KULIAHALISLAM.COM – Pada masa Umar bin Khattab, kedaulatan Islam sudah membentang jauh dari ujung Persia Timur sampai di perbatasan Sirenaika dan Tripoli di Barat, dari Laut Kaspia di Utara sampai ke Nubia di Selatan.
Negeri-negeri yang sudah dibebaskan oleh pihak kaum Muslimin dalam kedaulatan itu percaya bahwa mereka takan dapat terkalahkan. Daerah Azerbaijan dan sekitarnya dari arah Barat, ialah yang terakhir ditaklukan oleh pihak kaum Muslimin di kawasan Persia pada masa Umar bin Khattab.
Letak Azerbaijan ke arah Barat daya dari Laut Kaspia tanah pegunungan yang ketinggiannya dari permukaan Laut sekitar 1500 Meter dengan puncak-puncak Gunung yang ada mencapai 4000 Meter. Ketika dimasuki pasukan Muslimin di tempat ini terdapat banyak sekali tempat penyembahan api.
Kawasan ini ditaklukan oleh Utbah bin Farqad yang kemudian mengadakan persetujuan pihak Azerbaijan dengan izin Huzaifah bin Yaman. Untuk mereka dibuatkan jaminan tertulis mengenai keamanan daratan, di pegunungan, mengenai upacara-upacara keagamaan mereka serta masyarakatnya, mengenai jiwa dan harta benda mereka, segala keyakinan mereka dengan syarat mereka membayar jizyah (pajak) sesuai dengan kemampuan.
Dari Azerbaijan ini penaklukan meluas ke Bab dan Mauqan. Sesudah kedua kota itu ditaklukan oleh pihak kaum Muslimin, Abdurrahman bin Ra’biah pindah, untuk kemudian menyerang Turki yang bertetangga. Tetapi mereka berlindung ke pegunungan dan ketika dia bersiap-siap meneruskan perjalanan ke tempat mereka berlindung itu, tiba-tiba datang berita tentang kematian Umar bin Khattab.
Penaklukan Turki ditinggalkan, ia tetap tinggal di tempat semula sambil menunggu perintah Utsman bin Affan lebih lanjut. Adakah Utsman bin Affan mengeluarkan perintah untuk meneruskan penyerangan ? Tidak ada sumber yang menyatakan Utsman bin Affan memerintahkan penaklukan.
Di masa Utsman bin Affan, negeri Azerbaijan menolak membayar jizyah (pajak) sebesar 8.000 dirham yang sudah disetujui dengan Huzaifah dan bahwa ketika Walid bin Uqabah berangkat ke sana, persetujuan dengan Huzaifah diberlakukan kembali.
Keberangkatan Walid bin Uqabah terjadi tahun 24 Hijriah yakni beberapa bulan sesudah Utsman bin Affan menjadi Khalifah. Utsman bin Affan tanpa ragu mengirim Walid bin Uqabah untuk menyerang mereka agar mereka kembali membayar jizyah (pajak).
Di samping itu, Walid mengirim Abdullah bin Syabil bin Auf Al Ahmasi ke Mauqan, Bir dan Tailasan, semua ini terletak di dekat Azerbaijan untuk menyerang mereka. Sekarang mereka percaya lagi bahwa pihak kaum Muslimin kuat dan kekuasaan mereka besar.
Penaklukan Armenia
Letak Armenia berdekatan sekali dengan negeri-negeri yang sudah dibebaskan oleh Walid bin Uqabah yang berangkat bersama para Komandan dan pasukan yang berada di bawah pimpiannya.
Pada kurun waktu tertentu sebelum kekhalifahan Umar bin Khattab, Armenia merupakan negeri merdeka kemudian Armenia dibagi-bagi antara Persia dan Romawi. Waktu itu Armenia lebih luas daripada yang kita kenal sekarang.
Al Balazuri menyebutkan bahwa waktu itu Armenia terbagai menjadi Armenia pertama dan Armenia kedua, Armenia ketiga dan Armenia keempat dengan menyebutkan nama-nama kota yang terletak di tiap-tiap daerah itu.
