Hizbun Nashr (Sumber gambar : Ar.alamin) |
KULIAHALISLAM.COM – Pada tahun 1988 (33 tahun lalu), PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) mengedarkan doa hizib nashor. Salah satu alasannya karena pada saat itu umat sudah sering melupakan amalan spiritualitas atau kerohanian karena banyak terbuai dengan dimensi materialis.
Untuk itu, PBNU menganjurkan agar kaum muslimin mengamalkan secara istiqomah hizib nashor tersebut. Selain itu, tujuannya agar terhindar dari marabahaya dan kezaliman.
Saya menafsiri kezaliman pada saat itu adalah tindakan Orde Baru atas rakyat. Karena memang tokoh-tokoh NU sering berhadapan dengan rezim. Buku yang berjudul NU vis a vis Negara karya Andree Feillard adalah contoh bagaimana NU menghadapi Orde Baru. Tentu masih banyak buku yang menjelaskan bagaimana tokoh-tokoh NU berhadapan dengan rezim Presiden Soeharto.
Hal yang jadi renungan adalah kalau tahun 1988 kaum muslimin dianggap sudah banyak melupakan amalan kerohanian, lalu bagaimana pada tahun 2021? Saya tidak tahu pasti, hal yang pasti, beberapa individu masih mewiridkan hizib nashor secara istiqomah, bahkan diiringi dengan puasa.
Untuk hizib nashor ini, kami (tim pengumpul doa) mendapatkan sanad-ijazah dari Mbah Kiai Wahab Chasbullah melalui 7 jalur yakni; Kiai Mahrus Aly, Kiai Faiq Hasyim, Kiai Anwar Manshur, Kiai Aziz Manshur, Kiai Fauzi Abdullah, Kiai Abdul Adhim Dimyathi, dan Nyai Mu’tamaroh Wahab.
****
PBNU mengartikan hizib nashor dengan membaginya menjadi 22 poin. Di bawah ini saya contohkan 4 poin saja:
Pertama, dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Penyayang. Musa telah berdo’a “Sesungguhnya aku berlindung kepadaTuhanku dan Tuhanmu dari semua perbuatan orang sombong yang tidak percaya terhadap hari pembalasan”.
Kedua, ya Allah, dengan perampasan kekuasaan paksaan-Mu, dan dengan cepatnya bantuan kemenangan-Mu, dan dengan kefanatikan-Mu terhadap pelanggaran laranganmu dan dengan perlindungan-Mu terhadap orang yang meminta perlindungan dengan kebesaran-Mu.
Ketiga, kami memohon Ya Allah Yang Maha Mendengar, Yang Maha Dekat, Yang Maha Mengabulkan, Yang Maha Cepat, Yang Maha Pendendam,Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, Yang Maha Perkasa, Engkau Ya Allah yang tidak bisa dilemahkan oleh kekuasaan para diktator dan tidak sulit bagi-Nya kehancuran orang-orang yang murtad dari para raja dan kaisar.
Keempat, jadikanlah tipu daya orang yang melakukannya ke lehernya sendiri, dan muslihat orang yang melakukannya kembali kepada dia sendiri, dan jadikanlah orang yang menggali lobang untuk kami, dia sendiri yang terperosok di dalamnya, dan siapa yang memasang jaringan tipu muslihat, jadikan dia sendiri yang tergiring, terperangkap dan tertahan di dalamnya.
Oleh : Kiai Ainur Rofiq al Amin