KULIAHALISLAM.COM – Mazhab merupakan ragam corak pemikiran Islam yang lahir sebagai hasil dari interaksi ajaran Islam dengan situasi dan kondisi yang mengitarinya. Selama ini kelompok Ahlu Sunnah Wal Jama’ah mengenal 4 mazhab besar dalam Islam, yakni Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali.
Namun Syaikh Wahbah Az Zuhaili ahli fikih asal Suriah menambahkan 4 mazhab lainnya dalam kitab Al Fiqh Al Islamiy Wa Adillatuhu. 4 Mazhab tersebut adalah Jakfari, Zaidiy, Zhahiri dan Ibadi.
Syaikh Wahbah Zuhaili pengarang Kitab Al Fiqh Al Islamiy Wa Adillatuhu (bincangsyariah.com) |
8 Mazhab yang disebutkan oleh Syaikh Wahbah masih ada penganutnya sampai sekarang ada juga yang sudah punah. Mazhab Jakfari dan Zaidi menganut sekte Syiah. Zahiri masih termasuk ke dalam Ahlu Sunnah Wal Jama’ah sempat populer di Andalusia dan punah pada abad ke-8 M.
Sedangkan Ibadi dalam sejarahnya merupakan salah satu sekte dari firqoh Khawarij. Walaupun merupakan pecahan Khawarij, namun Ibadi jauh dari kesan ekstrem. Mazhab Ibadi dominan di negara Oman.
Penasaran dengan 8 mazhab tersebut? Mari kita ulas satu per satu.
1. Mazhab Hanafi
Mazhab Hanafi mempunyai Imam Mazhab yang bernama Abu Hanifah. Nama asli Abu Hanifah adalah Nu’man bin Tsabit bin Zuwatha Al Kufi. Pengikut Mazhab Hanafi disebut dengan Ahnaf. Abu Hanifah lahir di Persia pada tahun 80 H. dan wafat tahun 150 H. Beliau merupakan generasi atba’ut tabi’in. Sebagian ulama mengatakan beliau termasuk tabi’in karena pernah bertemu Anas bin Malik dan meriwayatkan hadits darinya.
Abu Hanifah menggunakan 5 sumber dalam metode pengambilan hukumnya. Al Qur’an, Sunnah, Ijmak, Qiyas dan Istihsan. Istihsan merupakan metode yang menjadi ciri khas dari Imam Abu Hanifah. Tempat tinggal beliau yang jauh dari Madinah membuatnya agak sulit mendapatkan hadits. Oleh karena itu beliau menggunakan istihsan dalam berbagai persoalan.
Istihsan secara bahasa adalah menganggap baik sesuatu. Praktiknya adalah mengubah ketentuan suatu hukum kepada hukum lainnya berdasarkan dalil lain yang dianggap kuat. Misalnya Umar bin Khattab yang tidak memotong tangan seorang pencuri karena si pencuri adalah orang yang kelaparan. Umar berpindah dari satu dalil ke dalil lainnya.
Imam Abu Hanifah berguru kepada Hammad bin Abi Sulaiman selama 18 tahun. Murid-murid Imam Abu Hanifah diantaranya: Abu Yusuf Ya’qub bin Ibrahim Al Kufi, Muhammad bin Hassan Asy Syaibani, Abul Huzail Zufar bin Huzail bin Qais Al Kufi, Al Hassan bin Ziyad Al Lu’lu’i,
Mazhab Hanafi populer dianut di daerah Asia Selatan seperti Afghanistan.
2. Mazhab Maliki
Mazhab Maliki didirikan oleh Malik bin Anas bin Abu Amir Al Asbahi. Malik bin Anas lahir di Madinah pada masa Dinasti Umayyah masa Walid bin Abdul Malik dan wafat pada masa Dinasti Abbasiyah masa kepemimpinan Al Rasyid. Seumur hidupnya Imam Malik tinggal di Madinah.
Karya Magnum Opus Imam Malik adalah Kitab Al Muwaththa’. Beliau adalah ahli dalam bidang hadits dan fiqh. Sumber hukum yang dijadikan landasan metode pengambilan hukum oleh Imam Malik yakni Al Qur’an, Sunnah, Ijmak, Qiyas, Amal Penduduk Madinah, Qaul Sahabat, Maslahah Mursalah, Istihsan, Sadd Dzari’ah dan Syar’u man Qablana.