Armenia yang terbentang dari Syamsyat di sebelah Barat sampai ke Taglib dan Laut Kaspia di sebelah Timur. Tatkala dalam Kekhalifahan Umar pihak Muslimin berhasil mengusir Heraklius dari Syam kemudian menaklukan Antakiah, Hims dan seluruh Syam bagian Utara, Khalid bin Walid berangkat ke Armenia dan menyerang Mar’asy, Syamsyat dan kota-kota didekatnya yang masih berada di bawah kekuasan Romawi.
Setelah itu ia kembali ke Syam dengan membawa hasil rampasan perang dan jarahan tanpa membuat perjanjian keamanan atau jizyah (pajak) dengan mereka. Menyusul kemabalinya itu, Umar bin Khattab menempatkannya di Kinnasrin.
Sesudah kemudian pihak Romawi mengirimkan pasukan dengan kapal-kapal ke Antakiah lalu memberontak, dan kota-kota Himis, Halab (Aleppo) dan daerah-daerah di Utara Syam juga begolak, Muslimin mengerahkan pasukan berkuda dan pasukan pejalan kaki di kawasan itu.
Mereka mengepung pasukan Romawi dan berhasil mengusirnya. Kemudian Iyad bin Ganam menyeberanginya sementara Khalid bin Walid dan anak buahnya menuju Armenia dan meneruskan perjalanan sampai ke Amid dan Ruha. Baik Khalid bin Walid dan Iyad bin Ganam tidak membuat persetujuan keamanan dan jizyah (pajak) dengan pihak Armenia. Armenia tetap lepas dan tidak berada di bawah pihak kaum Muslimin.
Persia dan Romawi di Belakang Pemberontakan Azerbaijan dan Armenia
Balazuri dalam kitabnya “Futuhul Buldan” menyebutkan bahwa sesudah Utsman bin Affan menjadi Khalifah, ia menulis surat kepada Mu’awiyah bin Abu Sufyan dengan perintah supaya ia mengirim Habib bin Maslamah Al Fahri ke Armenia, sumber lain menyebutkan bahwa Utsman bin Affan sendiri yang menulis kepada Habib untuk menyerang Armenia.
Mereka menyerbu Qaliqala, kemudian mengajak damai dan membayar jizyah (pajak). Beberapa bulan kemudian, Armenia meminta bantuan Romawi untuk mengarahkan pasukan besar-besaran untuk menyerang kaum Muslimin. Habib meminta bantuan kepada Utsman bin Affan dan Muawiyah. Muawiyah mengirim pasukan tambahan berjumlah 2000 personel.
Salaman bin Rabi’ah al-Bahili atas perintah Walid bin Uqabah berangkat ke Armenia yang dikuasai Persia dan Habib bin Maslamah al-Fahri berangkat ke Armenia yang dikuasai Romawi. Imam Ath-Tabari menyebutkan bahwa ketika Walid bin Uqabah memasuki Mosul, ia menerima surat dari Utsman bin Affan yang menyatakan:
“Amma ba’du. Mu’awiyyah bin Abu Sufyan menulis kepada saya mengabarkan bahwa Romawi telah siap menyerang Muslimin dengan pasukan dalam jumlah besar. Saya berpendapat mereka di Kufah (Irak) perlu mendapat bala bantuan. Begitu anda menerima surat saya ini kirimkan sebanyak 8000, 9000 atau 10.000 personel dari tempat Anda menerima utusan saya ini yang dari segi keberanian, kemampuan dan Keislamannya sudah Anda setujui.”
Tak sampai tiga hari kemudian dari Kufah (Irak) telah berangkat 8000 orang di bawah pimpinan Salman bin Rabi’ah. Bersama-sama dengan pasukan Syam mereka memasuki kawasan Romawi.
Pasukan kaum Muslimin dapat menghalau dan memaksa Romawi mundur dari Armenia. Semua ini terjadi pada masa permulaan Kekhalifahan Utsman bin Affan. Terbunuhnya Umar bin Khattab dan digantikan Utsman bin Affan tidaklah mengurangi kewibawaan dan pengaruh Muslim.