Artikel

Sejarah Awal Mula Perkembangan Aliran Wahabi Hingga Ajaran-ajarannya

3 Mins read

Penulis: Ardellia Gita Ronald, Mahasiswa Prodi Tasawuf Psikoterapi UINSA

Wahabi adalah suatu gerakan tauhid Islam yang didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab  pada abad ke-18 masehi. Ia lahir di Uyainah, Nejd Arabiyah. Awal mula pendidikannya, ia berguru kepada ayahnya sendiri dalam mendalami dan menghafalkan Alqur’an dengan baik dan mempelajari berbagai ilmu agama.


Ketika beranjak dewasa, ia lanjut berkelana untuk mencari ilmu ke Hijaz , Basrah, dan Baghdad.  Di Baghdad ia menikah dengan seorang wanita kaya raya yang bertahan hanya dalam waktu lima tahun karena setelah itu istrinya meninggal dunia. 

Kemudian ia melanjutkan mencari ilmu ke Kurdistan, Hamdan dan Isfahan. Setelah dirasa cukup untuk berguru ke berbagai daerah, ia kembali ke tanah kelahirannya. Ia merenungkan semua ilmu yang didapatkan dari berbagai gurunya dan memiliki ide untuk menyebarkan ajarannya ke daerah setempat.  

Pada awal pertama penyebaran ajarannya, ia diterima baik oleh berbagai kalangan dengan cepat dan ajarannya berkembang dengan pesat. Walaupun banyak juga penduduk yang menolak karena kerasnya ajaran tersebut, termasuk keluarganya sendiri. 

Hal tersebut menyebabkan Muhammad bin Abdul Wahhab diusir oleh penduduk desanya dan ditemani oleh keluarganya untuk mengungsi di dusun sebelah. Pada saat yang sama, ia diterima baik oleh pemimpin suku diwilayah tersebut, Muhammad ibnu Saud, karena sebelumnya ia sudah mengenal dan menganut dengan ajaran yang dibawa oleh Abdul Wahab. 

Di tahun 1744 mereka menjalin aliansi politik yang menurutnya saling menguntungkan diantara kedua belah pihak.  Abdul Wahab bisa bebas menyebar luaskan ajarannya, Ibnu Saud mendapat dukungan dari Abdul Wahab untuk menaklukan wilayah daerah sekitarnya. 

Aliansi keduanya menjadi dasar pembentukan Negara Saudi pertama dan dikenal sebagai Kesultanan Diriyah.  Pada pertengahan abad 19 dinasti Saud pertama berhasil di hapus oleh Muhammad Ali dari Mesir yang mendukung  Kekaisaran Ottoman. 

Namun kejayaan ideologi Wahabi menjadikan Dinasti Saud tetap bisa bertahan dan di awal abad ke 20, keturunan Saud merebut kembali kekuasaan wilayah tersebut. Di tahun 1932, Abdul Aziz ibn Saud berhasil mendirikan kerajaan Arab Saudi modern, yang terus memegang aliran wahabi dalam kekuasaannya. 

Hingga saat ini, aliran Wahabi banyak tersebar luas didaerah Makkah, meskipun demikian tidak semua warga Arab Saudi beraliran Wahabi. Tetapi mengapa aliran Wahabi yang dibawa Muhammad bin Abdul Wahhab mendapat penolakan dari warga setempat bahkan keluarganya sendiri? 

Karena aliran Wahabi ini bisa dikatakan aliran yang sangat keras, berpegang teguh hanya pada Alquran dan hadis, dan menolak pendapat para ulama’. Aliran Wahabi berpendapat bahwa Islam harus bersih dari bid’ah, takhayul, dan khurafat. 

Wahabi sering disandingkan dengan salafi karena memiliki agenda yang sama yaitu pemurnian tauhid dengan mengutamakan Alquran dan hadis dan meninggalkan pendapat para ulama’. Ia menggunakan pendekatan tekstual yang sangat kaku dan terbatas dalam memahami Alquran.  

Wahabi juga kerap disebut aliran yang sangat ekstrem. Salah satu ciri dari ajarannya adalah penekanannya pada literalisme dalam penafsiran agama dan interpretasi yang ketat terhadap teks-teks Islam. Mereka cenderung menolak penafsitan yang bercabang dari tradisi budaya mayoritas islam dan menekankan kembali dalam ajaran yang menurut mereka islam yang asli dan lebih sesuai, sebagaimana yang mereka anut yaitu Alquran dan hadis.  

Misalnya dalam memahami suatu hadis, mereka tidak membandingkan hadis tersebut dengan Alquran atau dengan hadis yang lain, agar mendapatkan pemahaman yang utuh. Oleh sebab itu, salafi-wahabi lebih sering menghukumi bid’ah pada suatu hal, mengkafirkan orang lain, dan menganggap semua aliran yang berbeda darinya itu salah. 

Terdapat beberapa ciri-ciri kaum salafi-wahabi yang memudahkan untuk di identifikasi yaitu : Melarang acara peringatan Maulid pada bulan robiul awal. Melarang perayaan isra’ mi’raj karena bid’ah. Melarang merokok dengan jenis apapun karena itu perbuatan syaitan. Melarang berziarah dan berdoa menghadap ke makam nabi, karena dikhawatirkan syirik. 

Membangun kubah diatas makam hukumnya haram.  Selain itu mereka juga melarang menyalakan radio atau gramofon (mesin yang memproduksi suara/musim). Melarang berkhosidah. Tidak boleh membaca Alquran dengan lagu (jadi harus polos biasa bacaan-nya). Dilarang membaca kitab-kitab sholawat dalailul-khairat, lebih-lebih membaca burdah yaitu qasidah amin tadza. Dilarang mengkaji sifat 20 sebagaimana 

yang tertulis dalam kitab kifayatul awam. Dilarang berdoa dengan didahuli atau disertai tawassul karena bagi mereka itu adalah perbuatan syirik.  Itu semua adalah ciri-ciri atau tanda-tanda dari kaum salafi-wahabi yang bisa dilihat secara dhahir atau mata. 

Editor: Adis Setiawan

2363 posts

About author
http://kuliahalislam.com
Articles
Related posts
Artikel

Jawaban Jika Anak Bertanya Bolehkah Bermain dengan Orang Yang Beragama Kristen?

2 Mins read
Jawaban jika anak bertanya bolehkah bermain dengan orang yang beragama Kristen? Ibu saya berpesan jangan bermain dengan teman-temanmu yang beragama Kristen? Apakah…
Artikel

Anak Bertanya, Berperang Demi ISIS Apakah Perintah Tuhan?

3 Mins read
Anak bertanya, berperang demi ISIS apakah perintah Tuhan? Suatu ketika, Irma bertanya kepada Ibunya, “Ibu kenapa ya di Televisi itu banyak berita…
Artikel

Jawaban Jika Anak Bertanya Apakah Kita Mendapat Pahala Jika Membantu Non-Muslim?

2 Mins read
Jawaban jika anak bertanya apakah kita mendapat pahala jika membantu non-muslim? Hakikatnya hubungan antara seorang Muslim dan non-Muslim tidak didasarkan pada kebencian…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights