Keislaman

Risalah Rasul Menurut Ulama

3 Mins read

Kuliahalislam.Risalah artinya adalah surat yang dikirim atau karya tulis. Ajaran-ajaran Allah yang disampaikan-Nya melalui perantaraan seorang atau beberapa orang Rasul untuk mengatur kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesamanya dan makhluk lingkungannya. Meskipun manusia telah diberi hidayah oleh Tuhan berupa akal, namun dia tidak dapat menentukan jalan hidupnya sendiri karena kemampuan akal manusia amat terbatas.

Bila manusia diberikan mengatur hidupnya sendiri, maka kehidupan di muka bumi ini akan kacau karena antara satu dan yang lain akan saling berbeda pendapat, mau menang sendiri dan menyalahkan orang lain. Karena keterbatasan kemampuan manusia ini maka Tuhan berkenan mengutus rasul-rasul-Nya untuk membawa Risalah-Nya berupa peraturan-peraturan dan ajaran-ajaran.

Peraturan dan ajaran itu harus ditaati oleh setiap orang demi terbentuknya suatu masyarakat yang aman dan tentram sehingga dengan peraturan dan ajaran itu manusia dapat membentuk dan mengembangkan hasil ciptaannya di muka bumi ini yang disebut dengan peradaban.

Para ulama sepakat bahwa manusia membutuhkan rasul yang membawa risalah Tuhan untuk menunjuki manusia ke jalan yang benar dan menjauhkan manusia dari kesesatan. Namun para ulama berbeda pendapat tentang kewajiban Tuhan mengutus para rasul-Nya.

Kelompok Muktazilah, didasarkan atas pandangan bahwa Tuhan Maha Adil, berpendapat bahwa Tuhan berkewajiban mengutus para rasul-Nya. Tuhan tidak adil kalau membiarkan manusia hanyut dalam gelora hawa nafsunya. Oleh sebab itu Tuhan berkewajiban berbuat baik dan yang terbaik (as-salah wa al-aslah) bagi manusia. Salah satu perwujudan dari berbuat baik dan terbaik bagi manusia adalah diutusnya para rasul oleh Tuhan. Dengan itu manusia dapat mencapai kehidupan yang baik dan terbaik.

Berlainan dengan pendapat kelompok Muktazilah di atas, kelompok Asy’ariyah berpendapat bahwa Tuhan tidak wajib mengutus para rasul. Mengutus para itu hanya Jaiz bagi Tuhan. Pandangan ini didasarkan atas pendapat mereka bahwa Tuhan mempunyai kekuasaan kehendak mutlak. Segala sesuatu terserah atas kehendak dan kekuasaan Tuhan.

Seandainya Tuhan tidak mengutus para rasul-Nya, Tuhan tidak dapat dipersalahkan karena Dia mempunyai kehendak dan kekuasaan mutlak. Dia lebih tahu dan kehendak dan kekuasaan-Nya itu. Tidak ada kewajiban bagi Tuhan terhadap makhluk-Nya Dan Tuhan berbuat sesuatu bukan atas keterpaksaan tetapi atas kehendak dan kekuasaan-Nya, Yang Maha Mutlak.

Terlepas dari wajib atau tidaknya Tuhan mengirim para rasul-Nya, terutama sekali untuk mengajarkan manusia tentang hal-hal gaib yang wajib dipercayai dan menentukan batas antara baik dan buruk. Tanpa bantuan hasil, sulit bagi manusia untuk mengetahui yang gaib dan yang baik atau buruk. Meskipun manusia mempunyai akal dan Fitrah beragama namun akal dan Fitrah itu mempunyai kemampuan terbatas. Akal selalu diliputi oleh hawa nafsu sehingga orang sering menemui jalan buntu dan kesesatan.

Para ahli ilmu kalam berbeda pendapat tentang kemampuan akal manusia dalam kaitannya dengan risalah Tuhan. Kaum Muktazilah lebih liberal dalam mendudukkan fungsi akal dalam agama, menurut mereka akal dapat mengetahui Tuhan, kewajiban kepada Tuhan, masalah baik dan buruk, dan kewajiban mengerjakan yang baik serta menjauhi yang buruk. Sebaliknya, bagi kaum Asy’ariyah, akal hanya dapat mengetahui Tuhan tetapi tidak dapat mengetahui kewajiban kepada Tuhan, masalah baik dan buruk dan kewajiban berbuat baik serta menjauhi keburukan.

