Artikel

Permohonan Nabi Musa Melihat Allah

4 Mins read

Permohonan Nabi Musa Melihat Allah

KULIAHALISLAM.COM – Imam Ath-Thabari menyatakan bahwa beberapa
ilmu salaf diantaranya Ibnu Abbas, Masyruq, dan Mujahid berkata “Tiga puluh
malam tersebut yang disebutkan ayat di atasa adalah sebulan penuh Dzulqa’idah
dan disempurnakan menjadi empat puluh hari dengan adanya penambahan sepuluh
hari pada bulan Dzulhijah
”. Firman Allah terhadap Nabi Musa itu terjadi
pada hari raya Qurban (Idul an-Nahar). Hal yang sama juga terjadi pada
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam yang menyempurnakan agama-Nya
(Islam),menegakan hujah dan tanda-tanda kebesaran-Nya.

Ketika Nabi Musa telah memenuhi
batas waktu yang ditentukan (Miqat) dalam keadaan berpuasa, dikatakan bahwa
selama itu Nabi Musa berpuasa satu bulan penuh. Nabi Musa mengambil kulit kayu
dan mengunyahnya untuk menghilangkan bau mulutnya agar menjadi harum. Akan
tetapi Allah mencegahnya dan memerintahkan agar Nabi Musa tetap berpuasa hingga
10 hari lagi sehingga genap menjadi 40 hari.

Allah berfirman :

      وَلَمَّا جَآءَ مُوۡسٰى لِمِيۡقَاتِنَا وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗ ۙ قَالَ رَبِّ اَرِنِىۡۤ اَنۡظُرۡ اِلَيۡكَ‌ ؕ قَالَ لَنۡ تَرٰٮنِىۡ وَلٰـكِنِ انْظُرۡ اِلَى الۡجَـبَلِ فَاِنِ اسۡتَقَرَّ مَكَانَهٗ فَسَوۡفَ تَرٰٮنِىۡ‌ ۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهٗ لِلۡجَبَلِ جَعَلَهٗ دَكًّا وَّخَرَّ مُوۡسٰى صَعِقًا‌ ۚ فَلَمَّاۤ اَفَاقَ قَالَ سُبۡحٰنَكَ تُبۡتُ اِلَيۡكَ وَاَنَا اَوَّلُ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ

Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” (Allah) berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya engkau dapat melihat-Ku.” Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, “Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.”

Baca...  Modernisasi dan Westernisasi dalam Berpakaian Sebagai Guru PAI

Ketika Allah berfirman “Dan ketika Musa
datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah
berfirman (langsung) kepadanya
”. Maksud “Tuhan berfirman langsung kepadanya”,
Allah berkata pada Nabi Musa dari balik Hijab dan Dia memperdengarkan
firman-firman-Nya kepada Nabi Musa. Allah memangil Nabi Musa untuk mendekat
kepada-Nya. Ketika Allah memberikan kedudukan yang sangat tinggi, sangat mulia
dan memperdengarkan firman-Nya kepada Nabi Musa, beliau meminta agar Hijab yang
menghalangi pengelihatan beliau melihat Allah hendaknya dibuka

Nabi
Musa bermohon dan seraya berkata : “, “Ya Tuhanku, tampakkanlah
(diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” (Allah) berfirman,
“Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu,
jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya engkau dapat
melihat-Ku.” Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada
gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa
sadar, dia berkata, “Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku
adalah orang yang pertama-tama beriman
“.

Allah
menjelaskan Nabi Musa tidak akan mampu bertahan ketika melihat Allah Yang Maha
Mulia dan Maha Tinggi. Allah berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup)
melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagai
sediakala) niscaya engkau dapat melihat-Ku.
” Maka ketika Tuhannya
menampakkan (keagungan-Nya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa
pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, “Mahasuci Engkau,
aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman
.”

Di
dalam Kitab Ash-Shahihan disebutkan suatu riwayat hadis dari Abu Musa
dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda : “ Hijab-Nya
berupa Nur (Api). Jika Hijab itu dibuka maka wajah orang yang melihatnya akan
terbakar. Tidak ada pengelihatan mahluk yang dapat menjangkau-Nya
(H.R Imam
Bukhari dan Imam Muslim)”. Allah berfirman : “Maka ketika Tuhannya
menampakkan (keagungan-Nya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh
”.
Nabi Musa alaihisalam melihat gunung-gunung itu seketika hancur luluh lantah.
Nabi Musa ketika itu pingsan melihat hancurnya gunung-gunung yang begitu besar
dan kokoh.

Baca...  Jasa Studi Kelayakan dan Jasa Pembuatan Studi Kelayakan MICE

Ibnu
Jarir dan Laits meriwayatkan hadis dari Anas bahwa ketika Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam membacakan ayat : “ Takala Tuhan-Nya menampakan diri pada
gunung itu, gunung itu hancur luluh lantah
”, Rasulullah mengatakan sambil
memberi isyarat dengan meletakan ibu jarinya pada puncuk jari kelingking,
seraya bersabda : “Maka hancurlah gunung itu”.

