Penulis: Qoriatun Nafiah*
Abstrak
Alquran dan Hadis merupakan dua sumber utama ajaran dalam Islam. Meskipun keduanya memiliki peran penting dalam membimbing umat Islam, terdapat perbedaan signifikan antara keduanya.
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan perbedaan mendasar antara Alquran dan Hadis dalam konteks keagamaan Islam.
Alquran, kitab suci Islam, dianggap sebagai wahyu langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Alquran merupakan panduan utama bagi umat Islam dalam segala aspek kehidupan, termasuk ibadah, moralitas, hukum, dan akhlak.
Sementara itu, Hadis adalah catatan mengenai perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW yang menjadi sumber kedua dalam ajaran Islam setelah Alquran.
Hadis memberikan penjelasan lebih lanjut tentang cara menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam, serta memberikan contoh konkret dari implementasi ajaran Alquran dalam kehidupan sehari-hari.
Perbedaan utama antara Alquran dan Hadis terletak pada sifat wahyu dan otoritasnya. Alquran dianggap sebagai wahyu langsung dari Allah SWT, sedangkan Hadis merupakan penjelasan dan implementasi dari ajaran Alquran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.
Meskipun demikian, baik Alquran maupun Hadis dianggap sebagai sumber ajaran Islam yang suci dan otoritatif. Keduanya memainkan peran penting dalam membentuk pemahaman dan praktik umat Islam dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran agama.
Pendahuluan
Pemahaman yang mendalam tentang pentingnya Alquran dan Hadis sebagai dua sumber utama ajaran Islam menjadi landasan yang tak tergantikan bagi umat Muslim di seluruh dunia.
Sebagai wahyu pertama dan terakhir dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, Alquran adalah kitab suci yang mengandung petunjuk, hukum, dan nilai-nilai yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia.
Sementara Hadis, sebagai catatan ucapan, perbuatan, dan persetujuan Nabi, memberikan penjelasan, konteks, dan aplikasi praktis atas ajaran Alquran.
Kedua sumber ini saling melengkapi dan menyempurnakan satu sama lain, membentuk pondasi ajaran Islam yang kokoh dan komprehensif. Alquran memberikan prinsip-prinsip dasar dan nilai-nilai moral yang abadi, sementara Hadis memberikan penjelasan rinci, contoh nyata, dan panduan praktis untuk mengimplementasikan ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Pentingnya Alquran dan Hadis terletak pada kemampuannya untuk memberikan arahan spiritual, moral, sosial, dan hukum yang relevan dan aplikatif dalam berbagai konteks zaman dan tempat.
Sebagai sumber utama ajaran Islam, keduanya memainkan peran krusial dalam membentuk identitas dan pandangan hidup umat Muslim serta memberikan solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi dalam kehidupan modern.
Dengan memahami dan mengaplikasikan ajaran Alquran dan Hadis, umat Islam diharapkan mampu mengembangkan karakter yang kuat, moralitas yang tinggi, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan umat manusia secara keseluruhan.
Oleh karena itu, eksplorasi dan pemahaman yang lebih dalam terhadap Alquran dan Hadis menjadi penting bagi setiap individu Muslim yang mengharapkan petunjuk dan keberkahan dalam menjalani kehidupan mereka.
Pengertian Alquran
Secara etimologi (Bahasa) Alquran berasal dari Bahasa Arab yaitu bentuk jamak dari isim mashdar dari kata قرأ – يقرأ أ – قرآنا yang mengandung arti bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang.
Secara terminologi (istilah) adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat, dan disampaikan secara mutawatir dari Allah SWT dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari atas perantara malaikat jibril.
Pengertian Alquran menurut para ulama sebagai berikut
Syeikh Muhammad Khudari Beik
Alquran merupakan firman Allah SWT dalam bentuk berbahasa arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dipahami isinya dan disampaikan kepada umatnya dengan cara mutawarir ditulis dalam mjushaf yang dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas.