Di antara dua pendapat yang bertolak belakang ini terdapat lagi pendapat kelompok Maturidiah yang mencoba menginsistensikan kedua pendapat di atas. Namun mereka tidak berhasil Bahkan mereka sendiri terpecah menjadi dua kelompok. Ada kelompok Maturidiah Samarkand yang dekat dengan kelompok Muktazilah dan kelompok kedua adalah kelompok Maturidiah Bukhara yang dekat dengan kelompok Asy’ariyah.

Bagi Maturidiah Samarkand akan dapat mengetahui Tuhan, kewajiban kepada Tuhan dan dapat mengetahui baik dan buruk. Bagi Maturidiah Bukhara akal hanya dapat mengetahui Tuhan dan mengetahui baik dan buruk, sedangkan kewajiban-kewajiban hanya ditentukan oleh risalah Tuhan.

Meskipun kaum Muktazilah menempatkan akal pada posisi yang tinggi namun mereka tidak meniadakan masalah sama sekali. Dalam kenyataannya, mereka bahkan mengatakan Tuhan wajib mengutus para rasul karena bagi mereka adalah hanya dapat mengetahui garis besar masalah keagamaan. Sebaliknya kaum Asy’ariyah yang menempatkan fungsi akal lebih kecil daripada fungsi salah bahkan memandang pengutusan risalah itu tidak wajib.

Yang jelas, Tuhan telah berkenan mengutus para rasul-Nya untuk membawa risalah sejak manusia ada di muka bumi ini. Risalah itu mengandung dua hal pokok yaitu akidah dan syariat. Aqidah mengandung dua hal mendasar yaitu kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepercayaan pada hari akhirat. Adapun syariat Mengandung hukum yang berupa peraturan-peraturan yang harus dijalankan oleh manusia untuk mencapai hidup yang tenteram dan damai.

Dalam masalah aqidah, semua risalah yang tuturkan di Allah mengandung ajaran yang sama yaitu semuanya mengajarkan kepercayaan kepada Allah dan hari kebangkitan. Hal ini disyaratkan oleh firman Allah yang artinya : “Katakanlah ( Hai orang-orang Mukmin): kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, Dan apa yang turunkan kepada Ibrahim, Ismail Ishak dan Yakub dan anak cucunya dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya Kami tidak akan membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk kepada-Nya”, (Q.s 2;136).

Perbedaan antara risalah-risalah yang dibawa oleh para rasul itu hanya ada pada sisi hukum. Perbedaan itu memang wajar karena hukum merupakan peraturan yang menyangkut pranata sosial senantiasa berubah. Dengan demikian terjadi pula perubahan hukum.

158 posts

About author
Redaktur Kuliah Al Islam
Articles
Related posts
FilsafatKeislaman

Pemikiran Al-Kindi Filsuf Muslim Pertama

6 Mins read
Kuliahalislam.Al-Kindi (Kufah,185 H/801 M-Baghdad,256 H/869 M). Al-Kindi merupakan filsuf besar pertama Arab dan Islam. Nama lengkapnya adalah Abu Yusuf Ya’qub bin Ishak…
KeislamanPendidikan

Sekaten Tradisi Maulid Keraton Yogyakarta

3 Mins read
Kuliahalislam. Sekaten merupakan upacara untuk memperingati hari lahir (Maulid) Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang biasa dilaksanakan di lingkungan Keraton Yokyakarta. Kata…
KeislamanTokoh

Nizam al-Muluk Perdana Menteri Bani Seljuk

3 Mins read
Kuliahalislam.Nizam al-Muluk (Radkan, Tus, 10 April 1018-wafat di Sihna, 14 Oktober 1092). Nizam al-Muluk merupakan perdana menteri Dinasti Salajikah (Bani Seljuk) pada…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights