Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mendukung perkembangan sosial, emosional dan etis siswa. Secara sederhana disebutkan juga bahwa pendidikan karakater ini merupakan suatu pelatihan sikap dari kecil baik terhadap anak-anak, baik dari tingkah laku anak itu maupun sikap anak itu.
Adanya orang tua di dalam keluarga tersebut menjadi wadah penting didalam suatu pembentukan karakter anak. Sebagai seorang pendidik, orang tua harus mengerti terhadap apa yang di akan di ajarkan kepada anak.
Sebelum memasuki masa sekolah anak tersebut membentuk karakternya dengan cara mengikuti contoh-contoh dari kegiatan yang dilakukan dalam keluarga termasuk orang tua. Didalam lingkungan keluarga ada disebut juga dengan nilai religius, nilai religius merupakan suatu keyakinan kepada tuhan YME serta patuh kepada ajaran-ajaran agama yang berasal dari Al-Qur’an dan Hadits.
Dalam membentuk suatu karakter religius sangat penting bagi orang tua karena hal ini sangat penting untuk mempengaruhi internalisasi nilai-nilai religius anak. Misalnya orang tua sangat berperan aktif dalam mencontohkan anak dalam beribadah, berbicara tentang nilai-nilai ilmu agama, serta mendidik mereka dalam prinsip keagamaan pasti dapat menghasilkan bentuk-bentuk karakter yang hebat pada anak.
Pendidikan religius dalam suatu keluarga yang di ajarkan dari sederhana hingga rumit, bahkan pendidikan reeligius dituntut untuk tidak memiliki batasan namun mengajak keluarga berfikir secara ilmiah dan rasional.
Pendidikan religius merupakan suatu landasan yang harus di ajarkan kepada anak baik dalam kandungan hingga mereka dewasa, penerapan nilaii-nilai religius merupakan hal yang sangat penting yang harus di ajarkan orang tua dan orang tua juga lah yang nantinya akan mempengaruhi karakter anak.
Anak akan memiliki nilai religius yang kuat apabila anak sudah dibiasakan dari sejak kecil karena pada usia dini merupakan masa-masa dimana anak tersebut bisa menyerap dengan mudah segala apa yang dia lihat, dengar dan dirasakan.
Berikut ini merupakan suatu pembentukan nilai religius yang dilakukan anak:
Nilai nilai ibadah
Nilai-nilai ibadah merupakan suatu upaya memberikan pemahaman kepada anak mengenai ibadah dan tujuannya.
Nilai akidah yang lurus
Nilai aqidah yang lurus harus di ajarkan kepada anak dengan tujuan agar anak tersebut terbiasa dalam melakukan penghayatan dalam beribadah sehingga tumbuh kesadaran pada diri setiap anak.
Nilai akhlak
Hubungan akhlak dengan nilai religius ini yaitu dengan adanya nilai akhlak dapat melatih dan membiasakan anak dalam membentuk nilai karakter yang baik. Memberikan keteladanan yang baik merupakan salah satu faktor yang penting untuk mengimplementasikan pendidikan religius anak dalam lingkungan keluarga.
Interaksi yang positif disetiap para anggota keluarga mempunyai dampak yang kuat dalam membentuk nilai-nilai agama pada anak usia dini. Ketika orang tua dan keluarga berkomunikasi dengan hati yang lembut dan sabar, mempraktekkan nilai-nilai agama pada lingkungan sehari-hari, dan menunjukkan penghargaan terhadap agama, anak tersebut akan cenderung mengingat dan meniru perilaku tersebut. adapun beberapa cara agar anak bisa membentuk nilai religius didalam lingkungan keluarga, yaitu :
Mengajarkan ibadah dan do’a secara teratur,
Yaitu mengajak anak tersebut beribadah dan berdo’a apabila kita ingin mengerjakan sholat
Membaca kitab suci Al-Qur’an secara bersama-sama
Dengan tujuan agar anak tersebut bisa membaca Al-Qur’an ketika ia sudah dewasa
Mengajarkan moral dan etika
Dengan diajarkan nya moral dan etika anak akan cenderung memahami dan mengetahui tentang akhlak dan sopan santun terhadap orang lain
Mengawasi sikap anak
Pengawasan yang dilakukan guna untuk mendidik anak menjadi orang yang lebih baik, dan lebih berguna untuk semua orang dan menjadi suatu kebiasaan didalam kehidupannya.
Demi menimbulkan rasa religius anak dalam keluarga maka orang tua harus bersabar, menjadi teladan yang baik untuk anak-anaknya, dan membangun komunikasi yang baik, jika orang tua lebih memahami sikap anak secara mendalam maka mereka akan mengetahui apa yang diinginkan dan dirasakan anak itu serta bisa memberikan saran yang baik kepada anaknya.
Terkadang ada orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya dan tidak memperdulikan anaknya, hal itu dapat menjadi rangsangan terhadap minat belajar anak. anak akan merasa kesepian dan kurangnya percaya diri baik ketika ia sedang sekolah, dirumah atau bersama teman-teman nya. anak juga akan menjadi agresif dan tidak bisa mengontrol emosionalnya dan juga dapat berdampak pada prestasi siswa. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang menjadi faktor dalam penghambat untuk membentuk karakter anak yaitu:
Orang tua
- Sibuk nya orang tua dapat menjadi salah satu faktor penghambat bagi anak dalam proses terbentuknya karakter, banyak sekali orang tua yang selalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga mereka kurang memperhatikan anaknya dan kurang sekali kasih sayang pada anak, bahkan terkadang bicara saja mereka jarang apalagi memberikan perhatian.
- Kurangnya keteladanan dari orang tua dirumah, sehingga anak akan sulit untuk memiliki karakter yang baik, baik bagi dirinya sendiri atau bertamu ketika kerumah orang. orang tua kurang mencontohkan hal yang baik kepada anak, karena pada saat anak masih kecil yang paling sering ditiru oleh anaknya adalah orang tuanya. Apabila orang tua jarang mengerjakan shalat lima waktu, maka anak nya juga akan seperti itu dan mungkin hampir tidak melakukannya
Keterbatasan waktu belajar ketika disekolah
Waktu belajar yang menyesuaikan dengan kurikulum yang harus memiliki titik capai kognitif, afektif dan psikomotorik, akan tetapi afektif ini sering dilakukan.
Lingkungan
Dalam proses tumbuh kembang anak, lingkungan sangat berpengaruh bagi nilai-nilai religius pada dirinya, karena dilingkungan mereka saling berinteraksi dan bersosialisasi satu sama lain dengan teman sebaya.
Perilaku anak yang berada dilingkungan berkaitan dengan lingkungan keluarga karena jika pengajaran yang dilakukan orang tuanya kurang, maka pada saat dilingkungan anak tersebut juga memiliki sosialisasi yang kurang. Dengan memahami poin-poin diatas, maka akan membentuk keluarga yang religius baik akan agama, sosial ataupun moral.