Penulis: Erfin Alfin Khoiri*
KULIAHALISLAM.COM – Ilmu filsafat adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempertanyakan, mempertimbangkan, dan merenungkan berbagai aspek mendasar kehidupan, pengetahuan, eksistensi, nilai, moralitas, realitas, dan banyak pertanyaan fundamental lainnya.
Istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani, di mana “philos” berarti “cinta” dan “sophia” berarti “kebijaksanaan,” sehingga secara harfiah berarti “cinta terhadap kebijaksanaan.” Filsafat adalah upaya manusia untuk memahami dunia dan eksistensi mereka melalui pemikiran kritis, pertanyaan filosofis, dan berbagai metode analisis.
Ilmu filsafat membantu manusia untuk lebih memahami dunia, diri mereka sendiri, dan konsep-konsep abstrak yang mendasari pemikiran dan budaya kita. Hal ini juga mempromosikan kemampuan kritis, analitis, dan pemecahan masalah yang penting dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari dan profesi.
Meskipun filsafat tidak selalu memberikan jawaban yang pasti, ia membantu kita menjelajahi pertanyaan-pertanyaan yang mendalam dan mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang dunia dan eksistensi kita. Berikut ini pemikiran filsafat pada masa Sokrates.
Sokrates
Seorang tokoh yang dalam seluruh sejarah filafat paling ramai diperbincangkan, karena memiliki suatu keanehan antara lain tidak pernah menuliskan apa-apa, dan memunculkan dua permasalahan penilaian terhadap pemikirannya, anggapan pertama bahwa Sokrates adalah seorang filsof terbesar yang pernah hidup di bumi ini. Dan anggapan kedua Sokrates sama sekali tidak merupakan seorang filosof.
Riwayat Sokrates tidak banyak diketahui orang, namun terdapat beberapa sumber utama yang menyangkut keterangan tentang dirinya dapat ditemukan pada tulisan antara lain: Aristophanes, Xenophon, Plato serta Aristoteles; Plato salah seorang muridnya paling banyak menulis tentang Sokrates yang dalam bentuk dialod dialog.
Sokrates ( 649 399 ), lahir dari pasangan Sophroniscos (seorang pemahat) dan ibunya adalah Phairnarete (seorang bidan), isterinya Xantipe dikenal sebagai orang judes (galak dan keras). Walaupun dia dikenal sebagai keluarga kaya dan mendapat pendidikan yang baik, namun perhatiannya pertama tertuju kepada prajurit di Athena.
Demikian pula dikenal tidak menyukai urusan politik, maka ia memusatkan perhatiannya pada filsafat dan karena menjauhi materi maka dalam kehidupan pada akhirnya dalam keadaan miskin.
Bahkan akhir hidupnya di tuduh memberikan ajaran baru dan merusak moral pemuda sehingga ditangkap dalam usia 70 tahun pada tahun 399 SM dengan human mati dan disuruh minum racun. Akan tetapi pembelaan sokrates dari tuduhan yang mengorbankannya dapat dilihat pada tulisan muridnya (Plato) dalam Apologia.
Menurut Plato , bahwa sokrates adalah seorang filsuf istimewa yang tak henti-hentinya mencari kebenaran,karena ia berkeyakinan bahwa hanya pengetahuan tentang “yang baik” dapat mengantar manusia kepada kebahagiaan.
Selanjutnya Aristhopanes sebagai pengarang komedi ternama di Athena, ia membicarakan peran-peran komedi yang lucu serta tokoh-tokoh dan pikiran yang lazim ditonton di Athena dalam dua karya tulisnya selalu menyebut sokrates yaitu komedi yang berjudul: Burung-burung dan katak katak yang dipentas pada tahun 423 SM, dimana Sokrates bertindak sebagai pelaku utama dalam komedi itu.
Berdasarkan kesaksian Xenophon, para ahli sejarah abad ke 19 umumnya menganggap sokrates sebagai seorang pembaharu dalam bidang susila serta moral dan seorang pendidik yang senantiasa memberi nasihat-nasihat kepada kaum muda, buat mereka sokrates tidak merupakan seorang filsof yang sejati. Namun perlu diketahui bahwa Xenophon dengan sokrates sebagai murid dan guru dikenal tidak memiliki hubungan mesra seperti yng lain.
