Dalam beberapa dekade terakhir, isu terorisme sering kali menyeret nama Islam ke dalam narasi yang penuh stigma. Beberapa kelompok ekstremis menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai pembenaran atas tindakan kekerasan mereka, yang kemudian diperparah oleh media dan opini publik yang menyamaratakan ajaran Islam sebagai sumber kekerasan. Namun, apakah benar Al-Qur’an mendukung tindakan terorisme? Artikel ini akan membongkar salah kaprah tersebut dengan menganalisis konteks ayat-ayat yang sering disalahgunakan.
Islam Agama Kedamaian, Bukan Kekerasan
Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang, keadilan, dan perdamaian. Kata “Islam” sendiri berasal dari kata “salama”, yang berarti damai. Dalam banyak ayat, Al-Qur’an sering menyerukan kepada umat manusia agar hidup rukun dan saling menghormati, terlepas dari perbedaan keyakinan. Ada banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menegaskan pentingnya keadilan, kasih saying, dan toleransi, seperti:
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ ٩٠
“Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberikan bantuan kepada kerabat. Dia (juga) melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu selalu ingat.” (QS. An-Nahl: 90)
Ayat di atas dengan jelas menunjukkan bahwa ajaran Islam menekankan pada kebaikan dan melarang permusuhan. Konteks ini sangat bertolak belakang dengan prinsip ekstremis yang sering menggunakan kekerasan tanpa pandang bulu. Maka, bagaimana mungkin Al-Qur’an bisa dijadikan dasar untuk tindakan terorisme?
Salah Kaprah Ayat yang Disalahgunakan
Kelompok ekstremis sering kali menggunakan sebagian potongan ayat untuk membenarkan tindakan mereka. Salah satu ayat yang sering dikutip oleh kelompok ini adalah:
وَاقْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ وَاَخْرِجُوْهُمْ مِّنْ حَيْثُ اَخْرَجُوْكُمْ… ١٩١
“Bunuhlah mereka (yang memerangimu) di mana pun kamu jumpai dan usirlah mereka dari tempat mereka mengusirmu…” (QS. Al-Baqarah: 191)
Sekilas, jika membaca potongan ayat ini saja, Al-Qur’an terlihat seperti mendukung kekerasan maupun pembunuhan terhadap pihak tertentu. Namun, ini adalah contoh salah kaprah yang serius. Namun, ayat ini memiliki hubungan munasabah dengan ayat sebelumnya:
وَقَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ ١٩٠
“Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-Baqarah: 190)
Dalam ayat ini konteksnya jelas, berbicara tentang melawan mereka yang menyerang terlebih dahulu. Bahkan, ada penegasan agar kaum Muslimin tidak melampaui batas, karena Allah tidak menyukai kezaliman. Dan jika dipahami lebih mendalam, ayat 190 hingga 193 membicarakan tentang perang defensif, yaitu melawan pihak yang terlebih dahulu menyerang dan menzalimi kaum Muslimin. Ini membuktikan bahwa ayat tersebut tidak bisa dijadikan sebagai dalil untuk menyerang siapa pun tanpa alasan yang jelas.
Memahami Konteks Ayat Al-Qur’an
Al-Qur’an diturunkan dalam konteks tertentu dan dalam situasi yang beragam. Untuk memahami ayat-ayatnya, kita harus mengetahui asbab al-nuzul (sebab-sebab turunnya ayat) dan latar belakang historisnya.
Dalam kasus ayat-ayat tentang perang, banyak di antaranya turun pada masa ketika umat Islam menghadapi ancaman nyata dari kaum musyrik Makkah. Pada masa itu, umat Islam terpaksa berperang untuk mempertahankan diri, bukan untuk memperluas wilayah atau memaksakan agama. Perang dalam Islam juga memiliki aturan yang cukup ketat, seperti: 1) Tidak boleh membunuh wanita, anak-anak, atau orang tua, 2) Tidak boleh merusak tempat ibadah, dan 3) Tidak boleh menyerang kecuali dalam keadaan diserang terlebih dahulu. Aturan-aturan ini menunjukkan bahwa Islam sama sekali tidak mengajarkan tindakan kekerasan sembarangan, apalagi terorisme yang menargetkan orang-orang tidak bersalah.