Guru-guru Imam Malik diantaranya Abdul Rahman bin Hurmuz, Nafi’ Maula Ibnu Umar, Ibnu Syihab Az Zuhri, Rabi’ah bin Abdul Rahman. Adapun murid-murid Imam Malik diantaranya Abdurrahman bin Qasim, Abdullah bin Wahb, Asyhab bin Abdul Aziz Al Qaisi dll.
Mazhab Maliki populer di Afrika Utara dan Spanyol saat masih dikuasai umat Islam.
3. Mazhab Syafi’i
Mazhab Syafi’i merupakan mazhab yang dinisbatkan kepada Abu Abdullah Muhammad bin Idris Asy Syafi’i Al Hasyimi Al Quraisyi. Imam Syafi’i bertemu nasabnya kepada Rasulullah SAW di kakeknya Abdu Manaf. Beliau lahir di Gaza Palestina pada tahun 150 H. dan wafat pada tahun 204 H. di Mesir. Pada masa kecilnya Imam Syafi’i tinggal di Mekkah dan belajar di sana. Pengikut mazhab Imam Syafi’i disebut dengan Syafi’iyah.
Imam Syafi’i hanya menjadikan Al Qur’an, As Sunnah, Ijmak dan Qiyas sebagai sumber dari metode pengambilan hukumnya. Imam Syafi’i menolak sumber-sumber lain seperti istihsan, maslahah mursalah, amal penduduk Madinah dll. Ulama Baghdad menjuluki Imam Syafi’i sebagai penolong As Sunnah. Hal ini karena di tangan Imam Syafi’i mendapat kedudukan yang penting setelah Al Qur’an.
Imam Syafi’i berguru kepada Muslim bin Khalid Al Zanji dan Imam Malik bin Anas. Adapun murid-murid Imam Syafi’i diantaranya Imam Ahmad bin Hanbal, Yusuf bin Yahya Al Buwaithi, Abi Ibrahim, Ismail bin Yahya Al Muzani, Ar Rabi’ bin Sulaiman bin Abdul Jabbar Al Muradi, Harmalah bin Yahya bin Harmalah, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam.
4. Mazhab Hanbali
Imam Mazhab Hanbali adalah Ahmad bin Hanbal Asy Syaibani. Beliau lahir dan wafat di Baghdad Irak. Imam Ahmad sempat mengembara untuk menuntut ilmu. Beliau sempat belajar kepada Imam Syafi’i rahimahullah. Pengikut Mazhab Hanbali disebut Hanabilah. Selain ahli fikih, beliau juga ahli hadits. Kitabnya menjadi salah satu dari Kutubus Sittah yakni Musnad Ahmad.
Imam Ahmad dikenal sebagai sosok korban mihnah atau inkuisisi oleh rezim Muktazilah. Mihnah adalah hukuman yang diberikan karena perbedaan keyakinan. Dalam rezim Muktazilah, Al Qur’an diyakini sebagai makhluk. Imam Ahmad menolak megatakan hal tersebut dan tetap pada pendirian bahwa Al Qur’an adalah kalam Allah.
Metode ijtihadnya hampir sama dengan Imam Syafi’i karena beliau adalah murid Imam Syafi’i. Murid Imam Ahmad antara lain Shalih bin Ahmad bin Hanbal, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, Ahmad bin Muhammad bin Hani’ Al Khurasani, Abdul Malik bin Abdul Hamid bin Mahran Al Maimuni, Ahmad bin Muhammad Ibnu Hajjaj.
5. Mazhab Zahiri
Pendiri dari Mazhab ini adalah Abu Sulaiman Dawud bin Ali Al Asfahani Az Zahiri. Dawud Az Zahiri lahir di Kufah pada tahun 202 H. dan meninggal di Baghdad pada tahun 270 H. Mazhab Zahiri kemudian dikembangkan oleh Abu Muhammad Ali bin Sai’d bin Hazm Al Andalusy (384-406 H.) yang dikenal dengan Ibnu Hazm.