Sokrates adalah murid dari Arkhelaos seorang filsuf yang mengganti Anaxagoras di Athena.,dia membaca buku Anaxagoras karena tertarik tentang ajarannya mengenai ” Nus “, tetapi sangat kecewa tentang ajaran itu, sehingga ia berbalik dari filsafat alam dan mencoba mencari jalan pikiran sendiri. Dan beberaapa kali memperlihatkan sikap keberniannya dalam membela sahabatnya dalam tugas negara, pada tahun 406-405 SM, Dia terlibat sebagai panitia pengadilan yang mempersiapkan perkara terhadap beberapa jenderal dan mengajukan protes keras terhadap prosedur yang tidak legal.
Beberapa fitnah dan penghinaan yang ditujukan pada sokrates, sampai berujung hukum penjara dan hukuman mati tuduhan itu antara lain : Sokrates bersalah karena tidak percaya kepada allah- allah yang diakui oleh polis dan mengintrodusir praktek praktek religius yang baru dan mempunyai pengaruh kurang baik terhadap kaum muda. Akan tetapi pembelaan dari tuduhan dan fitnahan telah dilakukan oleh muridnya (Plato dalam diaalog yang berjudul “Phaidon”).
Sikap religius sokrates menganggap mitologi tidak benar dan menyatakan bahwa penemuan mite itu hanya diciptakan oleh penyair penyair. Sokrates adalah orang yang beragama percaya kepada Allah yang Maha bijaksana dan maha baik, yang menguasai dan menyelenggarakan seluruh dunia, ia memandang bahwa keaktifannya dalam filsafat adalah merupakan tugas kepercayaan yang diberikan oleh Allah kepadanya.
Walaupun demikian tidak ditemukan adanya pernyataan sokrates tentang dirinya sebagai Nabi, tapi disisi lain ia berpendapat bahwa kita harus beribadah kepada Allah sesuai aturan aturan yang ditetapkan dalam polis (tidak menolak politeisme yang dianut secara umum dalam polis yunani).
Bagi Sokrates perbedaan politeisme dan monoteismemerupakan keyakinan yang tidak dipersoalkan. Menurut sokrates berkeyakinan kepada Allah , Allah menyatakan diri kepada orang orang yang shaleh melalui mimpi, karena pengalaman dirinya sejak kanak- kanak telah mengalami suaatu ” pertaanda Ilahi “(daimonionsemeion).
Beberapa Ajaran yang tercatat dalam Sejarah Yunani
- Sokrates memilih manusia sebagai objek penyelidikannya.
- Manusia harus mengenal dirinya dan mengatur tingkah lakunya dalam bermasyarakat.
- Tidak mengakui relativisme yang terdapat pada kaum sophis.
- Ada kelakuan yang baik dan ada yang kurang baik.
- Dia yakin bahwa berbuat jahat adalah suatu kemalangan bagi seorang manusia dan berbuat baik adalah satu-satunya kebahagiaan baginya.
- Selalu berusaha mencari jawaban dari soal : Apakah itu hidup yang baik ? Apakah kebaikan itu mengaakibatkan kebahagiaan seseorang?
- Apakah norma yang mengizinkan kita menetapkan baik buruknya suatu perbuaatan ?
Metode Pemikirannya
- Metodenya bersifat praktis dan dijalankan dalam percakapan-percakapan.
- Tidak menyelidiki fakta- fakta melainkan hanya menganalisa pendapat pendapat yang dituturkan orang.
Dia senantiasa mengajukan pertanyaan pertanyaan sesuai dengan pekerjaan dan soal soal praktis dalam hidup seseorang; sering ditanyakan tentang ; apa benar atau salah , apa apa adil atau tidak adil, apa pemberani atau pengecut dan sebagainya.
Metode tersebut semuanya biasa disingkat dengan nama metode ” dialektika” yang berarti mudah diperkirakan, namun sokrates sendiri sering menguulkan nama lain dengan metodenya yang disebut “maieutike tekhne” ( seni kebidanan); karena ibunya seorang bidan ,yang menolong kelahiran bayi, namun sokrates tidak menolong badan bersalin , akan tetapi dapat “membidani jiwa-jiwa”.
Kesimpulan
Pemikiran Sokrates menunjukkan pentingnya pemikiran kritis, eksplorasi etika dan moralitas, serta pencarian pengetahuan yang lebih dalam dalam kehidupan manusia. Kontribusi filsafatnya telah membentuk landasan penting bagi pemikiran filosofis selanjutnya dan tetap menjadi bagian integral dalam sejarah dan pengembangan filsafat Barat.
*) Mahasiswa UIN Sunan Ampel Fakultas Ushuluddin.