Selain itu, dalam tafsir klasik dan modern dari ulama yang kredibel menunjukkan bahwa ayat-ayat perang tidak pernah dimaksudkan sebagai pembenaran untuk terorisme atau kekerasan terhadap orang yang tidak bersalah. Sebaliknya, Islam mengajarkan untuk hidup berdampingan secara damai dengan siapa saja, selama tidak ada ancaman atau permusuhan yang nyata.
Mengapa Salah Kaprah ini Terjadi?
Salah kaprah terhadap ayat-ayat Al-Qur’an ini biasanya terjadi karena adanya dua faktor utama:
Manipulasi oleh Kelompok Ekstremis
Kelompok ekstremis sering kali memanipulasi teks agama untuk membenarkan tindakan mereka. Mereka mengambil sebagian kecil ayat tanpa melihat secara keseluruhan konteksnya, sehingga maknanya menjadi melenceng.
Kurangnya Pemahaman Agama
Banyak orang Muslim maupun non-Muslim yang tidak memahami Al-Qur’an secara mendalam. Akibatnya, ketika ayat tertentu dikutip di luar konteks, muncul generalisasi bahwa Islm identik dengan kekerasan.
Selain itu, media juga memiliki peran dalam memperbesar salah kaprah ini. Berita-berita tentang tindakan kekerasan oleh kelompok yang mengatasnamakan Islam sering kali diperlihatkan tanpa menjelaskan bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan ajaran Islam.
Pesan Damai Al-Qur’an yang Harus Ditegaskan
Agama Islam mengajarkan pengikutnya untuk menjunjung tinggi perdamaian dan menghormati kehidupan. Salah satu ayat yang menegaskanhal ini adalah:
مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا ۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ ٣٢
“Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia. Sungguh, rasul-rasul Kami benar-benar telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Kemudian, sesungguhnya banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.” (QS. Al-Ma’idah: 32)
Ayat di atas menunjukkan betapa berharganya nyawa manusia dalam pandangan Islam. Membunuh tanpa alasan yang benar adalah dosa besar yang setara dengan membunuh seluruh manusia yang ada di muka bumi. Larang pembunuhan dalam ayat ini bertujuan untuk meniadakan tindakan pembunuhan yang biasanya dilakukan oleh kaum teroris.
Peran Muslim dalam Meluruskan Salah Kaprah
Sebagai seorang Muslim, kita memiliki tanggung jawa untuk meluruskan kesalahpahaman ini. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meluruskan salah kaprah terhadap penggalan ayat yang digunakan sebagai pembenaran tindakan kelompok ekstremis, di antaranya yaitu:
Memperdalam Pemahaman tentang Al-Qur’an
Memahami Al-Qur’an secara utuh, termasuk konteks historis dan tafsirnya, adalah langkah awal untuk melawan narasi ekstremis.
Menyebarkan Pesan Perdamaian
Umat Islam harus proaktif menyebarkan ajaran Islam tentang kasih sayang dan toleransi, baik melalui diskusi, tulisan, maupun media sosial.
Menjadi Teladan yang Baik
Akhlak dan perilaku seorang Muslim adalah cerminan dari ajaran Islam itu sendiri. Dengan menunjukkan sikap damai dan toleran, kita bisa membantu mematahkan stereotip negatif terhadap Islam.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah kaprah terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang dikaitkan dengan terorisme muncul karena pemahaman yang keliru atau manipulasi oleh kelompok tertentu. Padahal, Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang dan perdamaian. Oleh karena itu, mari jadikan Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi untuk menciptakan dunia yang damai, penuh kasih, dan jauh dari kekerasan.