Sebagaimana namanya, Mazhab Zahiri hanya berpegang pada tekstual nash Al Quran dan Sunnah, serta menolak penggunaan akal seperti qiyas, istihsan, sadd dzari’ah, maslahah mursalah. Jika tidak ada nash, mazhab Zahiri menggunakan istishab atau ibahah ashliyah. Mazhab Zahiri juga masih menerima ijmak asalkan disepakati oleh seluruh ulama atau ijmak sahabat.
Contoh dari pendapat mereka adalah pengharaman bejana dari emas dan perak hanyalah untuk minum. Pengharaman riba hanya pada enam jenis yang disebutkan dalam hadits. Shalat Jum’at hanya di masjid kampung. Istri yang kaya bertugas menafkahi suami yang miskin. Madzhab ini telah tersebar luas di Andalus. Pada abad ke-5 H, ia mulai merosot dan akhirnya pupus pada kurun ke-8 H.
6. Mazhab Zaidi
Mazhab Zaidi merupakan mazhab dengan tokoh sentral Zaid bin Ali Zainal Abidin Ibnu Husain. Zaid bin Ali merupakan Imam kelompok Syiah pada zamannya. Beliau ahli fiqh dan telah menulis kita Fiqh berjudul Al Majmu’. Para pengikutnya disebut Zaidiyah dan menjadi salah satu sekte Syiah yang masih ada sampai saat ini.
Perbedaan kelompok Zaidiyah dengan Syiah mainstream adalah Zaid tidak menolak pelantikan Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Usman bin Affan sebagai khalifah. Dia hanya menjunjung Ali bin Abi Thalib lebih tinggi dibanding 3 khalifah sebelumnya. Hal ini membuatnya ditolak oleh sebagian pemeluk Syiah. Syiah yang menolaknya disebut rafidhah.
Fiqh mazhab Zaidiyah mirip dengan fiqh Ahlus Sunnah, walaupun tetap ada perbedaan seperti tidak boleh menyapu khuf, haram sembelihan orang non Islam dan haram menikahi wanita Ahlul Kitab. Jika Syiah Imamiyah membolehkan Mut’ah, maka Zaidiyah melarang Nikah Mut’ah. Syiah Zaidiyah mempunyai banyak pengikut di Yaman.
7. Mazhab Jakfari
Mazhab ini dicetuskan oleh Abu Abdullah Ja’far Ash Shadiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain. Adapun tokoh yang berperan dalam menyebarluaskan Mazhab ini adalah Ibnu Farrukh Al Qummi. Mazhab Jakfari menjadi pegangan fikih kelompok Syiah Imamiyah.
Ciri khas dari fikih kelompok Syiah adalah meletakkan Imam mereka dalam posisi sentral. Mereka hanya percaya hadits yang diriwayatkan Imam mereka. Mereka menerima ijmak jika Imam mereka menjadi salah satu pesertanya. Walaupun begitu, Fikih Jakfari mirip dengan fikih Syafi’i, kecuali dalam 17 perkara. Salah satunya soal nikah mut’ah.
Perbedaan lainnya adalah kelompok Syiah menambah lafaz azan dengan Asyhadu Anna Aliyyan Waliyyullah dan Hayya ‘alaa Khairil ‘Amal. Syiah Imamiyah hari ini banyak tersebar di Irak dan Iran. Bahkan Iran menjadi Republik Islam dengan mayoritas penduduknya menganut mazhab ini.
8. Mazhab Ibadiyyah
Mazhab ini disandarkan kepada Abdullah bin Ibadh At Tamimiy. Adapun yang mempopulerkan mazhab ini adalah Jabir bin Zaid. Menurut para ahli mereka merupakan pecahan dari kelompok Khawarij. Walaupun kelompok Ibadiyyah sendiri menolak disebut Khawarij karena sikapnya yang moderat.
Usul fiqh lbadiyyah sama seperti usul madzhab-madzhab lain yang berpegang kepada Al-Qur’an, As-Sunnah, ijma, qiyas, istidlal, atau istinbath dengan semua cara termasuk istihsan, istishlah, mashalih mursalah, istishhab, qaul ash’Shahabi, dan lain-lain.
Madzhab ini masih diikuti di daerah Oman, Afrika Timur [Tanzania), Aljazair, Libya, dan Tunisia.