggiran

Pendapat Richard Bell mengenai sejarah pengumpulan Alqur’an, dalam karyanya tersebut, Richard Bell mencoba mencari hubungan antara makna ayat-ayat Alqur’an dengan kehidupan Nabi Muhammad SAW sebagai suatu prinsip sejarah dan penafsiran ayat-ayat Alqur’an. 

Hal inilah yang kemudian dijadikan Richard Bell sebagai landasan dasar untuk menyusun kronologi Alqur’an dalam karyanya. Dalam karyanya tersebut, Richard Bell menjadikan susunan terjemahannya untuk menata ulang secara kritis pembahasan-pembahasan Alqur’an ke dalam berbagai masa pewahyuan. 

Richard memilah bagian-bagian ayat Alqur’an menjadi potongan-potongan ayat yang kecil dalam usaha memberikan penanggalan atasnya. Ia membagi ayat-ayat Alqur’an dan memecah-mecahnya sehingga tidak menjadi satu kesatuan per surah. 

Dalam satu surah bisa berisi sebagian kecil Makkiyah dan sebagian kecil yang lain lagi berisi Madaniyah, dan yang lain lagi berisi hasil sensor dan edit yang dilakukan oleh Nabi sendiri.

Pemikiran Richard Bell ini sangat berbeda dengan sebagian orientalis lain yang menerima begitu saja Alqur’an dibagi menjadi 30 juz, 114 surah, 6.236 ayat, dan dibagi menjadi Surah Makkiyah (untuk surah yang pendek) dan Surah Madaniyah (untuk surah yang panjang). 

Menurut Richard Bell, dalam penyusunan Alqur’an tidak hanya didasarkan pada dokumen tertulis saja, melainkan juga dengan keistimewaan penggalan ayat-ayat Alqur’an.

*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Editor: Adis Setiawan

2366 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Artikel

Tidak Bisa Mengetik di Word karena "Selection is Locked", Ini Solusinya!

2 Mins read
Kompak – Salah satu masalah yang sering ditemui pengguna Microsoft Word adalah pesan “Selection is Locked” yang muncul saat mencoba mengetik atau…
Artikel

Ingin Rumah Lebih Sejuk? Coba Roster Jogja dari AM Roster

4 Mins read
Mendapatkan rumah yang sejuk merupakan impian bagi setiap orang, terutama di negara tropis seperti Indonesia. Salah satu cara untuk menciptakan suhu udara…
Artikel

Sekolah Bisnis Online dan Konsultan Feasibility Study: Meningkatkan Kualitas Bisnis di Era Digital

4 Mins read
Pendahuluan Di era digital yang terus berkembang, memulai dan mengelola bisnis bukan lagi hal yang sulit. Teknologi internet memberikan akses ke berbagai…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights