Penulis: Muhammad Muslich Aljabbar, Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya
Surah Yusuf yang terdiri dari 111 ayat merupakan surah ke-12 dalam urutan mushaf Utsmani, sesudah surah Hud dan sebelum surah al-Hijr. Surah Yusuf juga merupakan satu-satunya nama bagi surah ini, tidak ada yang lain seperti halnya surah al-Fatihah yang memiliki nama lain ummul qur’an (induk Alqur’an), al-sabaul matsani (tujuah ayat yang diulang-ulang), dan lain sebagainya.
Penamaan surah ini sejalan dengan isi kandungannya yang menceritakan kisah Nabi Yusuf AS. Berbeda dengan nabi lain, kisah Nabi Yusuf hanya diceritakan dalam surah ini. Sedangkan kalau “sekedar nama” masih disebut, seperti dalam surah al-Baqarah dan al-An‘am.
Yusuf adalah putra Ya‘qub bin Ishaq bin Ibrahim AS. Ibunya bernama Rahil, salah seorang dari empat istri Nabi Ya‘qub AS. Ibunya meninggal ketika adiknya, Bunyamin dilahirkan sehingga ayahnya lebih mencurahkan kasih sayangnya kepada keduanya melebihi kepada para kakaknya.
Ini menimbulkan kecemburuan yang akhirnya mengantarkan mereka menjerumuskan Yusuf ke dalam sumur. Kemudian ia dipungut oleh kafilah orang-orang Arab yang sedang menuju ke Mesir. Kala itu, yang berkuasa di Mesir adalah dinasti Hyksos.
Pada masa kekuasaan Abibi yang digelari Alqur’an dengan al-Malik (bukan Firaun), Yusuf tiba dan dijual oleh kafilah yang menemukannya kepada seorang penduduk Mesir yang menurut Perjanjian Lama bernama Potifar, kepala pengawal raja. Ini terjadi sekitar 1720 SM.
Setelah melewati perjalanan hidup yang berlika-liku, akhirnya Nabi Yusuf AS mendapat kedudukan tinggi bahkan menjadi penguasa Mesir. Nabi Yususf AS meninggal di Mesir sekitar 1635 SM. Konon jasadnya diawetkan sebagaimana kebiasaan orang-orang Mesir masa itu.
Dan ketika orang-orang Israil meninggalkan Mesir, mereka membawa jasad (mumi) Nabi Yusuf AS dan dimakamkan di suatu tempat bernama Syakim. Ini merupakan keterangan Tahir ibn ‘Ashur.
Surah Yusuf turun di Makkah sebelum nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Situasi dakwah ketika itu serupa dengan situasi turunnya surah Yunus, yakni sangat kritis, khususnya setelah peristiwa Isra Miraj di mana banyak orang yang meragukan pengalaman Nabi SAW tersebut; bahkan sebagian yang lemah imannya murtad.
Di sisi lain, jiwa Nabi Muhammad sedang diliputi oleh kesedihan karena istri beliau, Sayyidah Khadijah RA dan paman beliau, Abu Talib baru saja wafat. Dalam situasi inilah surah ini turun untuk menguatkan hati Nabi SAW.
Kepribadian Nabi Yusuf AS dalam kisah ini disampaikan secara sempurna, tentang bagaimana menghadapi berbagai ujian dan cobaan yang datang silih berganti. Bermula dari gangguan para saudaranya, dilempar ke dalam sumur tua, terdampar di negeri yang jauh, rayuan seorang wanita cantik, kaya, dan istri penguasa yang tentu menimbulkan perasaan dan birahi.
Kemudian kisah ini diakhiri dengan kebahagiaan dan kesuksesan setelah berhasil istikamah dan bersabar. Dua hal inilah yang menjadi kunci keberhasilan Nabi Yusuf AS dalam hidupnya. Akhir kata, jika ingin membaca kisah Islami yang menginspirasi, maka tafsir surah ini salah satunya.
Referensi
M. Quraish Shihab. Tafsir Al-Misba>h: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Vol. 6 (Jakarta: Lentera Hati, 2002).
“Siapa Bangsa Hyksos yang Menyerang Mesir Kuno dan Membangun Dinasti?” National Geographic Indonesia. (https://nationalgeographic.grid.id/read/133326108/siapa-bangsa-hyksos-yang-menyerang-mesir-kuno-dan-membangun-dinasti?page=all)
Editor: Adis Setiawan
1 Comment