Keislaman

Pembuktian Otentisitas Al-Qur’an dari Perspektif Teologis

2 Mins read

Keotentikan Al-Qur’an, dari sudut pandang teologis, merupakan salah satu pilar utama keyakinan Islam (Siregar, et.al, 2024). Dalam perspektif teologis, Al-Qur’an diyakini sebagai kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, tanpa ada sedikit pun campur tangan manusia.

Keyakinan ini menegaskan bahwa otentisitas Al-Qur’an bukan hanya persoalan historis atau filologis, tetapi juga bagian dari akidah yang menjadi fondasi keimanan umat Islam. Oleh sebab itu, pembahasan tentang keaslian Al-Qur’an tidak sekadar dilihat dari bukti sejarah dan penelitian ilmiah, tetapi juga dari landasan teologis yang meneguhkan bahwa kitab suci ini terjaga keutuhannya atas jaminan Allah SWT sendiri.

Dalam artikel ini, kita akan melihat bagaimana otentikasi Al-Qur’an ditegaskan dari perspektif teologis, berdasarkan bukti-bukti yang dikemukakan oleh ajaran Islam.

Al-Qur’an sebagai Firman Allah

Dalam perspektif teologis Islam, keotentikan Al-Qur’an terutama terletak pada keyakinan bahwa ia adalah firman Allah yang langsung. Hal ini ditegaskan dalam banyak ayat Al-Qur’an itu sendiri, salah satunya dalam surat Asy-Syu’ara’ ayat 192-194:

وَإِنَّهُۥ لَتَنزِيلُ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ ١٩٢ نَزَلَ بِهِ ٱلرُّوحُ ٱلْأَمِينُ ١٩٣ عَلَىٰ قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ ٱلْمُنذِرِينَ ١٩٤

“Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.”

Ayat ini menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah firman Tuhan yang diturunkan melalui perantara malaikat Jibril. Dengan demikian, otentisitas Al-Qur’an tidak hanya dijamin dari asal-muasalnya, tetapi juga dari cara penyampaiannya.

Keutuhan Al-Qur’an Sepanjang Zaman

Salah satu bukti otentik dari sudut pandang teologis adalah keutuhan dan kemurnian teks Al-Qur’an sejak diturunkan hingga sekarang. Dalam surat Al-Hijr ayat 9, Allah berfirman:

Baca...  Mengeksplorasi Berbagai Ragam Pengertian Manusia Perspektif Al-Qur’an dan Para Ulama’

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami pula yang akan menjaganya.”

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah sendiri menjamin pelestarian Al-Qur’an dari perubahan, penyimpangan, atau penyelewengan. Kepercayaan ini sangat penting dalam teologi Islam karena memastikan bahwa teks yang dibaca oleh umat Islam di seluruh dunia hari ini adalah teks yang sama dengan yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW lebih dari 1400 tahun yang lalu.

Mukjizat Al-Qur’an

Dalam teologi Islam, salah satu argumen yang paling kuat mengenai keotentikan Al-Qur’an adalah bahwa ia merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW. Mukjizat ini tidak hanya terletak pada isi Al-Qur’an yang sempurna, tetapi juga pada gaya bahasa dan keindahan sastranya yang luar biasa, yang tidak bisa ditiru oleh manusia.

Dalam surat Al-Baqarah ayat 23, Allah menantang umat manusia:

وَإِن كُنتُمْ فِى رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا۟ بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِۦ وَٱدْعُوا۟ شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ

“Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surat yang semisal dengannya, dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”

Tidak ada yang mampu menjawab tantangan ini, meskipun banyak yang telah mencobanya sepanjang sejarah. Hal ini menjadi bukti dari keotentikan dan kedudukan Al-Qur’an sebagai wahyu yang melampaui kemampuan manusia biasa.

Konsistensi dan Keselarasan Ajaran Al-Qur’an

Keotentikan Al-Qur’an juga dapat dilihat dari konsistensinya. Meskipun Al-Qur’an diturunkan secara bertahap selama lebih dari dua dekade, ajarannya tetap konsisten, tanpa ada pertentangan atau kontradiksi antara satu bagian dengan bagian lainnya. Ini sangat berbeda dengan teks-teks manusia, yang sering kali mengandung kesalahan atau ketidakkonsistenan.

Baca...  Mengupas Obyek Kajian Metodologi Tafsir: Memahami Al-Qur'an Secara Mendalam

Dalam surat An-Nisa’ ayat 82, Allah berfirman:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلْقُرْءَانَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ ٱللَّهِ لَوَجَدُوا۟ فِيهِ ٱخْتِلَٰفًا كَثِيرًا

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an? Kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.”

Keselarasan ini mengokohkan keyakinan bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci yang sempurna, yang tidak mungkin berasal dari manusia, melainkan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Referensi: Siregar, I., Salsabila, I., & Hasibuan, N. (2024). Ijaz Alquran Menurut Pandangan Ulama Kontemporer. JIS: Journal Islamic Studies, 2(2), 228-240.

9 posts

About author
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam UIN Raden Mas Said Surakarta, penggemar astronot dan antariksa.
Articles
Related posts
Keislaman

Pembuktian Otentisitas Al-Qur’an dari Perspektif Ilmiah

2 Mins read
Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam tidak hanya menjadi pedoman spiritual, tetapi juga menjadi objek kajian yang melibatkan berbagai disiplin ilmu. Pertanyaan…
EsaiFilsafatKeislaman

Obati Hatimu, Agar Sembuh Jalanmu

2 Mins read
KULIAHALISLAM.COM- Ketika kita berjalan di tengah hujan yang tak kunjung reda, tak jarang yang terasa bukan airnya, tapi beratnya rasa di dada….
KeislamanSejarah

Pembuktian Otentisitas Al-Qur’an dari Perspektif Sejarah

2 Mins read
Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang dipercaya sebagai wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
KeislamanSejarah

Pembuktian Otentisitas Al-Qur’an dari Perspektif Sejarah

Verified by MonsterInsights