Penulis: Iva Vivanda*
Pemikiran fIlsafat merupakan pemikiran yang bersifat reflektif, yaitu pemikiran yang dapat berubah dari waktu ke waktu. Suatu konscp yang terbuka dalam arti terus berkembang sesuai dengan keadaan yang ada dan dalam mencari pemecahan problematika berpegang pada bidang yang dihadapi maupun cabang filsafat yang digunakan sebagai objek formalnya.
Pemikiran filsafat bersifat runtut (memperhatikan kaidah-kaidah logika), menyeluruh (mencakup seluruh aspek kehidupan), mendasar (sampai ke hal-hal yang fundamental), dan spekulatif (dapat dijadikan titik tolak bagi pernikiran berikutnya).
Perkembangan pemikiran filsafat Timur dan Barat mirip seperti dalam bidang-bidang yang lain, dengan dorongan yang berbentuk konflik, disharmoni, persaingan, maupun perbedaan persepsi daripada sikap saling mengerti dan maklumi.
Para ahli tentang Timur, para Orientalis, telah bekerja keras untuk selalu berusaha mengkorek dan mengkaji dunia Timur, namun ternyata sampai saat ini belum ada satupun yang berhasil untuk menghubungkan dengan bersifat keharmonisan antara Timur dan Barat.
Dalam perspektif Timur, Barat sering digambarkan sebagai materialisme, kapitalisme, rasionalisme, dinanisme, saintisme, dan sekularisme, sedangkan filsafat barat menganggap bahwa filsafat timur sebagai: kemiskinan, kebodohan, statis, fatalistis dan kontemplatif.(“19177.pdf,” diakses 26 Oktober 2023, https://journal.ugm.ac.id/wisdom/article/viewFile/31643/19177.)
Gampangnya, jika filsafat timur merupakan pikiran yang muncul murni karena keimanan dan filsafat barat merukapan pemikiran yang muncul dari keragu-raguan.
Pemikiran dan Pengaruh Antara Filsafat Timur dan Barat
Pemikiran filsafat Timur sama seperti filsafat Barat yang ingin mengetahui segala peristiwa yang terjadi bahltan termasuk hal-hal yang berada di balik setiap peristiwa, begitu pula filsafat Cina namun sering terbentur pada sifat yang empiris dan this worldly.
Confucius menekankan kepada murid-muridnya agar selalu mencari hal-hal baru dengan jalan mendengar banyak tentangsegala hal, memilih yang untuk diikuti; melihat yang banyak untuk diingat. Dalam penelitian, data hendaknya dikumpulkan secara empiris dan dianalisis secara kritis dengan penggunakan metode secara konsisten agar kebenaran yang diperoleh dapat diterima oleh akal manusia dan secara objektif dapat dipertanggungjawakan.
Pemikiran dalam filsafat Barat memiliki akar dalam tradisi Yunani klasik dan Eropa. Ia sering mengejar pemahaman rasional dan logis tentang alam semesta, etika, dan politik. Aliran-aliran seperti Platonisme, Aristotelianisme, dan rasionalisme Eropa menggarisbawahi pentingnya akal budi dan analisis rasional.
Sementara itu, filsafat Timur memiliki akar dalam budaya Asia seperti Tiongkok, India, dan Jepang. Ia sering menekankan aspek seperti etika, spiritualitas, dan harmoni dengan alam semesta. Aliran-aliran seperti Konfusianisme, Taoisme, Buddhisme, dan Hinduisme memandang dunia dari perspektif yang berbeda dan menekankan pengalaman pribadi dan pemahaman mendalam tentang realitas.
Meskipun ada pengaruh dan pertukaran gagasan antara kedua tradisi, penting untuk diingat bahwa hasilnya sering kali adalah sintesis atau pendekatan unik dalam pemikiran Barat yang mencerminkan nilai-nilai dan konsep-konsep yang bersifat universal. Keseluruhan, interaksi antara filsafat Barat dan Timur telah memperkaya dan memperluas pemahaman filosofis di seluruh dunia.
Filsafat Barat mencakup berbagai aliran pemikiran seperti Platonisme, Aristotelianisme, skeptisisme, rasionalisme, empirisme, positivisme, utilitarianisme, dan eksistensialisme. Ini mencerminkan beragam pandangan tentang pengetahuan, etika, dan makna hidup dalam tradisi filsafat Barat.