Permohonan
Nabi Musa Melihat Allah dalam Kajian Tasawuf

·       
وَلَمَّا جَآءَ مُوۡسٰى لِمِيۡقَاتِنَا
وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗ ۙ قَالَ رَبِّ اَرِنِىۡۤ اَنۡظُرۡ اِلَيۡكَ‌ ؕ قَالَ لَنۡ
تَرٰٮنِىۡ وَلٰـكِنِ انْظُرۡ اِلَى الۡجَـبَلِ فَاِنِ اسۡتَقَرَّ مَكَانَهٗ
فَسَوۡفَ تَرٰٮنِىۡ‌ ۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهٗ لِلۡجَبَلِ جَعَلَهٗ دَكًّا
وَّخَرَّ مُوۡسٰى صَعِقًا‌ ۚ فَلَمَّاۤ اَفَاقَ قَالَ سُبۡحٰنَكَ تُبۡتُ اِلَيۡكَ
وَاَنَا اَوَّلُ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ

143. Dan
ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan
Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, (Musa) berkata, “Ya Tuhanku,
tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” (Allah)
berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke
gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya engkau dapat
melihat-Ku.” Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada
gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa
sadar, dia berkata, “Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku
adalah orang yang pertama-tama beriman.

Dalam
ayat ini terdapat kata-kata yang perlu pendalaman. Pertama, Tidak akan
melihat Aku merupakan satu pernyataan Allah bahwa bagaimanapun juga mata
manusia dengan daya lihatnya tidak akan bisa melihat Tuhan tetapi tidak berarti
menutup kemungkinan untuk dilihat dengan mata hati. Bila mata hati itu
dilengkapi oleh Allah dengan Nur-Nya yang kemudian disebut dengan “Nurul Bashirah”
(Cahaya pandangan mata batin) dan kemudian terdapat pacaran dan nyala pandangan
batin yang disebut “Syi’a-ul Bashirah” mampu menguasai pandangan mata
kepala (Bashar) yang kemudian mata kepala sama sekali tidak berfungsi termasuk
tidak berfungsinya daya pikir dan seluruh kemampuan fisika yang dilalui oleh
seorang Sufi digambarkan dengan “Fana Dzauqy” maka pada kondisi itulah
terjadinya melihat Tuhan.

Baca...  Pengaplikasian Surah At Taubah Ayat 5 Pada Kasus Pengeboman Gereja Massal

Diceritakan
bahwa ketika Ja’far bin Muhammad Ash-Shadiq ditanya apakah ia melihat Allah ?.
Ja’far berkata : ‘Aku melihat Allah dan menyembah-Nya’.  Si penanya berkata ‘ Bagaimana anda
melihat-Nya
’. Beliau menjawab : ‘ Tidak mungkin mata kepala dapat
melihat-Nya dengan keterbatasan itu tetapi dapat dilihat dengan mata hati yang
Haqqul Yaqin (Keyakinan Sebenarnya)’
.

Kedua, Tuhan Tajalli
pada gunung/bukit bukanlah berarti Allah menampakan diri-Nya mengambil tempat
pada bukit/gunung. Allah Yang Maha Esa maka mustahil bagi-Nya menempati ruang
dan tempat dalam keadaan insidentil atau permanen. Saydina Ali berkata : “ Allah
tidak bertempat, Dia-lah yang menciptakan waktu dan tempat
”.

Menurut para
Sufi, Tajalli Allah ialah Dia menampakan diri-Nya sendiri tanpa adanya yang
lain dari Dia, dengan kesempurnaan sifat-sifat-Nya nur-Nya yang Laisa
Kamitslihi Sya’iun
. Laisa Kamitslihi Sya’iun artinya tidak ada sesuatu dan
satupun yang menyamai-Nya, tidak ada pena yang dapat melukiskan, tidak ada kata
yang dapat diucapkan. Tajalli Allah pada gunung merupakan isyarat bahwa Allah
bisa saja bertajali kepada benda apapun juga, lebih-lebih kepada
Rasul/Nabi-Nabi atau kepada siapapun yang dikehendaki-Nya.

Sumber :

 Tafsir Ibnu Katsir dan Dr.
KH. Haderanie, Ilmu Ketuhanan; Ma’rifat, Musyahadah, Mukasyafah, Mahabah.
Diterbitkan Nur Ilmu Surabaya

 

 

 

 

 

2366 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Artikel

Tidak Bisa Mengetik di Word karena "Selection is Locked", Ini Solusinya!

2 Mins read
Kompak – Salah satu masalah yang sering ditemui pengguna Microsoft Word adalah pesan “Selection is Locked” yang muncul saat mencoba mengetik atau…
Artikel

Ingin Rumah Lebih Sejuk? Coba Roster Jogja dari AM Roster

4 Mins read
Mendapatkan rumah yang sejuk merupakan impian bagi setiap orang, terutama di negara tropis seperti Indonesia. Salah satu cara untuk menciptakan suhu udara…
Artikel

Sekolah Bisnis Online dan Konsultan Feasibility Study: Meningkatkan Kualitas Bisnis di Era Digital

4 Mins read
Pendahuluan Di era digital yang terus berkembang, memulai dan mengelola bisnis bukan lagi hal yang sulit. Teknologi internet memberikan akses ke berbagai…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights