Penulis: M. Khariza Al Chaqin Sahputra*
Biografi Singkat Ibnu Bajjah
Ibn Bajjah, juga dikenal dengan nama lengkapnya Abu Bakr Muhammad ibn Yahya ibn al-Sa’id ibn Bajjah, adalah seorang filsuf dan ilmuwan Muslim yang hidup pada abad ke-11 Masehi. Ia lahir sekitar tahun 1095 di kota Saragossa, yang saat itu menjadi bagian dari Al-Andalus (Spanyol Muslim). Ibnu Bajjah dikenal di dunia Barat dengan nama Avempace.
Ibn Bajjah tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan pengetahuan dan kebudayaan. Ia belajar banyak disiplin ilmu, termasuk matematika, astronomi, fisika, musik, dan filsafat. Ia juga memiliki minat khusus dalam ilmu kedokteran dan menjadi tabib terkenal di masa hidupnya.
Pada bidang filsafat, Ibn Bajjah dipengaruhi oleh Aristoteles dan filsuf Muslim sebelumnya, seperti Al-Farabi dan Ibn Sina. Ia mengembangkan pemikirannya sendiri dalam berbagai topik filsafat, termasuk etika, logika, metafisika, dan politik. bn Bajjah juga dikenal sebagai seorang penyair dan musisi yang mahir. Ia menciptakan puisi dan music.
Ibnu Bajjah meninggal sekitar tahun 1138 di Saragossa. Warisannya terus mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran di dunia Islam, serta memberikan kontribusi penting dalam perpindahan pengetahuan dari dunia Muslim ke Eropa Barat pada Abad Pertengahan.
Konsep Rasionalitas Ibnu Bajjah
Ibn Bajjah menekankan pentingnya rasionalitas dan logika dalam memperoleh pengetahuan yang benar. Ia mengajarkan bahwa penalaran logis dan analisis kritis diperlukan untuk memahami realitas dengan lebih baik. Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan logika dan penalaran untuk memecahkan masalah, membuat keputusan, dan memahami hubungan sebab-akibat. Misalnya, ketika kita mengevaluasi argumen atau membuat kesimpulan berdasarkan premis yang ada, kita menggunakan prinsip-prinsip logika yang serupa dengan yang diajarkan oleh Ibn Bajjah.
Beliau menganggap bahwa pemikiran rasional juga memegang peranan penting dalam memperoleh pengetahuan. Ia menekankan pentingnya logika, penalaran, dan analisis kritis dalam proses pemikiran. Dengan menggunakan akal sehat dan penalaran yang tepat, manusia dapat mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang fenomena dan membedakan antara kebenaran dan kesalahan.
Beliau juga mengajarkan bahwa manusia harus menggunakan daya rasional mereka dalam pengambilan keputusan. Dia menekankan pentingnya berpikir logis, mengevaluasi konsekuensi, dan mempertimbangkan fakta dan bukti sebelum membuat keputusan. Dalam melakukan hal ini, manusia dapat menghindari kesalahan penalaran dan membuat keputusan yang lebih rasional.
Manfaat Berpikir Secara Rasional
Ibn Bajjah memberikan penekanan yang kuat pada pentingnya berfikir rasional dalam pemikirannya. Baginya, berfikir rasional memiliki beberapa kepentingan yang mendasar sebagai berikut:
Pencarian Kebenaran
Ibn Bajjah meyakini bahwa berfikir rasional merupakan alat yang kuat dalam mencari kebenaran. Melalui pemikiran rasional, manusia dapat menganalisis informasi, menguji argumen, dan membedakan antara kebenaran dan kesalahan. Berfikir rasional memungkinkan manusia untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang realitas dan memperoleh pengetahuan yang benar.
Pengembangan Pemahaman
Berfikir rasional membantu mengembangkan pemahaman manusia tentang berbagai konsep dan ide. Ibn Bajjah berpendapat bahwa akal manusia memiliki potensi untuk memahami prinsip-prinsip universal dan konsep-konsep yang lebih abstrak. Dengan menggunakan pemikiran rasional, manusia dapat menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia di sekitarnya, serta memperluas cakrawala pemikiran mereka.
Pengembangan Etika dan Moralitas
Ibn Bajjah menghubungkan berfikir rasional dengan perkembangan etika dan moralitas. Menurutnya, pemikiran rasional membantu manusia memahami nilai-nilai moral yang mendasari tindakan dan keputusan mereka. Dengan menggunakan pemikiran rasional, manusia dapat mempertimbangkan implikasi etis dari tindakan mereka, mempraktikkan keadilan, dan menjalani kehidupan yang bertanggung jawab.
Dalam pemikiran Ibn Bajjah, berfikir rasional memegang peranan penting dalam pencarian kebenaran, pengembangan pemahaman, pengambilan keputusan yang baik, dan perkembangan etika. Berfikir rasional memberikan kerangka kerja yang kritis dan logis dalam berpikir, membantu manusia mencapai pemahaman yang lebih dalam, dan memungkinkan mereka hidup dengan bijaksana dan bertanggung jawab.
Referensi
- Ferdiawan, Feri. “Konsep Kebahagiaan Dalam Perspektif Ibnu Bajjah,” 2021. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/58081.
- Habiba Abror, Robby, Muhammad Taufik, Diana Sari, Faizal Ansori, Indarwati, Isfaroh, Kholilur Rohman, dkk. Refleksi Filosofis Atas Teologi Dan Politik Islam: Kajian Filsafat Islam. Yogyakarta: FA Press, 2018.
- Sitorus, Masganti, dan Muhammad Idris. “Kepribadian Manusia Menurut Ibn Bajjah.” Analytica Islamica 1, no. 1 (2012).
- Zaini, Ahmad. “Telaah Pemikiran Ibn Bajjah.” FIKRAH: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan 3, no. 1 (2015).
*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Program Studi Akidah dan Filsafat Islam.