Muhammad Ali As-Shabuni
Alquran merupakan firman Allah SWT yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan penutup para nabi dan rasul, dengan perantara malaikat jibril AS, ditulis pada mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir.
Mempelajari dan membaca Alquran merupakan ibadah dan Alquran dimulai dari surah al-Fatihah dan ditutup dengan surah an-Nas.
Dr. Subhi As-Salih
Alquran merupakan kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya bernilai ibadah.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Alquran adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara Malaikat Jibril dan disampaikan melalui jalan mutawatir, ditulis dalam mushaf dan membacanya adalah ibadah.
Nama-nama Alquran
Al-Huda (Sebagai Petunjuk)
Alquran sebagai petunjuk terdiri dari 3 jenis yaitu petuntuk bagi manusia secara umum, petunjuk bagi orang yang bertakwa dan pentunjuk bagi orang yang beriman. Dijelaskan dalam Alquran alam Surah Al-Baqarah ayat 285 juz 2.
Al-Furqan (Sebagai Pembeda)
Al-Furqan sebagai pembeda ini terkait dengan yang hak dan yang bathil atau yang benar dan yang salah. Dengan adanya nama ini kita dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang benar karena sudah karena dalam Alquran sudah dijelaskan semuanya.
As-Syifa (Sebagai Penyembuh)
As-Syifa ini berarti Alquran sebagai penyembuh atau obat dari berbagai macam persoalan. Penyakit yang ada pada manusia itu bukan hanya penyakit fisik melainkan penyakit hati. Maka Alquran ini diturunkan juga sebagai penyembuh dari segala penyakit yang ada pada manusia. InsyaAllah.
Pengertian Hadis
Hadis dibagi menjadi dua sebagai berikut
Hadis Nabawi adalah semua hadis yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik perkataan (qauli), perbuatan (fi’li), maupun ketetapan (taqrir).
Contoh hadis Nabawi : Hadis menjaga lisan
عَن أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ يَزِلُ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
Artinya : Dari Abu Hurairah RA ia berkata bahwa dia mendengar Rasulullah SAW bersabda : ‘‘Sesungguhnya seorang hamba yang berbicara dengan satu kalimat, dimana dengan satu kalimat itu ia akan tergelincir ke dalam neraka lebih jauh dari timur dan barat.’’
Hadis Qudsi adalah firman Allah yang disampaikan kepada Nabi SAW di dalam mimpi atau dengan jalan ilham, lalu Nabi SAW menerangkan apa yang disampaikan itu kepada umatnya dengan ibarat atau susunan perkataannya sendiri. Hadis Qudsi itu dinamakan juga Hadis Ilahi atau Hadis Rabbani.
Contoh Hadis Qudsi :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” قَالَ اللَّهُ: أَنْفِقْ يَا ابْنَ آدَمَ، أُنْفِقْ عَلَيْكَ
Artinya : Diriwayatkan dari Abi Hurairah RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, berinfaklah wahai anak adam, (jika kamu berbuat demikian) Aku memberi infak kepada kalian.”
Perbedaan Alquran, Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi
Alquran
- Lafaz dan makna dari Allah SWT
- Tidak boleh diriwayatkan hanya dengan makna
- Berfungsi sebagai mukjizat
- Diperintah untuk membaca, baik paham atau tidak paham dengan artinya
Hadis Nabawi
- Makna dari Allah SWT, lafaz dari Nabi
- Boleh diriwayatkan hanya dengan makna
- Tidak diperintahkan untuk dibaca sebagai ibadah. Tapi dipahami, dihayati dan diamalkan.
Hadis Qudsi
- “Firman Allah”. Nabi hanya menceritakan saja, dengan alasan :
- Selalu disandarkan kepada Allah SWT, sehingga disebut hadis Ilahi
- Selalu memuat dlamir mutakalim “ana”, yaitu Allah SWT
- Sanadnya berakhir kepada Allah SWT
- Lafaz dari Nabi seperti hadis biasa, makna dari Allah via mimpi atau ilham
*) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Editor: Adis Setiawan