Filsafat Timur mencakup aliran pemikiran seperti Konfusianisme, Taoisme, Buddhis, Hinduisme, dan lainnya. Mereka menekankan etika, harmoni, pengalaman spiritual, dan pemahaman tentang alam semesta dan diri manusia.Filsafat Timur sering menekankan harmoni, etika, dan pemahaman mendalam tentang alam semesta dan diri manusia.
Pengaruh filsafat Timur pada filsafat Barat telah terjadi melalui berbagai tahap sejarah dan aliran pemikiran. Beberapa pengaruh yang signifikan mencakup:
1. Transmisi Pengetahuan: Selama Abad Pertengahan, terjadi transmisi pengetahuan dari Timur ke Barat melalui perantaraan perpustakaan dan sarjana di Spanyol dan Sicily. Karya-karya filsuf Muslim, Kristen, dan Yahudi menerjemahkan dan mengkaji pemikiran Timur, termasuk karya Aristoteles yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dari naskah-naskah Arab yang didasarkan pada teks-teks Yunani dan karya-karya Ibnu Sina (Avicenna) dan Ibnu Rusyd (Averroes).
2. Inspirasi dalam Renaisans: Pada Abad Ke-15, Renaisans di Eropa mengalami pengaruh besar dari pemikiran Timur, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, matematika, dan kedokteran. Ini memengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran filosofis.
3. Pemikiran Transendentalisme: Pemikiran Timur, terutama dari tradisi Hindu dan Buddhisme, mempengaruhi gerakan transendentalisme di Amerika pada abad ke-19. Tokoh seperti Ralph Waldo Emerson dan Henry David Thoreau terinspirasi oleh konsep-konsep seperti kesatuan alam semesta dan individualitas.
4. Pemahaman tentang Meditasi: Pemikiran Timur, khususnya Zen dan Buddhisme, telah memperkenalkan konsep meditasi ke dalam pemikiran Barat. Ini memengaruhi studi tentang kesadaran dan psikologi.
5. Pemikiran Ekologi: Pengaruh Timur, terutama Taoisme, telah memengaruhi pemikiran Barat dalam konteks perlindungan lingkungan dan konsep-konsep seperti keseimbangan dengan alam.
Meskipun pengaruh filsafat Timur pada filsafat Barat telah terjadi, perlu dicatat bahwa pemikiran-pemikiran ini sering kali disesuaikan dan digabungkan dengan tradisi filsafat Barat yang sudah ada, menghasilkan sintesis atau pendekatan unik dalam pemikiran filsafat Barat yang berbeda dari sumber aslinya.
Kesimpulan
Menjelaskan bagaimana filsafat Barat dan Timur memiliki pengaruh dan kontribusi yang berbeda dalam pengembangan pemikiran filosofis di dunia. Dua tradisi ini, meskipun berasal dari budaya, konteks, dan keyakinan yang berbeda, telah berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain dalam berbagai cara.
Memahami filsafat tidak akan pernah ada habisnya, karena pasti akan selalu ada dinamika perkembangan yang akan terjadi sesuai dengan situasi yang terjadi. Sebab kebenaran sendiri tidaklah selalu mutlak, dengan kata lain bahwa sebuah kebenaran itu selalu dinamis sesuai dengan kondisi zaman, tempat dan situasi yang terjadi. Dalam perkembangannya filsafat dapat dibagikan atas filsafat timur, islam dan barat yang meliputi Yunani. Filsafat timur sendiri merujuk pada bagian besar perkembangan peradaban dunia, yakni filsafat India (Hindu), Cina dan negara-negara Islam.(Mohammad Haris Taufiqur Rahman dkk., “Pengaruh Filsafat Timur Hingga Barat Pada Perkembangan Filsafat Hukum Seikat: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hukum 2, no. 3 (2023): 258–66.)
Intinya filsafat Barat dan Timur memengaruhi satu sama lain. Meskipun keduanya berasal dari budaya dan pemikiran yang berbeda, terdapat pertukaran gagasan dan pengaruh yang melibatkan transmisi pengetahuan, inspirasi dalam sejarah, pengaruh pada pemikiran individual, dan sintesis pemikiran filosofis yang unik. Hal ini telah memperkaya dan memperluas pemahaman filosofis di seluruh dunia.
*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.